Senin, 7 April 2025
spot_img

Sejumlah SPBU di Pekanbaru Alami Kekosongan Solar

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengalami kekosongan bahan bakar jenis solar. Seperti di SPBU SM Amin, SPBU Pasar Pagi Arengka, SPBU Arifin Achmad, SPBU Sudirman.

Sementara itu, berdasarka pantaun Riau Pos sekitar pukul 15.00 WIB tampak salah satu SPBU di Jalan Soekarno Hatta antrean kendaraan yang mengisi solar mencapai badan jalan.

"Solar habis, nunggu pasokan, biasanya udah masuk jam segini (jam 15.00 WIB)," kata operator SPBU yang tidak mau disebutkan namanya, Jumat (25/2).

Menanggapi hal tersebut, Section Head Communication & Relation Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga Agustiawan mengungkapkan, stok suplai dari Pertamina masih cukup, sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan. Ia mengakui, kuota tahun 2022 memang berkurang 4 sampai 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga:  Tuntut Program Beasiswa

"Dari stok kami masih cukup, tidak ada kendala distribusi, karena kami sesuaikan juga dengan alokasi. Kuota bio solar itu memang dikurangi, barangkali itu mungkin salah satu penyebabnya," jelas Agustiawan.

Ia memaparkan,kekosongan kuota bio solar di sejumlah SPBU bisa jadi karena sedang dalam perjalanan. Namun ia juga mengungkapkan, penyebab tidak cukupnya bio solar  juga dikarenakan perilaku pengguna itu sendiri.

Menurutnya, pemerintah mengurangi kuota bio solar karena menilai subsidi bahan bakar ini kurang tepat sasaran. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya kendaraan-kendaraan tahun tinggi dan tidak termasuk dalam yang berhak menerima bio solar turut mengantre dalam antrean bio solar.

"Kita juga melihat dan memantau, pengguna bio solar itu dikhususkan untuk kendaraan-kendaraan yang layak mendapatkan subsidi, nah yang jadi masalah adalah masyarakat yang tak berhak, dengan kendaraan tahun tinggi ikut mengantre. Mau tidak mau terjadi kurang tepat penggunaan, tidak sesuai sasaran yang diharapkan," paparnya.

Baca Juga:  KTR Perlu Pembahasan Matang

Padahal, kata Agustiawan, pemerintah mengurangi kuota karena menilai terjadi pengurangan jumlah masyarakat yang memakai kendaraan tahun rendah, sehingga seharusnya keperluan akan bio solar menurun. Namun pada kenyataannya kendaraan tahun tinggi masih menggunakan bio solar. "Ya tentu ini pasti menyebabkan yang berhak menerima jadi tidak mendapatkan," pungkas­nya.(yls)

Laporan: MUJAWAROH ANNAFI (PEKANBARU)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengalami kekosongan bahan bakar jenis solar. Seperti di SPBU SM Amin, SPBU Pasar Pagi Arengka, SPBU Arifin Achmad, SPBU Sudirman.

Sementara itu, berdasarka pantaun Riau Pos sekitar pukul 15.00 WIB tampak salah satu SPBU di Jalan Soekarno Hatta antrean kendaraan yang mengisi solar mencapai badan jalan.

"Solar habis, nunggu pasokan, biasanya udah masuk jam segini (jam 15.00 WIB)," kata operator SPBU yang tidak mau disebutkan namanya, Jumat (25/2).

Menanggapi hal tersebut, Section Head Communication & Relation Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga Agustiawan mengungkapkan, stok suplai dari Pertamina masih cukup, sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan. Ia mengakui, kuota tahun 2022 memang berkurang 4 sampai 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga:  Yamaha All New XSR 155, Desain Klasik dengan Fitur Modern

"Dari stok kami masih cukup, tidak ada kendala distribusi, karena kami sesuaikan juga dengan alokasi. Kuota bio solar itu memang dikurangi, barangkali itu mungkin salah satu penyebabnya," jelas Agustiawan.

Ia memaparkan,kekosongan kuota bio solar di sejumlah SPBU bisa jadi karena sedang dalam perjalanan. Namun ia juga mengungkapkan, penyebab tidak cukupnya bio solar  juga dikarenakan perilaku pengguna itu sendiri.

Menurutnya, pemerintah mengurangi kuota bio solar karena menilai subsidi bahan bakar ini kurang tepat sasaran. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya kendaraan-kendaraan tahun tinggi dan tidak termasuk dalam yang berhak menerima bio solar turut mengantre dalam antrean bio solar.

"Kita juga melihat dan memantau, pengguna bio solar itu dikhususkan untuk kendaraan-kendaraan yang layak mendapatkan subsidi, nah yang jadi masalah adalah masyarakat yang tak berhak, dengan kendaraan tahun tinggi ikut mengantre. Mau tidak mau terjadi kurang tepat penggunaan, tidak sesuai sasaran yang diharapkan," paparnya.

Baca Juga:  PT YSM Menang Parkir Tepi Jalan, Nilai Kontrak Rp409 M

Padahal, kata Agustiawan, pemerintah mengurangi kuota karena menilai terjadi pengurangan jumlah masyarakat yang memakai kendaraan tahun rendah, sehingga seharusnya keperluan akan bio solar menurun. Namun pada kenyataannya kendaraan tahun tinggi masih menggunakan bio solar. "Ya tentu ini pasti menyebabkan yang berhak menerima jadi tidak mendapatkan," pungkas­nya.(yls)

Laporan: MUJAWAROH ANNAFI (PEKANBARU)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Sejumlah SPBU di Pekanbaru Alami Kekosongan Solar

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengalami kekosongan bahan bakar jenis solar. Seperti di SPBU SM Amin, SPBU Pasar Pagi Arengka, SPBU Arifin Achmad, SPBU Sudirman.

