PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Penelitian dosen Universitas Riau (Unri) di pesisir Kabupaten Bengkalis berhasil mengungkap keterkaitan antara kandungan bahan organik dalam sedimen dengan kelimpahan makrozoobentos atau biota dasar laut. Riset yang berlangsung sejak 17 Agustus hingga September 2025 ini dilakukan di perairan laut Desa Buruk Bakul dengan dukungan pendanaan dari DIPA Unri melalui Skema Riset Peningkatan Kapasitas Dosen Muda (RIPEKDOM).
Tim penelitian dipimpin oleh Sefni Hendris SSi MSi dengan anggota Prof Dr Dessy Yoswaty SP MSi, Ir Irvina Nurrachmi MSc, Ardi Gustri Purbata SP MSi, serta mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Mereka meneliti bagaimana aktivitas manusia, seperti konversi lahan mangrove menjadi tambak hingga pencemaran limbah, berdampak pada kualitas air dan struktur sedimen. Hal ini diyakini memengaruhi keanekaragaman hayati, khususnya makrozoobentos yang berfungsi sebagai bioindikator kesehatan ekosistem.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan bahan organik tinggi di sedimen berkaitan erat dengan variasi kelimpahan makrozoobentos, tergantung kondisi lingkungan dan fraksi sedimen. Melalui analisis laboratorium, tim menemukan pola keterkaitan penting yang dapat menjadi dasar pengelolaan pesisir.
Menurut Sefni Hendris, temuan ini diharapkan menjadi langkah awal pengembangan model bioindikator berbasis makrozoobentos. “Data ekologis ini penting untuk konservasi dan rehabilitasi pesisir, sekaligus dasar ilmiah bagi kebijakan pengelolaan sumber daya laut yang lebih baik,” ujarnya.
Lebih jauh, penelitian ini juga membuka peluang kolaborasi antar lembaga dan sektor terkait. Harapannya, hasil riset tak hanya bermanfaat untuk Kabupaten Bengkalis, tetapi juga menjadi referensi nasional dalam merancang kebijakan pengelolaan wilayah pesisir Indonesia yang berkelanjutan.(nto)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Penelitian dosen Universitas Riau (Unri) di pesisir Kabupaten Bengkalis berhasil mengungkap keterkaitan antara kandungan bahan organik dalam sedimen dengan kelimpahan makrozoobentos atau biota dasar laut. Riset yang berlangsung sejak 17 Agustus hingga September 2025 ini dilakukan di perairan laut Desa Buruk Bakul dengan dukungan pendanaan dari DIPA Unri melalui Skema Riset Peningkatan Kapasitas Dosen Muda (RIPEKDOM).
Tim penelitian dipimpin oleh Sefni Hendris SSi MSi dengan anggota Prof Dr Dessy Yoswaty SP MSi, Ir Irvina Nurrachmi MSc, Ardi Gustri Purbata SP MSi, serta mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Mereka meneliti bagaimana aktivitas manusia, seperti konversi lahan mangrove menjadi tambak hingga pencemaran limbah, berdampak pada kualitas air dan struktur sedimen. Hal ini diyakini memengaruhi keanekaragaman hayati, khususnya makrozoobentos yang berfungsi sebagai bioindikator kesehatan ekosistem.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan bahan organik tinggi di sedimen berkaitan erat dengan variasi kelimpahan makrozoobentos, tergantung kondisi lingkungan dan fraksi sedimen. Melalui analisis laboratorium, tim menemukan pola keterkaitan penting yang dapat menjadi dasar pengelolaan pesisir.
Menurut Sefni Hendris, temuan ini diharapkan menjadi langkah awal pengembangan model bioindikator berbasis makrozoobentos. “Data ekologis ini penting untuk konservasi dan rehabilitasi pesisir, sekaligus dasar ilmiah bagi kebijakan pengelolaan sumber daya laut yang lebih baik,” ujarnya.
Lebih jauh, penelitian ini juga membuka peluang kolaborasi antar lembaga dan sektor terkait. Harapannya, hasil riset tak hanya bermanfaat untuk Kabupaten Bengkalis, tetapi juga menjadi referensi nasional dalam merancang kebijakan pengelolaan wilayah pesisir Indonesia yang berkelanjutan.(nto)