Minggu, 7 Juli 2024

Nasdem Isyaratkan Terima Gerindra di Koalisi Pemerintah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pertemuan-pertemuan politik jelang pelantikan presiden dan wakil presiden akhir pekan ini (20/10) makin sering dilakukan. Malam tadi (13/10), Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu di Permata Hijau Jakarta Selatan, kediaman Paloh.

 

- Advertisement -

Pertemuan itu menghasilkan tiga kesepakatan yang diberi judul Silaturahmi Kebangsaan. Yakni, perbaikan citra partai politik, mencegah dan melawan radikalisme, serta mengusulkan amandemen UUD 1945 secara menyeluruh.

Meskipun enggan memastikan soal kehadiran Gerindra di kabinet, namun isyarat koalisi itu semakin terang. "Mana ada masalah sama saya," ujar Paloh saat ditanya soal pendapat dia bila Gerindra masuk ke koalisi Jokowi-Ma’ruf.

Menurut dia, ketika semua sudah sama-sama memikirkan kepentingan nasional, maka semua akan berjalan dengan baik. Paloh juga menyatakan tidak ada pembicaraan soal kabinet dalam pertemuan tersebut. Dia beralasan, kedua pimpinan parpol memilih membahas tema yang lebih luas. Yakni soal parpol, radikalisme, dan amandemen UUD 1945.

- Advertisement -
Baca Juga:  Survei LKPI, Bamsoet Belum Mampu Goyang Airlangga

Secara normatif, kedua partai mencari kelebihan dan kekurangan masing-masing yang kemudian disatukan lewat gagasan-gagasan untuk pemerintahan ke depan. "Dan tidak hanya terbatas apakah ada dalam pemerintahan atau tidak," lanjut politikus 68 tahun itu.

Meskipun demikian, bukan berarti pihaknya akan menolak kehadiran Gerindra di koalisi Jokowi-Ma’ruf, termasuk di kabinet. Dia mempersilakan publik untuk menafsirkannya sendiri. "’Lihat saja suasana batin kita malam hari ini (kemarin, red)," tutur Paloh.

Pertemuan tadi malam meang berlangsung hangat dengan suasana yang akrab. Kedua politikus senior itu sama-sama alumnus Partai Golkar sebelum membentur partainya masing-masing. Prabowo tiba di kediaman Paloh sekitar pukul 18.30 menggunakan mobil Alphard bernopol B 108 PSD. Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangan kepada awak media saat tiba.

Prabowo tidak datang sendiri. Dia didampingi kedua Waketum Edhie Prabowo dan Sufmi Dasco Ahmad, serta Sekjen Ahmad Muzani. Sementara, Paloh menerima rombongan Prabowo bersama Ketua Dewan Pertimbangan Partai Siswono Yudo Husodo dan Sekjen Johnny G Plate.

Baca Juga:  Masyarakat Tanah Putih Peduli Anti Politik Uang Dideklarasikan

Paloh menjamu koleganya itu di ruang makan. Dalam foto yang didapat JPG dari Edhy Prabowo, tergambar suasana akrab setelah sesi makan malam. Bahkan, keduanya saling memanggil nama masing-masing, bukan dengan sebutan formal. Hampir dua jam keduanya berada di kediaman Paloh sebelum keluar menemui awak media.

Tiga kesepakatan yang diambil, pertama adalah kedua pimpinan parpol sepakat memperbaiki citra parpol. Caranya, dengan meletakkan kepentingan nasional di atas segala kepentingan lainnya. juga menjadikan persatuan nasional sebagai orientasi perjuangan.

Kemudian, keduanya sepakat untuk melakukan segala hal yang dianggap perlu untuk mencegah dan melawan segala tindakan radikalisme. Yakni, paham apapun yang dapat merongrong ideologi Pancasila dan konsensus dasar kebangsaan. Terakhir, Paloh dan Prabowo sepakat bahwa amandemen UUD 1945 harus dilakukan secara menyeluruh. Yakni, yang menyangkut kebutuhan tata kelola negara. Dikaitkan dengan tantangan yuang ada saat ini dan proyeksi kehidupan bangsa di masa depan. (byu/mar/jpg)

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pertemuan-pertemuan politik jelang pelantikan presiden dan wakil presiden akhir pekan ini (20/10) makin sering dilakukan. Malam tadi (13/10), Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu di Permata Hijau Jakarta Selatan, kediaman Paloh.

 

Pertemuan itu menghasilkan tiga kesepakatan yang diberi judul Silaturahmi Kebangsaan. Yakni, perbaikan citra partai politik, mencegah dan melawan radikalisme, serta mengusulkan amandemen UUD 1945 secara menyeluruh.

Meskipun enggan memastikan soal kehadiran Gerindra di kabinet, namun isyarat koalisi itu semakin terang. "Mana ada masalah sama saya," ujar Paloh saat ditanya soal pendapat dia bila Gerindra masuk ke koalisi Jokowi-Ma’ruf.

Menurut dia, ketika semua sudah sama-sama memikirkan kepentingan nasional, maka semua akan berjalan dengan baik. Paloh juga menyatakan tidak ada pembicaraan soal kabinet dalam pertemuan tersebut. Dia beralasan, kedua pimpinan parpol memilih membahas tema yang lebih luas. Yakni soal parpol, radikalisme, dan amandemen UUD 1945.

Baca Juga:  Usulan Penundaan Pemilu Pengaruhi Elektabilitas

Secara normatif, kedua partai mencari kelebihan dan kekurangan masing-masing yang kemudian disatukan lewat gagasan-gagasan untuk pemerintahan ke depan. "Dan tidak hanya terbatas apakah ada dalam pemerintahan atau tidak," lanjut politikus 68 tahun itu.

Meskipun demikian, bukan berarti pihaknya akan menolak kehadiran Gerindra di koalisi Jokowi-Ma’ruf, termasuk di kabinet. Dia mempersilakan publik untuk menafsirkannya sendiri. "’Lihat saja suasana batin kita malam hari ini (kemarin, red)," tutur Paloh.

Pertemuan tadi malam meang berlangsung hangat dengan suasana yang akrab. Kedua politikus senior itu sama-sama alumnus Partai Golkar sebelum membentur partainya masing-masing. Prabowo tiba di kediaman Paloh sekitar pukul 18.30 menggunakan mobil Alphard bernopol B 108 PSD. Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangan kepada awak media saat tiba.

Prabowo tidak datang sendiri. Dia didampingi kedua Waketum Edhie Prabowo dan Sufmi Dasco Ahmad, serta Sekjen Ahmad Muzani. Sementara, Paloh menerima rombongan Prabowo bersama Ketua Dewan Pertimbangan Partai Siswono Yudo Husodo dan Sekjen Johnny G Plate.

Baca Juga:  Survey Paling Tinggi, PKB Dukung Hafith-Erizal di Pilkada Rohul

Paloh menjamu koleganya itu di ruang makan. Dalam foto yang didapat JPG dari Edhy Prabowo, tergambar suasana akrab setelah sesi makan malam. Bahkan, keduanya saling memanggil nama masing-masing, bukan dengan sebutan formal. Hampir dua jam keduanya berada di kediaman Paloh sebelum keluar menemui awak media.

Tiga kesepakatan yang diambil, pertama adalah kedua pimpinan parpol sepakat memperbaiki citra parpol. Caranya, dengan meletakkan kepentingan nasional di atas segala kepentingan lainnya. juga menjadikan persatuan nasional sebagai orientasi perjuangan.

Kemudian, keduanya sepakat untuk melakukan segala hal yang dianggap perlu untuk mencegah dan melawan segala tindakan radikalisme. Yakni, paham apapun yang dapat merongrong ideologi Pancasila dan konsensus dasar kebangsaan. Terakhir, Paloh dan Prabowo sepakat bahwa amandemen UUD 1945 harus dilakukan secara menyeluruh. Yakni, yang menyangkut kebutuhan tata kelola negara. Dikaitkan dengan tantangan yuang ada saat ini dan proyeksi kehidupan bangsa di masa depan. (byu/mar/jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari