PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Banjir yang melanda Kota Pekanbaru selama kurang lebih sepekan memaksa warga di Kelurahan Sri Meranti, Meranti Pandak, dan Jalan Nelayan, Kecamatan Rumbai mengungsi. Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho sudah turun dan mengerahkan seluruh kekuatan untuk penanganan.
Sabtu (8/3), waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB saat Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho bersama istri Sulastri berada di salah satu tenda pengungsian Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Rumbai. Bersama warga yang ada di sana, Agung memastikan logistik untuk warga cukup dan tidak ada kekurangan. Saat itu posko tersebut juga kedatangan anggota DPD RI Sewitri.
Ini sudah hari ke-7, Agung dan istri bermalam di tenda pengungsian. Malam ke malam dirinya berkeliling ke posko yang ada di Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir itu. Ia juga turut didampingi oleh sejumlah pejabat teras Pemko Pekanbaru, di antaranya Pj Sekko Zulhelmi Arifin, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Pekanbaru Zarman Chandra, serta beberapa pejabat lainnya.
Selain berbincang dengan warga, Agung juga turut menikmati rencananya, pompa tersebut akan digunakan untuk menguras air yang merendam rumah masyarakat di Kompleks Witayu yang terletak di Jalan Nelayan.
Sekitar pukul 02.00 WIB, pompa yang diangkut menggunakan truk tersebut datang. Ia langsung bergegas bersama jajarannya menuju lokasi permukiman warga yang akan dikuras airnya. Dari Jalan Yos Sudarso, rombongan Wali Kota bergerak menuju Jalan Nelayan. Hujan deras turun ketika Agung baru saja sampai di titik dimaksud.
Namun hal itu tidak menyurutkan niatnya mengawal pemasangan pompa hingga bisa digunakan. Truk yang mengangkut pompa pelan-pelan masuk ke Jalan Nelayan. Meski tidak bisa cepat, lantaran ukuran jalan yang kecil, truk akhirnya sampai sekitar pukul 03.00 WIB di titik lokasi. Pompa berukuran cukup besar itu kemudian diturunkan dengan cara manual.
Di sana Agung tetap memantau pompa hingga turun dan terpasang. Meski baju yang dikenakannya sudah basah kuyup, Agung tetap tegak berdiri sambil melihat langsung pompa tersebut diturunkan.”Pompa ini milik BBWS Sumatera III. Kami Pemko Pekanbaru sudah berkoordinasi, minta bantu pompa ini untuk menyedot air yang ada di perumahan masyarakat ini,” ujar Agung di lokasi.
Hari telah berganti. Dari Sabtu menjadi Ahad (9/3) sekitar pukul 04.00 WIB, pompa baru terpasang dan harus diinstalasi terlebih dahulu. Kepada Riau Pos, Agung berujar bahwa pompa tersebut merupakan ikhtiar agar air yang merendam rumah warga bisa cepat surut.
“Alhamdulillah ini sudah berada di posisinya (Perumahan Witayu, Jalan Nelayan). Ini memang agak sulit karena akses jalan kecil. Dan pemasangan pompa yang besar ini dilakukan manual tanpa crane,” ujar Agung di lokasi.
Setelah terpasang, pompa langsung menyedot air yang merendam kompleks permukiman. Setelah melihat alat bekerja, barulah Wali Kota Pekanbaru ini kembali pulang untuk santap sahur. Meski begitu, ia meminta beberapa pejabat pemko untuk tetap berada di lokasi memastikan air benar-benar tersedot.
“Ini sudah mau sahur di pukul 04.15 WIB. Saya pulang dulu sebentar, sahur. Nanti pukul 07.00 WIB kembali lagi ke lokasi ini,” ujar Agung yang sudah semalam berada di lokasi banjir di Rumbai.
Dikatakan Agung, dirinya sudah sepekan bermalam di tenda-tenda pengungsian. Itu dilakukan agar tidak ada satupun masyarakat yang mengungsi merasa kesulitan. Apalagi di tengah situasi bulan suci Ramadan ini.
Saat sahur, dirinya tidak ingin ada masyarakat yang kesulitan mendapat makanan. Untuk hal ini, Pemko Pekanbaru dikatakan dia menyediakan 7 ribu porsi makanan. “Melalui Dinas Sosial kami sediakan makanan ini untuk masyarakat. Semoga air cepat surut. Dan kami bisa fokus dalam mitigasi bencana banjir,” ujarnya.
Sejak musibah banjir melanda warga Kecamatan Rumbai, Pemko Pekanbaru memberikan perhatian besar terhadap warga yang terdampak. Bantuan langsung diberikan. Pemko juga mendistribusikan ribuan nasi bungkus untuk makanan berbuka dan makan sahur. Tak sampai di situ, bantuan pelayanan kesehatan juga dimaksimalkan untuk warga yang terdampak banjir di seluruh wilayah Kota Pekanbaru.
Mengingat jumlah korban banjir yang banyak, pihaknya berkoordinasi dengan Polda Riau untuk menambah lagi tenda pengungsian dan jumlah makanan yang akan dikirim. Meski korban bertambah banyak, akan tetapi masih ada juga yang warga yang bertahan di rumah mereka masing-masing.
“Dari peninjauan kita bersama Kapolda, memang masih ada yang tidak mau meninggalkan rumah. Tapi Kapolda bilang, boleh tidak meninggalkan rumah tapi hati-hati karena banyak binatang buas,” ungkap Wali Kota Pekanbaru. Agung Nugroho. “Dan juga tetap memastikan bagaimana mereka bisa melakukan ibadah puasa, salat, dan ibadah lainnya,” sambungnya.
Pemko Pekanbaru terus berupaya menyalurkan bantuan kepada para korban agar kebutuhan korban banjir selama masa darurat dapat terpenuhi. “Bantuan yang kami salurkan meliputi tenda pengungsian, makanan untuk berbuka puasa dan sahur, serta layanan kesehatan bagi warga terdampak,” kata Agung.
Ia pun mengimbau agar warga yang belum mendapatkan bantuan segera melapor kepada ketua rukun tetangga (RT) atau rukun warga (RW) setempat. Nantinya, laporan tersebut akan diteruskan kepada pihak kecamatan agar distribusi bantuan dapat dilakukan dengan lebih tepat sasaran.
“Kami mohon maaf jika masih ada warga yang belum menerima bantuan. Namun, kami berupaya agar distribusi ini berjalan merata. Jika ada warga yang belum terdata, silakan melaporkan kepada RT dan RW agar bisa segera ditindaklanjuti,” jelas Agung.
Selain itu, masyarakat yang memiliki kelonggaran rezeki diimbau untuk ikut membantu warga yang terdampak banjir. Diharapkan partisipasi semua pihak dalam membantu warga yang sedang mengalami kesulitan akibat banjir ini.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pekanbaru Zarman Candra mendampingi wako menyalurkan bantuan ke posko-posko banjir di sepanjang Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Sri Meranti. “Semoga bantuan ini dapat meringankan beban para korban banjir,” ujarnya.
Dirinya juga mendampingi Wali Kota Agung meninjau banjir di Jalan Utama, belakang Swalayan Hawai Rumbai. “Kami telah mendistribusikan bantuan bagi para pengungsi. Mereka memilih bertahan di tenda pengungsian karena kondisi lebih aman dibandingkan bertahan di rumah yang terendam banjir,” ujar Zarman.
Banjir tidak hanya menyebabkan kerugian materi, tetapi juga meningkatkan risiko ancaman dari hewan berbahaya, seperti ular dan buaya. Oleh karena itu, banyak warga memilih bertahan di tenda-tenda pengungsian hingga air mulai surut.
Debit air Sungai Siak mulai menunjukkan penurunan pada beberapa hari terakhir. Namun, warga terdampak banjir terus bertambah.
“Debit air Sungai Siak sudah mulai turun sedikit, sehingga banjir pun mulai surut. Namun, jumlah warga yang terdampak terus bertambah, dengan puncaknya kemarin mencapai 28 ribu jiwa,” kata Agung Nugroho.
Pemko Pekanbaru terus berupaya memastikan kebutuhan logistik bagi warga terdampak banjir, terutama makanan siap saji. Saat ini, kapasitas dapur umum di Mal Pelayanan Publik (MPP) mampu menyediakan hingga 1.000 porsi makanan per hari.
Sementara itu, Dinas Sosial (Dinsos) juga menyiapkan 1.500 porsi makanan. Untuk memenuhi kebutuhan makanan yang semakin meningkat, Pemko bekerja sama dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) setempat.
Pemko juga membeli makanan dari UMKM dengan harga satuan per bungkus. “Total sekali kirim bisa mencapai ribuan porsi, tergantung kebutuhan di lapangan,” jelas Agung.
Saat ini, rata-rata distribusi makanan berkisar antara 7.000 hingga 14.000 porsi per hari. Pemko memastikan bahwa makanan untuk berbuka puasa akan tersedia tepat waktu pada pukul 16.00 WIB.(das)