LUKA politik masa lalu yang berhubungan dengan pemberontakan komunis yang gagal (G 30 S/PKI), masih menjadi tema favorit bagi sebagian pengarang Indonesia di masa kini. Bukan hanya oleh mereka yang pernah mengalaminya, tetapi juga oleh generasi terbaru yang tak pernah mengalaminya secara langsung, dan hanya mendapatkan cerita dari buku sejarah maupun dari orang tua mereka.
LUKA politik masa lalu yang berhubungan dengan pemberontakan komunis yang gagal (G 30 S/PKI), masih menjadi tema favorit bagi sebagian pengarang Indonesia di masa kini. Bukan hanya oleh mereka yang pernah mengalaminya, tetapi juga oleh generasi terbaru yang tak pernah mengalaminya secara langsung, dan hanya mendapatkan cerita dari buku sejarah maupun dari orang tua mereka.
Benito Mussolini, yang sebelumnya menjadi pendukung sosialisme dengan cita-cita masyarakat tanpa kelas, sudah mempelajari persoalan kebebasan berpikir dan kemanusiaan ini dari karya begitu banyak filsuf yang dibacanya.
LUKA politik masa lalu yang berhubungan dengan pemberontakan komunis yang gagal (G 30 S/PKI), masih menjadi tema favorit bagi sebagian pengarang Indonesia di masa kini. Bukan hanya oleh mereka yang pernah mengalaminya, tetapi juga oleh generasi terbaru yang tak pernah mengalaminya secara langsung, dan hanya mendapatkan cerita dari buku sejarah maupun dari orang tua mereka.
Benito Mussolini, yang sebelumnya menjadi pendukung sosialisme dengan cita-cita masyarakat tanpa kelas, sudah mempelajari persoalan kebebasan berpikir dan kemanusiaan ini dari karya begitu banyak filsuf yang dibacanya.
LUKA politik masa lalu yang berhubungan dengan pemberontakan komunis yang gagal (G 30 S/PKI), masih menjadi tema favorit bagi sebagian pengarang Indonesia di masa kini. Bukan hanya oleh mereka yang pernah mengalaminya, tetapi juga oleh generasi terbaru yang tak pernah mengalaminya secara langsung, dan hanya mendapatkan cerita dari buku sejarah maupun dari orang tua mereka.
Benito Mussolini, yang sebelumnya menjadi pendukung sosialisme dengan cita-cita masyarakat tanpa kelas, sudah mempelajari persoalan kebebasan berpikir dan kemanusiaan ini dari karya begitu banyak filsuf yang dibacanya.
LUKA politik masa lalu yang berhubungan dengan pemberontakan komunis yang gagal (G 30 S/PKI), masih menjadi tema favorit bagi sebagian pengarang Indonesia di masa kini. Bukan hanya oleh mereka yang pernah mengalaminya, tetapi juga oleh generasi terbaru yang tak pernah mengalaminya secara langsung, dan hanya mendapatkan cerita dari buku sejarah maupun dari orang tua mereka.
Benito Mussolini, yang sebelumnya menjadi pendukung sosialisme dengan cita-cita masyarakat tanpa kelas, sudah mempelajari persoalan kebebasan berpikir dan kemanusiaan ini dari karya begitu banyak filsuf yang dibacanya.