Jumat, 8 November 2024

Utamanya Bulan Suci Ramadan

- Advertisement -

Alhamdulli-lah Bulan Suci Ramadan Tahun 1445 Hijriah sedang kita jalani bersama saat ini. Kita benar-benar merasa bersyukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberi kesempatan kepada kita sehingga kita dapat menemui kembali bulan Suci Ramadan yang penuh berkah ini. Kita sangat yakin dengan sunnah Rasulullah SAW yang selalu kita dengar dari para mubaligh, bahwa “Barangsiapa yang menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan iman dan penuh perhitungan, maka ia akan diampuni oleh Allah SWT atas segala doa yang telah dlakukannya sehingga ia kembali suci bagaikan bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya.”

Kalau seandainya kita dapat membaca sejarah hidup kita sejak lahir sampai dengan saat ini pasti kita akan menemukan banyak sekali dosa yang pernah kita lakukan, baik dosa besar, maupun dosa kecil, dosa terang ataupun dosa tersembunyi, dosa yang dilakukan dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja, dosa kepada Tuhan maupun kepada sesama manusia. Andaikan Allah tidak mengampuni dosa kita, maka tidak akan ada seorang manusiapun yang akan masuk surga, karena surga itu tidak akan bisa dimasuki kecuali oleh orang-orang yang sudah suci dari segala noda dan dosa.

- Advertisement -

Kalau kita baca Al-Qur’an, maka dapatlah kita ketahui bahwa bahwa para Rasul pun yang diutus oleh Allah kepada manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan. Contoh sederhana dapat kita baca dalam surat Al-Baqarah ayat 30 – 38 tentang sejarah Nabi Adam AS yang berdosa karena memakan buah yang dilarang Allah bersama isterinya Siti Hawa, sehingga mereka berdua terpaksa keluar dari syurga yang penuh kenikmatan, dan tercampak ke bumi. Nabi Adam diturunkan Allah di India, sedangkan Siti Hawa diturunkan Allah di Jeddah Arab Saudi. Kononnya lebih dari seratus tahun Nabi Adam As mengembara mencari isterinya, dan pada akhirnya mereka dipertemukan Allah kembali di bukit Jabal Rahmah di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah ketika matahari sedang tergelincir ke ufuk Barat. Peristiwa itu diabadikan Allah dengan ibadah wukuf di padang Arfah tatkala kita melaksanakan ibadah Haji. Di padang Arafah inilah doa Nabi Adam dan Siti Hawa dikabulkan Allah sehingga mereka kembali suci seperti bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya.

Baca Juga:  IM3 Hadirkan Kampanye Semarakkan Bulan Suci Ramadan

Karena itulah agak para mubaliqh selalu mengingatkan para jema’ah yang hendak melaksanakan ibadah haji atau pun umrah, supaya jangan lupa untuk berdoa di tempat-tempat yang makbul doanya seperti di padang arafah ketika kita sedang melakanakan ibadah haji, atau di muntazam yaitu di antara Hajar Aswad dan pintu kaabah di Masjidil Haram di Kota Makah, atau di taman Raudah yaitu tempat antara maqam Rasulullah dan mimbar di Masjid Nabawi, di Kota Madinah. Apalagi kalau umrah dilaksanakan pada bulan Suci Ramadan.

Puasa di bulan Suci Ramadan memanglah istimewa dan sangat besar manfaatya, selain dijanjikan Allah untuk disucikan seperti sunnah Rasullullah SAW yang disebutkan di atas, juga melalui sunnah Rasul juga kita mendapat informasi bahwa ada sebuah pintu syurga yang disediakan khusus bagi orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadan bernama Ar-rayyan. Malaikat penjaga pintu syurga terkejut ketika sekolompok besar umat manusia tiba-tiba saja berkumpul di depan pintu syurga ini. Para malaikat bertanya ‘’Siapa kalian kok bisa sampai di sini tanpa melalui jembatan Siratul Mustaqim? Jembatan Siratul Mustaqim adalah sebuah jembatan yang lurus yang membentang dari Padang Mahsyar melintasi lembah neraka jahanam dan enam neraka lainnya dengan api yang sedang bergejolak. Neraka jahanaman adalah sebuah neraka yang tidak mempunyai pintu yang disediakan khusus bagi mereka yang mengingkari kitab suci Al-Qur’an. Barang Siapa yang dimasukkan ke neraka ini maka mereka tidak mempunyai peluang lagi untuk keluar dan akan tinggal di sana kekal abadi selamanya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Jelang Ramadan, Gepeng Ditertibkan

