PELALAWAN (RIAUPOS.CO) – Banjir yang melanda Kabupaten Pelalawan menelan korban jiwa, Selasa (23/1). Dua anak meregang nyawa usai hanyut terbawa arus banjir yang cukup kuat. Keduanya ditemukan di aliran Sungai Kualo, Jalan Pulau Payung, Kelurahan Pangkalankerinci Kota, Kecamatan Pangkalankerinci.
Kepala Satuan (Kasat) Polisi Air AKP Ade Santoso saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya turut menurunkan tim bersama polsek setempat untuk melakukan evakuasi. Dua korban masing-masing Junaidi (13) dan Muhammad Refal (13) sebelumnya sempat bermain air di sekitar lokasi banjir.
“Awalnya ada saksi di sekitar lokasi melihat ada lima anak-anak sedang bermain di sekitar lokasi. Posisinya dekat anak sungai yang sudah surut. Namun kemudian hanyut ke arus yang deras. Saksi sempat juga melarang dan menyuruh kelima anak tersebut untuk segera pulang ke rumah,” sebut AKP Ade.
Beberapa menit kemudian saksi mendengar dari orang yang ada di sekitar TKP bahwa kelima anak tersebut hanyut di aliran sungai tempat mereka bermain. Kemudian dilakukan pencarian dan pertolongan oleh orang yang berada di sekitar TKP.
Dari hasil pencarian, dari lima anak, tiga di antaranya dapat diselamatkan. Dua lainnya ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri. Dengan dibonceng sepeda motor Bhabinkamtibmas, satu anak langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat dan satu anak lagi dibawa ambulans. “Setelah dilakukan pertolongan keduanya dinyatakan meninggal dunia,” ungkapnya.
Polsek setempat, sambung AKP Ade melakukan pengurusan administrasi ke rumah sakit. Jenazah korban kemudian diserahkan ke pihak keluarga untuk dikebumikan. Atas kasus ini, pihaknya mengimbau agar masyarakat selalu berhati-hati. Apalagi di musim penghujan saat ini. “Selalu hati-hati dan waspada. Terlebih di musim penghujan saat ini,” imbaunya.
Sejumlah Ruas Jalan di Rohil Rusak
Sementara itu, banjir yang melanda sebagian besar kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) tak hanya menimbulkan dampak terjadinya pengungsian warga, tapi sejumlah kerusakan akses dan infrastruktur jalan, maupun rumah masyarakat serta fasilitas umum lainnya juga terjadi.
Seperti di Kepenghuluan Sekeladi Hilir Kecamatan Tanah Putih. Di sini sejumlah rumah warga rusak berat karena banjir. “Ada satu unit rumah yang rusak berat, papan rumah patah, bagian belakang, dan dapur hanyut terbawa air,” kata Kepala BPBD Rohil Hari Darma Putra didampingi Sekretaris Edo Rendra melalui Fungsional Penata Penanggulangan Bencana Devita Trimaily, Selasa (22/1).
Devita mengatakan, tim yang turun ke Kecamatan Tanah Putih menemukan sejumlah kerusakan lantai rumah warga, kerusakan keramik lantai di rumah suluk termasuk juga kerusakan jalan dengan kondisi adanya lubang jalan yang cukup dalam.
“Untuk akses jalan rusak terdapat di lintas Sekeladi Hilir, di mana separuh bodi jalan amblas terbawa arus air dengan kedalaman tiga meter dan panjang sekitar 50 meter yang amblas,” kata Devita. ‘’Begitu juga terdapat kerusakan jalan di mana lubang jalan bertambah dalam karena lama terendam genangan air,’’ tambahnya.
Akses jalan rusak juga ditemui di lintas jalan Kepenghuluan Putat sepanjang lebih kurang 3,8 kilometer. Jalan lintas tersebut ada yang masih berupa timbunan sirtu (pasir batu). Karena terendam banjir sampai ketinggian satu meter, maka saat ini kondisinya sudah rusak karena pasir dan batunya hanyut terbawa air.
“Kerusakan akibat banjir beberapa ruas jalan juga terjadi di Kepenghuluan Teluk Nilap, Kecamatan Kubu Babussalam, Kepenghuluan Suak Air Hitam, Kecamatan Pekaitan, Kelurahan Ujung Tanjung, Sedinginan, Sekeladi, dan Sekeladi Hilir Kecamatan Tanah Putih,” kata Devita.
Secara umum terangnya untuk data kerusakan akibat banjir di kecamatan-kecamatan se-Rohil masih dalam proses pendataan. Warga terdampak banjir telah terjadi perubahan data, namun untuk wilayah terdampak masih sama dengan sebelumnya yakni sebanyak 12 kecamatan.
Ke-12 kecamatan tersebut adalah Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kecamatan Tanah Putih, Pujud, Rantau Kopar, Kubu, Tanjung Medan, Kubu Babussalam, Bangko, Bangko Pusako, Tanah Putih Tanjung Melawan, Simpang Kanan, dan Rimba Melintang.(das)
Laporan MUHAMMAD AMIN AMRAN dan ZULFADLI, Pangkalankerinci dan Bagansiapiapi