Senin, 20 Mei 2024

Pendidikan, Society 5.0 dan Revolusi Industri 4.0

Generasi milenial dan pendidikan merupakan dua konsep yang berbeda, tetapi memiliki keterkaitan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Generasi milenial merupakan generasi yang lahir pada tahun 80 sampai 2000-an, sehingga pada saat ini generasi milenial telah memasuki pada era digital yang menjadi generasi dominan pada bidang pendidikan. 

Generasi milenial mempunyai tantangan dalam bidang pendidikan yang kompetitif, oleh sebab itu generasi milenial harus mempunyai tindakan dan peranan yang baik dan mempersiapkan skills serta kemampuan baik prestasi akademis maupun non akademis.

Yamaha

Jika kita bicara tentang generasi milenial, aneh rasanya bila tidak berkenaan dengan sumber daya manusia, secara logika generasi milenial ialah SDM yang akan menguasai dunia di masa yang akan datang, sudah seharusnya perlu yang namanya perubahan atau regenerasi pada pemimpin pemimpin yang notabene bukan golongan generasi milenial di masa sekarang ini. 

Generasi milenial erat kaitannya dengan pendidikan, keduanya merupakan konsep yang berbeda tetapi antara keduanya memiliki pengaruh dan peranan yang sama, saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya sehingga pendidikan menjadi wahana bagi pengembangan generasi milenial. Untuk itu, pendidikan memerlukan SDM yang kompeten atau generasi yang mempunyai tindakan dan peranan yang baik dalam bidang pendidikan. 

Dengan demikian, SDM bidang pendidikan adalah kompetensi fungsional yang dimiliki tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya. Seorang pendidik hari ini harus memiliki tanggung jawab untuk membawa mereka bertahan dengan kehidupan yang akan datang dan mempersiapkan peserta didik kita dengan skill masa depan (future skill), dimana revolusi digital muncul dengan menekankan pembaharuan serba teknologi.

- Advertisement -
Baca Juga:  Industri Halal dan Ekonomi Berkelanjutan

Di antaranya lewat pola digital economy (digitalisasi ekonomi), artificial intelligence (kecerdasan buatan), big data (data dalam skala besar), robotic (pemakaian robot sebagai tenaga kerja). Generasi millenial sangat erat kaitannya dengan Revolusi Industri 4.0 atau Revolusi Industri Generasi ke empat. Di mana revolusi ini menitikberatkan pola digitalisasi dan otomasi disemua aspek kehidupan manusia. Banyak pihak yang belum menyadari akan adanya perubahan tersebut terutama di kalangan pendidik, padahal semua itu adalah tantangan generasi muda atau generasi millenial saat ini. Apalagi di masa-masa sekarang generasi milenial mempunyai tantangan sendiri menghadapi era revolusi industry digital 

Ahli teori pendidikan sering menyebut pendidikan era revolusi industri 4.0 untuk menggambarkan berbagai cara mengintegritaskan teknologi cyber baik secara fisik maupun non fisik dalam pembelajaran. Pendidikan era revolusi industri 4.0 adalah fenomena yang merespons kebutuhan revolusi industri dengan penyesuaian kurikulum baru sesuai situasi saat ini. Kurikulum tersebut mampu membuka jendela dunia melalui genggaman contohnya memanfaatkan internet of things (IOT). Di sisi lain pengajar juga memperoleh lebih banyak referensi dan metode pengajaran.

- Advertisement -
Baca Juga:  Pelestarian Budaya Melalui Integrasi Etnosains dalam Pembelajaran

Setidaknya ada 4 kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh pendidik. Pertama keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Kedua keterampilan komunikasi dan kolaborasi. Keterampilan ini tidak luput dari kemampuan berbasis teknologi informasi, sehingga pengajar dapat menerapkan kolaborasi dalam proses pengajaran. Ketiga, kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Diharapkan ide-ide baru dapat diterapkan pengajar dalam proses pembelajaran sehingga memacu siswa untuk beripikir kreatif dan inovatif. Misalnya dalam mengerjakan tugas dengan memanfaatkan teknologi dan informasi. Keempat, literasi teknologi dan informasi. Pendidik diharapkan mampu memperoleh banyak referensi dalam pemanfaatan teknologi dan informasi guna menunjang proses belajar mengajar.

Dalam menghadapi era society 5.0, dunia pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas SDM.  Untuk menghadapi era society 5.0 ini satuan pendidikan pun dibutuhkan adanya perubahan paradigma pendidikan. Di antaranya pendidik meminimalkan peran sebagai learning material provider, pendidik menjadi penginspirasi bagi tumbuhnya kreativitas peserta didik. Pendidik berperan sebagai fasilitator, tutor, penginspirasi dan pembelajar sejati yang memotivasi peserta didik.

Dalam menghadapi era society ada dua hal yang harus dilakukan yaitu adaptasi dan kompetensi. Beradaptasi dengan society 5.0,  kita perlu mengetahui perkembangan generasi (mengenal generasi). Istilah baby boomers yang dimaksud adalah tinggi tingkat kelahiran dari beberapa generasi mulai dari generasi x sampai dengan generasi di mana terjadi transformasi peradaban manusia.***
 

Generasi milenial dan pendidikan merupakan dua konsep yang berbeda, tetapi memiliki keterkaitan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Generasi milenial merupakan generasi yang lahir pada tahun 80 sampai 2000-an, sehingga pada saat ini generasi milenial telah memasuki pada era digital yang menjadi generasi dominan pada bidang pendidikan. 

Generasi milenial mempunyai tantangan dalam bidang pendidikan yang kompetitif, oleh sebab itu generasi milenial harus mempunyai tindakan dan peranan yang baik dan mempersiapkan skills serta kemampuan baik prestasi akademis maupun non akademis.

Jika kita bicara tentang generasi milenial, aneh rasanya bila tidak berkenaan dengan sumber daya manusia, secara logika generasi milenial ialah SDM yang akan menguasai dunia di masa yang akan datang, sudah seharusnya perlu yang namanya perubahan atau regenerasi pada pemimpin pemimpin yang notabene bukan golongan generasi milenial di masa sekarang ini. 

Generasi milenial erat kaitannya dengan pendidikan, keduanya merupakan konsep yang berbeda tetapi antara keduanya memiliki pengaruh dan peranan yang sama, saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya sehingga pendidikan menjadi wahana bagi pengembangan generasi milenial. Untuk itu, pendidikan memerlukan SDM yang kompeten atau generasi yang mempunyai tindakan dan peranan yang baik dalam bidang pendidikan. 

Dengan demikian, SDM bidang pendidikan adalah kompetensi fungsional yang dimiliki tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya. Seorang pendidik hari ini harus memiliki tanggung jawab untuk membawa mereka bertahan dengan kehidupan yang akan datang dan mempersiapkan peserta didik kita dengan skill masa depan (future skill), dimana revolusi digital muncul dengan menekankan pembaharuan serba teknologi.

Baca Juga:  Ramadan Momentum Pemulihan Mentalitas

Di antaranya lewat pola digital economy (digitalisasi ekonomi), artificial intelligence (kecerdasan buatan), big data (data dalam skala besar), robotic (pemakaian robot sebagai tenaga kerja). Generasi millenial sangat erat kaitannya dengan Revolusi Industri 4.0 atau Revolusi Industri Generasi ke empat. Di mana revolusi ini menitikberatkan pola digitalisasi dan otomasi disemua aspek kehidupan manusia. Banyak pihak yang belum menyadari akan adanya perubahan tersebut terutama di kalangan pendidik, padahal semua itu adalah tantangan generasi muda atau generasi millenial saat ini. Apalagi di masa-masa sekarang generasi milenial mempunyai tantangan sendiri menghadapi era revolusi industry digital 

Ahli teori pendidikan sering menyebut pendidikan era revolusi industri 4.0 untuk menggambarkan berbagai cara mengintegritaskan teknologi cyber baik secara fisik maupun non fisik dalam pembelajaran. Pendidikan era revolusi industri 4.0 adalah fenomena yang merespons kebutuhan revolusi industri dengan penyesuaian kurikulum baru sesuai situasi saat ini. Kurikulum tersebut mampu membuka jendela dunia melalui genggaman contohnya memanfaatkan internet of things (IOT). Di sisi lain pengajar juga memperoleh lebih banyak referensi dan metode pengajaran.

Baca Juga:  Penerbitan IMB dan SLF Gedung Fungsi Khusus

Setidaknya ada 4 kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh pendidik. Pertama keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Kedua keterampilan komunikasi dan kolaborasi. Keterampilan ini tidak luput dari kemampuan berbasis teknologi informasi, sehingga pengajar dapat menerapkan kolaborasi dalam proses pengajaran. Ketiga, kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Diharapkan ide-ide baru dapat diterapkan pengajar dalam proses pembelajaran sehingga memacu siswa untuk beripikir kreatif dan inovatif. Misalnya dalam mengerjakan tugas dengan memanfaatkan teknologi dan informasi. Keempat, literasi teknologi dan informasi. Pendidik diharapkan mampu memperoleh banyak referensi dalam pemanfaatan teknologi dan informasi guna menunjang proses belajar mengajar.

Dalam menghadapi era society 5.0, dunia pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas SDM.  Untuk menghadapi era society 5.0 ini satuan pendidikan pun dibutuhkan adanya perubahan paradigma pendidikan. Di antaranya pendidik meminimalkan peran sebagai learning material provider, pendidik menjadi penginspirasi bagi tumbuhnya kreativitas peserta didik. Pendidik berperan sebagai fasilitator, tutor, penginspirasi dan pembelajar sejati yang memotivasi peserta didik.

Dalam menghadapi era society ada dua hal yang harus dilakukan yaitu adaptasi dan kompetensi. Beradaptasi dengan society 5.0,  kita perlu mengetahui perkembangan generasi (mengenal generasi). Istilah baby boomers yang dimaksud adalah tinggi tingkat kelahiran dari beberapa generasi mulai dari generasi x sampai dengan generasi di mana terjadi transformasi peradaban manusia.***
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari