PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Berbagai moda transportasi baik udara, darat dan laut memiliki pasarnya masing-masing. Tak jarang harga dan waktu tempuh pun menjadi pertimbangan. Bahkan, demi menikmati perjalanan yang berharga bersama keluarga dan orang tercinta, bus pun masih menjadi pilihan.
Citra angkutan bus yang jauh dari 3K yakni keselamatan, keamanan, dan kenyamanan, harus diubah. Hal tersebut akan menjadikan bus sebagai pilihan moda transportasi masyarakat, juga akan memanfaatkan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah.
- Advertisement -
Pembangunan infrastruktur yang semakin merata umumnya di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera menjadikan moda angkutan darat berlomba-lomba untuk memperbaiki pelayanan seperti yang dilakukan oleh PT SAN Putra Sejahtera. Perjalanan yang panjang sejak 1978 membuahkan hasil sehingga pada Ahad (1/12) me-launching BizzIt yang dapat di-download di playstore. Adanya BizzIt memudahkan para pelanggan setianya untuk memesan. Dengan goleran dimanapun bisa memesan selain itu bisa memilih kursi.
Turut hadir Dirjen Perhubungan Darat diwakili oleh Kasubdit Angkutan Antar Kota Kementrian Perhubungan Denny Kusdyana, President Director PT Daimler Commercial Vehicle Indonesia Mr Jung-Woo Park dan Gubernur Provinsi Bengkulu Dr Rohidin Mersah serta kepada rekan-rekan perusahaan otobus yang sudah datang dari jauh serta para mitra kerja PO SAN Putra Sejahtera.
- Advertisement -
Dirut PO SAN Putra Sejahtera Kurnia Lesani Adnan menjelaskan, bus SAN miliki dua sk trayek. "Plat BD itu pusat kami yaitu di Bengkulu dan plat BM itu cabang kami tepatnya di Pekanbaru," sebutnya.
Rincinya untuk pusat utamanya di Bengkulu yang melayani Bengkulu tujuan Padang – Bukittinggi – Pekanbaru – Jakarta via jalur pantai Barat (Krui, Lampung, Jakarta). Kemudian Bengkulu via lintas tengah itu Bengkulu ke Lubuk Linggau-Jakarta-Bandung. Kemudian Bengkulu ke Lubuk Linggau-Tasik-Jogja-Solo-Ponorogo. BM cabang di Pekanbaru pada 2003 yaitu Riau ke Jawa. Trayeknya dari Pasir Pangaraian-Jakarta-Semarang-Solo-Blitar-Tulungagung. Lalu, Pekanbaru ke Jakarta-Bandung-Tasik-Jogja-Solo. Selanjutnya Siak-Jakarta-Bandung-Jogja-Sragen.
"Era tahun 2000 an LCC masuk Bengkulu, kita di bombardir oleh sriwijaya, adam air dan liannya. Kami sempat terpuruk, namun sebagai founder jangan larut di masalah yang ada. Lalu kmai mencari ide baru. Terbesitlah Riau ke Jawa," ucapnya.(*3)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Berbagai moda transportasi baik udara, darat dan laut memiliki pasarnya masing-masing. Tak jarang harga dan waktu tempuh pun menjadi pertimbangan. Bahkan, demi menikmati perjalanan yang berharga bersama keluarga dan orang tercinta, bus pun masih menjadi pilihan.
Citra angkutan bus yang jauh dari 3K yakni keselamatan, keamanan, dan kenyamanan, harus diubah. Hal tersebut akan menjadikan bus sebagai pilihan moda transportasi masyarakat, juga akan memanfaatkan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah.
Pembangunan infrastruktur yang semakin merata umumnya di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera menjadikan moda angkutan darat berlomba-lomba untuk memperbaiki pelayanan seperti yang dilakukan oleh PT SAN Putra Sejahtera. Perjalanan yang panjang sejak 1978 membuahkan hasil sehingga pada Ahad (1/12) me-launching BizzIt yang dapat di-download di playstore. Adanya BizzIt memudahkan para pelanggan setianya untuk memesan. Dengan goleran dimanapun bisa memesan selain itu bisa memilih kursi.
Turut hadir Dirjen Perhubungan Darat diwakili oleh Kasubdit Angkutan Antar Kota Kementrian Perhubungan Denny Kusdyana, President Director PT Daimler Commercial Vehicle Indonesia Mr Jung-Woo Park dan Gubernur Provinsi Bengkulu Dr Rohidin Mersah serta kepada rekan-rekan perusahaan otobus yang sudah datang dari jauh serta para mitra kerja PO SAN Putra Sejahtera.
Dirut PO SAN Putra Sejahtera Kurnia Lesani Adnan menjelaskan, bus SAN miliki dua sk trayek. "Plat BD itu pusat kami yaitu di Bengkulu dan plat BM itu cabang kami tepatnya di Pekanbaru," sebutnya.
Rincinya untuk pusat utamanya di Bengkulu yang melayani Bengkulu tujuan Padang – Bukittinggi – Pekanbaru – Jakarta via jalur pantai Barat (Krui, Lampung, Jakarta). Kemudian Bengkulu via lintas tengah itu Bengkulu ke Lubuk Linggau-Jakarta-Bandung. Kemudian Bengkulu ke Lubuk Linggau-Tasik-Jogja-Solo-Ponorogo. BM cabang di Pekanbaru pada 2003 yaitu Riau ke Jawa. Trayeknya dari Pasir Pangaraian-Jakarta-Semarang-Solo-Blitar-Tulungagung. Lalu, Pekanbaru ke Jakarta-Bandung-Tasik-Jogja-Solo. Selanjutnya Siak-Jakarta-Bandung-Jogja-Sragen.
"Era tahun 2000 an LCC masuk Bengkulu, kita di bombardir oleh sriwijaya, adam air dan liannya. Kami sempat terpuruk, namun sebagai founder jangan larut di masalah yang ada. Lalu kmai mencari ide baru. Terbesitlah Riau ke Jawa," ucapnya.(*3)