Selasa, 18 November 2025
spot_img

Tagih Proyek Tak Kunjung Dibayar, Kontraktor Nekat Bongkar Drainase

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sebuah ekskavator berukuran sedang tampak bekerja sejak Senin (17/11) pagi di Jalan Hasan Basri, Kecamatan Sail. Di bawah arahan seorang pria bernama Genk, alat berat itu membongkar drainase kecil yang membentang di tengah jalan, menarik perhatian warga dan pengguna jalan.

Lokasi pembongkaran berada tak jauh dari Bundaran Keris, hanya beberapa puluh meter dari persimpangan Pattimura–Diponegoro. Suara mesin yang meraung-raung membuat arus kendaraan tersendat, sebab drainase yang dibongkar berada tepat di jalur alternatif kawasan tersebut.

Belakangan diketahui, pria yang memimpin pembongkaran merupakan kontraktor yang mengerjakan sejumlah proyek kecil milik Pemerintah Kota Pekanbaru. Kepada wartawan, Genk mengaku sudah menyelesaikan lima proyek. Namun hingga pagi itu, belum satu pun dibayarkan.

Baca Juga:  79 Sepeda Motor Terjaring Patroli Blue Light

Dengan suara bergetar, ia mengungkapkan kekecewaannya karena lebih dari setahun menunggu haknya. Modal yang ia keluarkan habis tersangkut, sehingga usahanya ikut terhambat. “Kami bangun untuk rakyat pakai uang sendiri, tapi tidak dibayar. Masa harus menunggu sampai dua tahun,” keluhnya.

Meski menyebut dua tahun, Genk kemudian menjelaskan drainase yang ia bongkar itu dikerjakan pada Juni 2024. Ia khawatir jika pembayaran tak segera dilakukan bulan ini, prosesnya bisa molor hingga tahun depan. “Kalau tidak dibayar juga, tahun depan sudah dua tahun hitungannya,” ujarnya pasrah.

Ia menegaskan aksinya bukan untuk merusak, melainkan bentuk luapan emosi setelah berulang kali menunggu tanpa kepastian. Ia berharap seluruh pekerjaan yang sudah diselesaikan segera dibayarkan.

Baca Juga:  Zulhelmi Arifin Jabat Pj Sekko Pekanbaru, Diminta Selesaikan TB dan Gaji THL

Ketua Fraksi Golkar DPRD Pekanbaru, Roni Amriel, menyesalkan peristiwa ini. Menurutnya, aksi kontraktor yang membongkar proyek tidak akan terjadi jika tidak ada tunda bayar (TB). Ia menilai Pemko harus belajar dari kasus ini karena rekanan adalah pihak yang diberdayakan untuk menggerakkan ekonomi.

“Kontraktor ini harusnya dibantu agar usahanya berkembang, bukan malah dipaksa memodali kegiatan pemerintah karena pembayaran tak kunjung turun. Ke depan jangan ada lagi tunda bayar,” tegasnya.(end)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sebuah ekskavator berukuran sedang tampak bekerja sejak Senin (17/11) pagi di Jalan Hasan Basri, Kecamatan Sail. Di bawah arahan seorang pria bernama Genk, alat berat itu membongkar drainase kecil yang membentang di tengah jalan, menarik perhatian warga dan pengguna jalan.

Lokasi pembongkaran berada tak jauh dari Bundaran Keris, hanya beberapa puluh meter dari persimpangan Pattimura–Diponegoro. Suara mesin yang meraung-raung membuat arus kendaraan tersendat, sebab drainase yang dibongkar berada tepat di jalur alternatif kawasan tersebut.

Belakangan diketahui, pria yang memimpin pembongkaran merupakan kontraktor yang mengerjakan sejumlah proyek kecil milik Pemerintah Kota Pekanbaru. Kepada wartawan, Genk mengaku sudah menyelesaikan lima proyek. Namun hingga pagi itu, belum satu pun dibayarkan.

Baca Juga:  Warga: Kalau Tetap Dirumah Makan Kami Bagaimana?

Dengan suara bergetar, ia mengungkapkan kekecewaannya karena lebih dari setahun menunggu haknya. Modal yang ia keluarkan habis tersangkut, sehingga usahanya ikut terhambat. “Kami bangun untuk rakyat pakai uang sendiri, tapi tidak dibayar. Masa harus menunggu sampai dua tahun,” keluhnya.

Meski menyebut dua tahun, Genk kemudian menjelaskan drainase yang ia bongkar itu dikerjakan pada Juni 2024. Ia khawatir jika pembayaran tak segera dilakukan bulan ini, prosesnya bisa molor hingga tahun depan. “Kalau tidak dibayar juga, tahun depan sudah dua tahun hitungannya,” ujarnya pasrah.

- Advertisement -

Ia menegaskan aksinya bukan untuk merusak, melainkan bentuk luapan emosi setelah berulang kali menunggu tanpa kepastian. Ia berharap seluruh pekerjaan yang sudah diselesaikan segera dibayarkan.

Baca Juga:  Kapolresta Pekanbaru Luncurkan Aplikasi Presisi di Mapolsek Tampan

Ketua Fraksi Golkar DPRD Pekanbaru, Roni Amriel, menyesalkan peristiwa ini. Menurutnya, aksi kontraktor yang membongkar proyek tidak akan terjadi jika tidak ada tunda bayar (TB). Ia menilai Pemko harus belajar dari kasus ini karena rekanan adalah pihak yang diberdayakan untuk menggerakkan ekonomi.

- Advertisement -

“Kontraktor ini harusnya dibantu agar usahanya berkembang, bukan malah dipaksa memodali kegiatan pemerintah karena pembayaran tak kunjung turun. Ke depan jangan ada lagi tunda bayar,” tegasnya.(end)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sebuah ekskavator berukuran sedang tampak bekerja sejak Senin (17/11) pagi di Jalan Hasan Basri, Kecamatan Sail. Di bawah arahan seorang pria bernama Genk, alat berat itu membongkar drainase kecil yang membentang di tengah jalan, menarik perhatian warga dan pengguna jalan.

Lokasi pembongkaran berada tak jauh dari Bundaran Keris, hanya beberapa puluh meter dari persimpangan Pattimura–Diponegoro. Suara mesin yang meraung-raung membuat arus kendaraan tersendat, sebab drainase yang dibongkar berada tepat di jalur alternatif kawasan tersebut.

Belakangan diketahui, pria yang memimpin pembongkaran merupakan kontraktor yang mengerjakan sejumlah proyek kecil milik Pemerintah Kota Pekanbaru. Kepada wartawan, Genk mengaku sudah menyelesaikan lima proyek. Namun hingga pagi itu, belum satu pun dibayarkan.

Baca Juga:  Harga Bahan Pokok Masih Stabil

Dengan suara bergetar, ia mengungkapkan kekecewaannya karena lebih dari setahun menunggu haknya. Modal yang ia keluarkan habis tersangkut, sehingga usahanya ikut terhambat. “Kami bangun untuk rakyat pakai uang sendiri, tapi tidak dibayar. Masa harus menunggu sampai dua tahun,” keluhnya.

Meski menyebut dua tahun, Genk kemudian menjelaskan drainase yang ia bongkar itu dikerjakan pada Juni 2024. Ia khawatir jika pembayaran tak segera dilakukan bulan ini, prosesnya bisa molor hingga tahun depan. “Kalau tidak dibayar juga, tahun depan sudah dua tahun hitungannya,” ujarnya pasrah.

Ia menegaskan aksinya bukan untuk merusak, melainkan bentuk luapan emosi setelah berulang kali menunggu tanpa kepastian. Ia berharap seluruh pekerjaan yang sudah diselesaikan segera dibayarkan.

Baca Juga:  Warga: Kalau Tetap Dirumah Makan Kami Bagaimana?

Ketua Fraksi Golkar DPRD Pekanbaru, Roni Amriel, menyesalkan peristiwa ini. Menurutnya, aksi kontraktor yang membongkar proyek tidak akan terjadi jika tidak ada tunda bayar (TB). Ia menilai Pemko harus belajar dari kasus ini karena rekanan adalah pihak yang diberdayakan untuk menggerakkan ekonomi.

“Kontraktor ini harusnya dibantu agar usahanya berkembang, bukan malah dipaksa memodali kegiatan pemerintah karena pembayaran tak kunjung turun. Ke depan jangan ada lagi tunda bayar,” tegasnya.(end)

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari