PEKANBARU – Di usia ke-241 tahun, Kota Pekanbaru dihadapkan pada berbagai tantangan pembangunan. Namun, Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho menegaskan bahwa kolaborasi adalah kunci dalam menuntaskan berbagai persoalan, dari infrastruktur hingga kesejahteraan masyarakat.
Dalam Rapat Paripurna Istimewa Hari Jadi Pekanbaru, Senin (23/6), Agung menyampaikan bahwa jumlah penduduk yang kini telah menembus angka satu juta jiwa membawa konsekuensi besar terhadap pengelolaan kota. “Masalah makin kompleks. Kita tidak bisa jalan sendiri. Harus bersama, harus kolaborasi,” tegasnya.
Tema “Kolaborasi Membangun Pekanbaru” bukan sekadar jargon. Wako Agung menekankan bahwa semua elemen, mulai dari pemerintah, DPRD, hingga masyarakat harus ikut ambil bagian, tidak hanya jadi penonton atau pengkritik.
“Kami di eksekutif mengeksekusi, DPRD mengawasi. Begitulah semestinya kerja sama berjalan,” ujarnya.
Salah satu bentuk nyata kolaborasi adalah suksesnya Pemko Pekanbaru menarik anggaran pusat sebesar Rp1,23 triliun. Dana itu akan dialokasikan untuk berbagai proyek strategis:
-
Rp150 miliar untuk program Sekolah Rakyat
-
Rp80 miliar untuk proyek penanggulangan banjir Parit Belanda
-
Lebih dari Rp1 triliun untuk pembangunan Jalan Tujuh Puluh di Tenayan Raya yang akan menjadi “Sudirman Kedua” dan terhubung ke Jembatan Siak V
Agung yakin proyek ini akan jadi penggerak ekonomi baru di Pekanbaru. “Ini bukan mimpi. Ini sudah dalam proses. InsyaAllah akan menjadi ikon baru,” ungkapnya.
Di bidang lingkungan, penanganan sampah juga menjadi prioritas. Pemko menggulirkan sistem baru berbasis masyarakat melalui Lembaga Pengelolaan Sampah (LPS). Bahkan, akan ada program “Sedekah Sampah”, di mana warga bisa memilah sampah dan menyalurkan sampah plastik ke pemulung untuk dijual kembali.
“Sampah bisa jadi berkah. Asal semua kompak,” kata Agung.
Soal kesejahteraan pegawai, Pemko memastikan akan mencairkan TPP ASN, serta mengkaji kenaikan honor untuk THL dan guru. “Kalau mereka sejahtera, maka pelayanan kepada masyarakat juga akan meningkat,” ujarnya saat menjadi pembina upacara HUT Kota di Tenayan Raya.
Agung juga mengajak semua pihak untuk refleksi diri. Menurutnya, perayaan ulang tahun kota bukan soal pesta atau seremonial, tapi momentum untuk menilai dampak nyata dari setiap kebijakan. “Kalau hanya habiskan anggaran tapi tak berdampak, hentikan,” tegasnya, mengutip arahan Presiden Prabowo.
Sebagai simbol komitmen menggunakan fasilitas publik, Agung datang ke paripurna naik Bus TMP. Ini menjadi sejarah baru, karena Datuk Bandar Setia Amanah (gelar adat Agung Nugroho) menjadi kepala daerah pertama yang naik transportasi umum saat momen penting seperti ini.
Sementara itu, Ketua DPRD Pekanbaru Muhammad Isa Lahamid mengajak warga menjadi “Smart Citizen”—warga yang cerdas, peduli, dan berkontribusi. Menurutnya, menjaga kota bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tanggung jawab bersama.
“Misalnya dengan tidak buang sampah sembarangan, tidak merusak fasilitas umum. Itu sudah sangat membantu kota ini,” ujarnya.