TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) – Warga Perumahan Hijau, Lingkungan III, RW 1, RT 05, Sinambek, Kecamatan Kuantan Tengah, Senin (24/2) heboh. Pasalnya seorang warga yang berstatus sebagai guru SMPN 4, Kecamatan Kuantan Tengah, bernama Juniwarti (52) meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan.
Korban meninggal di dalam kamar rumahnya dengan luka sayat di bagian leher. Riau Pos yang sampai pukul 09.00 WIB melihat warga sekitar sudah ramai mengerumuni sekitar rumah korban. Satu unit ambulans sudah berada di lokasi, lalu meninggalkan lokasi kejadian.
Anggota Polsek Kuantan Tengah Saidina Ali yang berada di lokasi dan tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian mengatakan, dari keterangan anak korban yang masih duduk dibangku sekolah, mendengar cekcok antara kedua orang tuanya. Karena sudah sering terjadi, anak korban diam saja di kamar lainnya.
Tapi pagi-pagi, ayah nya sekitar pukul 07.00 WIB buru-buru pergi meninggalkan rumah dengan sepeda motor. Anak korban, kemudian melihat ke kamar orang tuanya dan mendapatkan ibunya sudah bersimbah darah.

Ketua RT 05 Perumahan Hijau, Lingkungan III Sinambek, Kuantan Tengah Susilo Hendri mengakui tidak tau persis kejadian itu. Dia tau dari warga sekitar sekitar pukul 08.40 WIB.
“Saat kami masuk ke dalam rumah, korban mengalami luka bagian leher dan sudah meninggal,” katanya.
Kejadian itu, benar-benar membuat heboh masyarakat setempat dan Kuansing umumnya. Siswa SMPN 4 Kuantan Tengah bersama beberapa orang guru yang mendampingi terlihat bersedih. Ada yang terlihat menangis tersedu-sedu.
Di depan kamar jenazah, telihat Kepala Sekolah SMPN 4 Kuantan Tengah Novita Dewi SPd yang mencoba kuat menahan duka kepergian rekan sejawatnya itu.
Namun Novita mencoba sedikit bercerita tentang sosok temannya. “Ibu Warti itu (panggilan Juniwarti) orang yang sangat baik,” kata Novita yang menunggu jenazah temannya itu.
Juniwarti, lanjut Novita, di sekolah adalah Wakil Kepala Sekolah. Dia juga mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris untuk anak-anak didiknya dengan baik.
Juniwarti, salah satu rekannya yang sudah cukup lama mengajar di SMPN 4 Kuantan Tengah, sekitar 10 tahun. “Dia sosok yang ramah, suka membantu. Saya kaget mendapatkan kepergiannya yang tragis,” katanya.
Meninggalnya Juniwarti diduga kuat akibat perbuatan suaminya EA yang kabur usai kejadian. Ini pun diperkuat dengan keterangan anak korban Z yang ada di dalam rumah dan sebelum kejadian mendengar keduanya cekcok.
Hendri menambahkan, korban memiliki tiga orang anak. Anak pertama bersekolah di Kota Madinah, yang kedua di Pekanbaru dan yang ketiga masih duduk di MAN 1 Teluk Kuantan kelas II.
Teka-teki siapa yang menjadi dalang dibalik meninggalnya Juniwarti, mulai terjawab. Dari hasil olah TKP polisi, keterangan anak korban, saksi-saksi, mengarah kepada suami korban berinisial EA.
Kapolres Kuansing AKBP Angga Febrian Herlambang SIK SH yang dikonfirmasi membenarkan peristiwa pembunuhan itu. Polisi langsung melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi.
Kuat dugaan, kalau korban tewas akibat perbuatan suaminya EA yang kabur usai kejadian dan masih dicari. “Kami belum bisa menyimpulkan apa yang menjadi penyebabnya (korban dibunuh,red). Tetapi korban mengalami luka serius di bagian leher. Sementara kuat dugaan ke arah suami korban yang lari setelah kejadian di rumah,” ujarnya.
Kapolres melalui Kasat Reskrim AKP Shiton SIK MH lebih jauh menyebut kronologi kejadian yang menghebohkan masyarakat Kuansing Senin pagi itu.
Menurut Shilton, peristiwa ini diketahui pertama kali sekitar pukul 07.05 WIB. Berdasarkan keterangan saksi Z. Saksi mendengar suara sepeda motor yang dikendarai ayahnya melaju kencang keluar pagar rumah. Saat itu, Z yang hendak berangkat sekolah tertahan di dalam kamar karena hujan.
Setelah mendengar suara motor, Z keluar kamar dan menemukan ibunya dalam keadaan tidak bernyawa dengan luka parah di bagian leher. Menyadari kejadian mengerikan tersebut, Z segera meminta pertolongan kepada tetangganya, M.
Saksi M yang mendatangi rumah korban melihat kondisi Juniwarti sudah tidak bernyawa dengan luka parah di kamar tidurnya. Dalam keadaan panik, M langsung memberi tahu warga sekitar.
Tim Sat Reskrim Polres Kuansing yang dipimpin KBO Sat Reskrim Iptu Romlan segera melakukan olah TKP dan mengamankan barang bukti. Memeriksa dan menggali keterangan dari saksi-saksi, mengamankan sebilah pisau dengan panjang sekitar 40 cm yang ditemukan di kamar mandi di bawah wastafel, dan mengupayakan autopsi korban di RS Bhayangkara Polda Riau untuk mengetahui penyebab kematian secara pasti.
“Fakta-fakta yang ditemukan di TKP menunjukkan korban diduga meninggal akibat sayatan pisau, dengan kondisi leher hampir putus,” papar Shilton.
Saat ini, Polres Kuansing terus melakukan penyelidikan intensif guna mengungkap motif pasti dan keberadaan terduga pelaku. Polisi juga mengimbau masyarakat yang memiliki informasi terkait kasus ini untuk segera melapor guna mempercepat proses penegakan hukum.
Dikpora Sampaikan Duka Mendalam
Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) Kuansing menyampaikan duka yang mendalam atas kepergian seorang guru sekaligus Wakil Kepala Sekolah SMPN 4 Kuantan Tengah Juniwarti SPd. Korban ditemukan meninggal di kediamannya.
Duka mendalam ini disampaikan Kepala Dinas Dikpora Kuansing H Herizon SPd MM. “Kami benar-benar tersentak kaget dengan kepergian beliau. Kami sangat kehilangan dan menyampaikan duka yang mendalam,” ungkap Herizon didampingi Plt Sekretaris Dikpora Zulmaswan SPd MM pada Riau Pos.
Juniwarti tidak saja sebagai wakil kepala sekolah. Tetapi dia juga seorang guru bahasa Inggris dan bendahara. Dia orang yang ramah, suka membantu dan cerdas. Segala tugas yang diamanahkan padanya, bisa diselesaikannya dengan baik. Bahkan saat menjadi bendahara sekolah, pelaporan penggunaan dana sekolah diselesaikannya dengan cepat dan sangat baik.
“Almarhumah guru yang hebat. Saya atas nama keluarga besar Dikpora dan guru, menyampaikan duka yang mendalam,” paparnya.
Begitu mendapatkan kabar duka itu, dia meminta Plt Sekretaris Dikpora Kuansing Zulmaswan melayat ke rumah duka hingga melepas keberangkatan jenazah ke rumah keluarganya di Pekanbaru.
Jenazah Juniwarti dilepas langsung Dikpora Kuansing dari RSUD Teluk Kuantan menuju rumah duka almarhumah di Jalan Ardat- Simpang Jalan Delima, Pekanbaru.
“Sekitar pukul 15.30 WIB kami yang langsung melepas jenazah almarhumah dari RSUD Teluk Kuantan ke Pekanbaru mewakil Dinas Dikpora Kuansing. Mudah-mudahan jenazah almarhumah mendapatkan syurga di sisi Allah SWT,”ujar Zulmaswan.(gem)