DUBAI (RIAUPOS.CO) – HUJAN dengan badai petir melanda Uni Emirat Arab (UEA) sejak Senin (15/4) malam. Hal itu mengakibatkan banjir di beberapa wilayah. Termasuk mengganggu kelancaran penerbangan karena taxiway di bandara internasional Dubai.
Dilansir dari Al-Jazeera, Otoritas Bandara Internasional Dubai memberitahukan bahwa banjir di beberapa wilayah membuat awak pesawat tidak bisa tepat waktu sampai di bandara. Maskapai Emirates juga menangguhkan check-in penumpang sejak kemarin pukul 08.00 hingga hari ini. ’’Pemulihan akan memakan waktu. Kami berterima kasih atas kesabaran dan pengertian Anda saat kami mengatasi masalah ini,’’ ujar otoritas bandara melalui cuitan di X.
Pada Senin malam, curah hujan mencapai 20 mm. Lalu, kemarin pagi, tepatnya pukul 09.00 waktu setempat, curah hujan meningkat mencapai 142 mm. Itulah yang mengakibatkan banjir di Dubai.
Agence France-Press (AFP) menggambarkan curah hujan itu setara dengan hujan selama dua tahun di UEA. Banjir tersebut menimbulkan korban. Seorang lansia 70 tahun meninggal dunia. Dia hanyut bersama mobil yang ditumpangi saat melintasi jalanan di Ras Al-Khaimah.
Ahli iklim Friederike Otto menyebut kejadian itu merupakan salah satu dampak pemanasan global. Sebab, curah hujan tersebut merupakan yang tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 1949.
Terpisah, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha mengungkapkan, KJRI Dubai turut terdampak banjir. Aliran listrik ke kedutaan terhenti. Hal itu mengakibatkan KJRI beroperasi secara terbatas. ’’Namun, (KJRI Dubai) tetap menerima pelayanan dan pengaduan jika ada WNI yang membutuhkan,’’ ujarnya. Sejauh ini, kata dia, belum ada laporan WNI yang menjadi korban atau membutuhkan bantuan akibat terdampak banjir.(lyn/mia/bay/esi)
Laporan JPG, Dubai