PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) memperingati Milad ke-17 dengan menggelar acara tasyakuran yang sarat makna kemanusiaan. Bertepatan dengan Hari Arafah, Kamis (5/6), kegiatan ini dirangkai dengan pemberian santunan kepada puluhan anak yatim piatu dari lingkungan kampus, masyarakat sekitar, serta panti asuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Acara yang berlangsung di Lobi Gedung Rektorat Kampus Utama Umri, Jalan Tuanku Tambusai, ini dihadiri oleh jajaran pimpinan kampus, Badan Pembina Harian (BPH), Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau, organisasi otonom Muhammadiyah, sivitas akademika, dan keluarga besar Umri. Kehadiran anak-anak yatim menjadi sentuhan haru yang menguatkan semangat berbagi dan kepedulian sosial dalam suasana penuh keberkahan.
Wakil Rektor III Umri, Dr. Jufrizal Syahri, M.Si., yang mewakili Rektor dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas perjalanan Umri selama 17 tahun. Ia menilai usia 17 merupakan simbol kedewasaan dan titik penting untuk menegaskan komitmen universitas dalam mencetak generasi yang unggul, Islami, dan berkemajuan.
“Ini bukan sekadar perayaan, melainkan momen refleksi dan rasa syukur atas ikhtiar kita membangun pendidikan bermutu. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membersamai perjalanan Umri hingga hari ini,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua BPH Umri, Prof. Dr. M. Nazir, M.A., menegaskan pentingnya momentum Hari Arafah sebagai hari yang penuh rahmat untuk memperkuat nilai-nilai spiritual dan kebersamaan.
“Di hari yang mulia ini, kita berpuasa, berbagi, dan berdoa bersama. Semoga seluruh amal baik hari ini tercatat sebagai ibadah yang diridhai Allah SWT,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh perwakilan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau, Dr. H. Sutarmo, M.A., yang menyebut usia 17 Umri sebagai buah dari kerja keras dan amal saleh sejak awal pendiriannya.
“Kita patut bersyukur, karena hari ini Umri berdiri kokoh sebagai bagian dari perjuangan dakwah Muhammadiyah di bidang pendidikan,” ungkapnya.
Acara ditutup dengan penyerahan santunan secara simbolis kepada anak-anak yatim, dilanjutkan dengan buka puasa bersama dan salat magrib berjemaah. Suasana kebersamaan yang hangat dan penuh empati menjadi penanda bahwa perjalanan Umri bukan hanya soal akademik, tetapi juga tentang kebermanfaatan sosial bagi sesama.