Sementara itu, berdasarka pantaun Riau Pos sekitar pukul 15.00 WIB tampak salah satu SPBU di Jalan Soekarno Hatta antrean kendaraan yang mengisi solar mencapai badan jalan.

"Solar habis, nunggu pasokan, biasanya udah masuk jam segini (jam 15.00 WIB)," kata operator SPBU yang tidak mau disebutkan namanya, Jumat (25/2).

Menanggapi hal tersebut, Section Head Communication & Relation Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga Agustiawan mengungkapkan, stok suplai dari Pertamina masih cukup, sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan. Ia mengakui, kuota tahun 2022 memang berkurang 4 sampai 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga:  Jelang Berakhir Masa Jabatan, Edy Natar Nasution Mulai Pamitan

"Dari stok kami masih cukup, tidak ada kendala distribusi, karena kami sesuaikan juga dengan alokasi. Kuota bio solar itu memang dikurangi, barangkali itu mungkin salah satu penyebabnya," jelas Agustiawan.

Ia memaparkan,kekosongan kuota bio solar di sejumlah SPBU bisa jadi karena sedang dalam perjalanan. Namun ia juga mengungkapkan, penyebab tidak cukupnya bio solar  juga dikarenakan perilaku pengguna itu sendiri.

Menurutnya, pemerintah mengurangi kuota bio solar karena menilai subsidi bahan bakar ini kurang tepat sasaran. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya kendaraan-kendaraan tahun tinggi dan tidak termasuk dalam yang berhak menerima bio solar turut mengantre dalam antrean bio solar.

"Kita juga melihat dan memantau, pengguna bio solar itu dikhususkan untuk kendaraan-kendaraan yang layak mendapatkan subsidi, nah yang jadi masalah adalah masyarakat yang tak berhak, dengan kendaraan tahun tinggi ikut mengantre. Mau tidak mau terjadi kurang tepat penggunaan, tidak sesuai sasaran yang diharapkan," paparnya.

Baca Juga:  Yayasan Baitussa’adah Riau dan RSIA Zainab Lakukan Penandatanganan Kerja Sama dengan BP4 Pekanbaru

Padahal, kata Agustiawan, pemerintah mengurangi kuota karena menilai terjadi pengurangan jumlah masyarakat yang memakai kendaraan tahun rendah, sehingga seharusnya keperluan akan bio solar menurun. Namun pada kenyataannya kendaraan tahun tinggi masih menggunakan bio solar. "Ya tentu ini pasti menyebabkan yang berhak menerima jadi tidak mendapatkan," pungkas­nya.(yls)

Laporan: MUJAWAROH ANNAFI (PEKANBARU)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengalami kekosongan bahan bakar jenis solar. Seperti di SPBU SM Amin, SPBU Pasar Pagi Arengka, SPBU Arifin Achmad, SPBU Sudirman.

Sementara itu, berdasarka pantaun Riau Pos sekitar pukul 15.00 WIB tampak salah satu SPBU di Jalan Soekarno Hatta antrean kendaraan yang mengisi solar mencapai badan jalan.

"Solar habis, nunggu pasokan, biasanya udah masuk jam segini (jam 15.00 WIB)," kata operator SPBU yang tidak mau disebutkan namanya, Jumat (25/2).

Menanggapi hal tersebut, Section Head Communication & Relation Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga Agustiawan mengungkapkan, stok suplai dari Pertamina masih cukup, sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan. Ia mengakui, kuota tahun 2022 memang berkurang 4 sampai 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga:  PT YSM Menang Parkir Tepi Jalan, Nilai Kontrak Rp409 M

"Dari stok kami masih cukup, tidak ada kendala distribusi, karena kami sesuaikan juga dengan alokasi. Kuota bio solar itu memang dikurangi, barangkali itu mungkin salah satu penyebabnya," jelas Agustiawan.

Ia memaparkan,kekosongan kuota bio solar di sejumlah SPBU bisa jadi karena sedang dalam perjalanan. Namun ia juga mengungkapkan, penyebab tidak cukupnya bio solar  juga dikarenakan perilaku pengguna itu sendiri.

Menurutnya, pemerintah mengurangi kuota bio solar karena menilai subsidi bahan bakar ini kurang tepat sasaran. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya kendaraan-kendaraan tahun tinggi dan tidak termasuk dalam yang berhak menerima bio solar turut mengantre dalam antrean bio solar.

"Kita juga melihat dan memantau, pengguna bio solar itu dikhususkan untuk kendaraan-kendaraan yang layak mendapatkan subsidi, nah yang jadi masalah adalah masyarakat yang tak berhak, dengan kendaraan tahun tinggi ikut mengantre. Mau tidak mau terjadi kurang tepat penggunaan, tidak sesuai sasaran yang diharapkan," paparnya.

Baca Juga:  Sampah Dibiarkan Tutupi Badan Jalan

Padahal, kata Agustiawan, pemerintah mengurangi kuota karena menilai terjadi pengurangan jumlah masyarakat yang memakai kendaraan tahun rendah, sehingga seharusnya keperluan akan bio solar menurun. Namun pada kenyataannya kendaraan tahun tinggi masih menggunakan bio solar. "Ya tentu ini pasti menyebabkan yang berhak menerima jadi tidak mendapatkan," pungkas­nya.(yls)

Laporan: MUJAWAROH ANNAFI (PEKANBARU)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari