RIAUPOS.CO – Banjir yang merendam badan Jalan Lintas Timur (Jalintim) Km 83 Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan mulai mengalami penyurutan yang cukup signifikan pada Sabtu (25/1). Tidak tanggung-tanggung, tinggi permukaan air yang telah menggenangi akses transportasi darat di badan jalan lintas provinsi ini turun hingga 10 sentimeter (cm). Akan tetapi, aparat kepolisian tetap menyarankan pengendara tak melintasi Jalintim, melainkan lewat jalur alternatif ke Telukkuantan.
Tren penurunan yang cukup menggembirakan tersebut akibat pengaruh level air Sungai Kampar yang kembali menyusut dampak berkurangnya intensitas curah hujan turun. Serta mulai terjadinya pengurangan bukaan pintu air waduk PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar.
“Ya alhamdulillah, ketinggian banjir yang menggenangi badan jalan, khususnya Jalintim, mulai mengalami penyurutan. Di mana berdasarkan pengukuran tim gabungan di lapangan, banjir pada titik terdalam yakni di km 83, terpantau setinggi 55 cm atau turun sekitar 10 cm dari ketinggian sehari sebelumnya,” terang Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Zulfan MSi kepada Riau Pos, Sabtu (25/1) di Pangkalan Kerinci.
Diungkapkan mantan Sekretaris Diskominfo Pelalawan ini bahwa meski tinggi permukaan mengalami penurunan, namun kondisi tersebut masih belum berdampak menyebabkan aktivitas warga dan juga arus lalu lintas menjadi berjalan normal. Pasalnya, permukaan air yang masih cukup tinggi hingga saat ini, masih cukup sulit dilalui kendaraan bermotor. Khususnya roda dua dan roda empat di Jalintim km 83 Desa Kemang Kecamatan, Pangkalan Kuras. Di mana ketinggian permukaan air saat ini di Jalan lintas Nasional tersebut mencapai 55 cm.
“Jadi, untuk sepeda motor dan kendaraan kecil masih tetap disarankan untuk tidak menerobos dan melintasi badan Jalintim Kilometer 83 Desa Kemang yang masih direndam air. Sehingga kondisi ini tidak berdampak menghambat kelancaran arus lalu lintas di jalan padat aktivitas tersebut,” paparnya.
Namun demikian, lanjut mantan Sekretaris Dinas Perikanan Pelalawan ini, pihaknya optimis dalam beberapa hari ke depan, banjir yang melanda 18 desa dan kelurahan di 6 kecamatan Kabupaten Pelalawan ini akan segera surut total.
“Kita optimis 4 hingga 5 hari ke depan banjir di Negeri Seiya Sekata ini, khususnya di Jalintim km 83, akan segera surut total. Selain dampak berkurangnya bukaan pintu waduk PLTA, intensitas curah hujan sejak 3 terakhir juga telah mulai berkurang,” ujarnya.
Dijelaskan Zulfan, dampak banjir tersebut, hingga saat imi masih memutus akses jalan darat sejumlah desa dan kelurahan. Sehingga aktivitas masyarakat hanya bisa ditempuh menggunakan alat transportasi air seperti sampan ataupun pompong. Bahkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Pelalawan telah menutup sejumlah jalan lintas umum masyarakat pengguna jalan.
Adapun sejumlah jalan yang terputus tersebut yakni akses jalan penghubung Dusun Muara Sako Kelurahan Langgam menuju Desa Lubuk Ogung Kecamatan Bandar Seikijang. Jalan ini tidak bisa lagi dilewati kendaraan masyarakat karena terendam air setinggi 10 cm hingga mencapai 1 meter dari sebelumnya mencapai 114 cm.
Kondisi serupa juga terjadi di dua desa di kecamatan Pangkalan Kerinci. Tepatnya di Desa Rantau Baru dan Kuala Terusan. Dua desa ini telah mulai terisolir akibat akses jalan tidak bisa lagi dilewati kendaraan masyarakat karena terendam air setinggi 10 cm hingga mencapai 75 cm dari sebelumnya 85 cm. Begitu juga dengan banjir di Desa Lubuk Kembang Bungo, Kecamatan Ukui juga masih tetap bertahan, dampak meluapnya debit air Sungai Nilo dengan ketinggian air yang merendam badan jalan saat ini berada pada angka sekitar 1 meter.
Kemudian banjir juga telah memutus badan Jalan Sultan Syarif Hasyim Kelurahan Kerinci Barat Kecamatan Pangkalan Kerinci atau tepatnya menuju kantor Bupati Pelalawan, dengan ketinggian air sekitar 50-60 cm dari sebelumnya 70 cm. Selanjutnya jalan koridor RAPP tepatnya di km 22 dan 23 ke arah jembatan penyeberangan ponton, Jalan simpang Lubuk Ogong Kecamatan Bandar Seikijang dengan ketinggian permukaan air antara 30-50 sentimeter. Penutupan itu dilakukan agar tidak membahayakan para pengendara kendaraan bermotor, khususnya roda dua. Dan terakhir, Jalintim km 83 Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras dengan ketinggian 55 cm dari sehari sebelumnya tingginya 65 cm. Meski demikian, ada daerah yang sebelumnya direndam banjir, saat ini telah surut total. Yakni banjir di Desa Lubuk Kembang Bunga dan Desa Air Hitam Kecamatan Ukui.
“Kita tetap terus mengimbau agar warga di daerah aliran sungai (DAS) di Pelalawan dapat terus meningkatkan kewaspadaan terhadap banjir. Dan kita juga tetap terus intens memantau perkembangan debit air sungai di Negeri Amanah ini. Sehingga bisa bergerak cepat melakukan langkah dan evakuasi, jika kondisi banjir kembali meningkat,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Kapolres Pelalawan, AKBP Afrizal Asri SIK menambahkan bahwa meski tinggi permukaan air yang merendam badan Jalintim telah mulai turun 10 cm, namun pihaknya masih menyarankan kendaraan roda 2 dan roda 4, untuk tidak memaksakan diri menerobos dan melintas di Jalintim, karena permukaan air masih tinggi. Sehingga masih disarankan melewati jalur alternatif lintas tengah Kabupaten Kuansing.
Pasalnya, masih ada tiga titik badan Jalintim Pelalawan yang terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi. Yakni Jalintim km 74 dan km 77-78 dengan tinggi air 10 – 15 cm. Dan terakhir Jalintim km 82 -83 merupakan titik banjir terparah dengan tinggi air mencapai 40 – 55 cm dari sebelumnya 65 cm.
Selain itu, imbauan ini juga mengingat kondisi badan Jalintim yang saat ini telah banyak mengalami kerusakan dan berlubang, sehingga kendaraan rawan terperosok yang menyebabkan kendaraan menjadi mati mesin atau mogok. Dan kondisi ini tentunya membutuhkan waktu cukup lama untuk mengevakuasi, sehingga menyebabkan berdampak kembali terjadinya antrean panjang kendaraan.
“Dan untuk antisipasi terjadinya penumpukan kendaraan, petugas gabungan yang berjaga di lokasi banjir di Jalintim masih menerapkan pola buka tutup jalan. Pasalnya, pembukaan akses satu jalur ini, masih dinilai cukup efektif untuk mengurai kemacetan, meski bergerak secara perlahan.
“Intinya, petugas gabungan akan tetap all out untuk melakukan pengaturan arus lalu lintas di lokasi banjir agar tidak terjadi stuck sehingga aktivitas moda transportasi dapat tetap bergerak,” tutupnya.(muh)
Laporan M AMIN AMRAN, Pelalawan