Ternyata Al-Qur’an sebagai kita suci umat islam dapat dijadikan sebagai indikator atau tolak ukur bagi seseorang yang disucikan Allah. Hal ini disebutkan Allah dalam surat Al-Waqiah ayat 77-80 yang artinya ‘’Sesungguhnya Al-Qur’an itu sangat mulia. Dalam kitab yang terpelihara. Tidak ada yang menyentuhnya, kecuali para hamba (Allah) yang disucikan. Yang diturunkan dari. Tuhan Seluruh Alam. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.

Oleh karena itulah selama bulan suci Ramadan ini kita sangat dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an minimal satu juz setiap malam sampai khatam. Paling tidak kita mendengar imam membaca Al-Qur’an dalam sholat tarawih supaya kita mendapat rahmat seperti firman Allah dalam surat Al Araf ayat 202 yang artinya “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat”. Itulah pertanda bahwa kita insha Allah sudah termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang disucikan Allah. Mudah-mudahan kita bisa kembali fitrah (disucikan) seperti bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya. Amin ya Rabbal Alamin. Walaupun umurnya sudah menanjak 70 tahun.

Firman Allah dalam surat Al-baqarah ayat 185 Allah telah berfirman yang artinya “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan pada bulan suci yang malam turunnya disebut dengan malam lailatul qadar yang lebih baik dari seribu bulan di Kota Suci Makkah Al-Mukaramah dan Madinatul Munawarah. Sungguh beruntunglah orang-orang yang membaca kitab suci Al-Qur’an di bulan suci Ramadhan di kota suci Makkah dan Madinah serta di malam Lailatul Qadar.
Wallahualam bissawab. ***

Oleh: Tengku Dahril, Rektor Institut Teknologi Perkebunan Pelalawan Indonesia

Alhamdulli-lah Bulan Suci Ramadan Tahun 1445 Hijriah sedang kita jalani bersama saat ini. Kita benar-benar merasa bersyukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberi kesempatan kepada kita sehingga kita dapat menemui kembali bulan Suci Ramadan yang penuh berkah ini. Kita sangat yakin dengan sunnah Rasulullah SAW yang selalu kita dengar dari para mubaligh, bahwa “Barangsiapa yang menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan iman dan penuh perhitungan, maka ia akan diampuni oleh Allah SWT atas segala doa yang telah dlakukannya sehingga ia kembali suci bagaikan bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya.”

Kalau seandainya kita dapat membaca sejarah hidup kita sejak lahir sampai dengan saat ini pasti kita akan menemukan banyak sekali dosa yang pernah kita lakukan, baik dosa besar, maupun dosa kecil, dosa terang ataupun dosa tersembunyi, dosa yang dilakukan dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja, dosa kepada Tuhan maupun kepada sesama manusia. Andaikan Allah tidak mengampuni dosa kita, maka tidak akan ada seorang manusiapun yang akan masuk surga, karena surga itu tidak akan bisa dimasuki kecuali oleh orang-orang yang sudah suci dari segala noda dan dosa.

Kalau kita baca Al-Qur’an, maka dapatlah kita ketahui bahwa bahwa para Rasul pun yang diutus oleh Allah kepada manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan. Contoh sederhana dapat kita baca dalam surat Al-Baqarah ayat 30 – 38 tentang sejarah Nabi Adam AS yang berdosa karena memakan buah yang dilarang Allah bersama isterinya Siti Hawa, sehingga mereka berdua terpaksa keluar dari syurga yang penuh kenikmatan, dan tercampak ke bumi. Nabi Adam diturunkan Allah di India, sedangkan Siti Hawa diturunkan Allah di Jeddah Arab Saudi. Kononnya lebih dari seratus tahun Nabi Adam As mengembara mencari isterinya, dan pada akhirnya mereka dipertemukan Allah kembali di bukit Jabal Rahmah di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah ketika matahari sedang tergelincir ke ufuk Barat. Peristiwa itu diabadikan Allah dengan ibadah wukuf di padang Arfah tatkala kita melaksanakan ibadah Haji. Di padang Arafah inilah doa Nabi Adam dan Siti Hawa dikabulkan Allah sehingga mereka kembali suci seperti bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Nikmati Menu Berbuka Masakan Nusantara di Grand Jatra Hotel

Karena itulah agak para mubaliqh selalu mengingatkan para jema’ah yang hendak melaksanakan ibadah haji atau pun umrah, supaya jangan lupa untuk berdoa di tempat-tempat yang makbul doanya seperti di padang arafah ketika kita sedang melakanakan ibadah haji, atau di muntazam yaitu di antara Hajar Aswad dan pintu kaabah di Masjidil Haram di Kota Makah, atau di taman Raudah yaitu tempat antara maqam Rasulullah dan mimbar di Masjid Nabawi, di Kota Madinah. Apalagi kalau umrah dilaksanakan pada bulan Suci Ramadan.

Puasa di bulan Suci Ramadan memanglah istimewa dan sangat besar manfaatya, selain dijanjikan Allah untuk disucikan seperti sunnah Rasullullah SAW yang disebutkan di atas, juga melalui sunnah Rasul juga kita mendapat informasi bahwa ada sebuah pintu syurga yang disediakan khusus bagi orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadan bernama Ar-rayyan. Malaikat penjaga pintu syurga terkejut ketika sekolompok besar umat manusia tiba-tiba saja berkumpul di depan pintu syurga ini. Para malaikat bertanya ‘’Siapa kalian kok bisa sampai di sini tanpa melalui jembatan Siratul Mustaqim? Jembatan Siratul Mustaqim adalah sebuah jembatan yang lurus yang membentang dari Padang Mahsyar melintasi lembah neraka jahanam dan enam neraka lainnya dengan api yang sedang bergejolak. Neraka jahanaman adalah sebuah neraka yang tidak mempunyai pintu yang disediakan khusus bagi mereka yang mengingkari kitab suci Al-Qur’an. Barang Siapa yang dimasukkan ke neraka ini maka mereka tidak mempunyai peluang lagi untuk keluar dan akan tinggal di sana kekal abadi selamanya.

Baca Juga:  Charger Jiwa dan Raga untuk Mencapai Surga-Nya

Ternyata Al-Qur’an sebagai kita suci umat islam dapat dijadikan sebagai indikator atau tolak ukur bagi seseorang yang disucikan Allah. Hal ini disebutkan Allah dalam surat Al-Waqiah ayat 77-80 yang artinya ‘’Sesungguhnya Al-Qur’an itu sangat mulia. Dalam kitab yang terpelihara. Tidak ada yang menyentuhnya, kecuali para hamba (Allah) yang disucikan. Yang diturunkan dari. Tuhan Seluruh Alam. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.

Oleh karena itulah selama bulan suci Ramadan ini kita sangat dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an minimal satu juz setiap malam sampai khatam. Paling tidak kita mendengar imam membaca Al-Qur’an dalam sholat tarawih supaya kita mendapat rahmat seperti firman Allah dalam surat Al Araf ayat 202 yang artinya “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat”. Itulah pertanda bahwa kita insha Allah sudah termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang disucikan Allah. Mudah-mudahan kita bisa kembali fitrah (disucikan) seperti bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya. Amin ya Rabbal Alamin. Walaupun umurnya sudah menanjak 70 tahun.

Firman Allah dalam surat Al-baqarah ayat 185 Allah telah berfirman yang artinya “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan pada bulan suci yang malam turunnya disebut dengan malam lailatul qadar yang lebih baik dari seribu bulan di Kota Suci Makkah Al-Mukaramah dan Madinatul Munawarah. Sungguh beruntunglah orang-orang yang membaca kitab suci Al-Qur’an di bulan suci Ramadhan di kota suci Makkah dan Madinah serta di malam Lailatul Qadar.
Wallahualam bissawab. ***

Oleh: Tengku Dahril, Rektor Institut Teknologi Perkebunan Pelalawan Indonesia

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari