JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Resesi ekonomi global kini benar-benar jadi ancaman nyata. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, ekonomi dunia saat ini tinggal tunggu waktu masuk kategori resesi. Hal itu tecermin dari proyeksi International Monetary Fund (IMF) yang kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3 persen.
Penurunan proyeksi tersebut tercatat kali keempat dilakukan IMF tahun ini. Awalnya, pada April lalu, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global 3,2 persen.
“Menurut IMF, 3 persen masuk kategori resesi dunia. Meski untuk masing-masing negara resesi ekonomi itu kalau pertumbuhan ekonominya dua kali kontraksi,” ujar dia dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (4/11).
Mantan managing director World Bank itu mengungkapkan, kondisi resesi disebabkan persoalan perang dagang antara AS dan Tiongkok. Pertumbuhan ekonomi dunia yang mengalami pelemahan hebat tersebut berimbas terhadap kinerja perdagangan negara-negara di dunia.
Dengan demikian, volume perdagangan dunia juga diperkirakan hanya bisa tumbuh 1,1 persen. Angka pertumbuhan itu merupakan yang terlemah sejak 10 tahun lalu, saat krisis global yang terjadi pada 2008–2009.
Kendati demikian, dia masih optimistis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut dia, Indonesia masih lebih baik daripada negara-negara lain. Dia mencontohkan kondisi di Jerman.
Menurut dia, Jerman yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Eropa sempat mengalami pertumbuhan PDB negatif 0,1 pada kuartal II 2019. Ekonomi Singapura juga sempat tumbuh negatif 3,3 persen pada kuartal yang sama.
“Indonesia masih stabil di atas 5 persen, Singapura sempat negative growth. Vietnam masih cukup tinggi. Eropa, Inggris, Jepang, India bahkan merosot di kisaran 5 persen. Thailand, Filipina terpengaruh juga. Jadi, itu perlu kita waspadai,” tuturnya.
Di tempat lain, Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan bilateral dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva di sela rangkaian acara KTT Ke-35 ASEAN. Pertemuan keduanya berlangsung di Impact Exhibition and Convention Center pada Minggu (3/11). Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, dalam pertemuan tersebut, keduanya banyak bertukar pikiran mengenai situasi ekonomi dunia dan ASEAN.
Kristalina menyampaikan, perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan, bahkan mengalami pertumbuhan terendah dalam satu dekade terakhir. Ekonom asal Bulgaria itu juga menyoroti banyaknya ketidakpastian yang diciptakan akibat tensi ekonomi dan politik.
Menurut dia, perlambatan ekonomi tidak hanya terjadi pada sektor perdagangan, tetapi juga pada investasi dan manufaktur yang selama ini menjadi mesin pertumbuhan. “Di sisi lain, direktur pelaksana IMF melihat bahwa kondisi ASEAN lebih baik dan ia bilang ekonomi ASEAN masih bright spot in the world economy,” tutur Retno mengutip Kristalina.
Sementara itu, Jokowi menyampaikan prioritas pemerintah Indonesia dalam lima tahun ke depan. Yakni, pengembangan sumber daya manusia (SDM), melanjutkan pembangunan infrastruktur, reformasi struktural, dan penyederhanaan peraturan-peraturan.
PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL
2016 | 3,4 persen
2017 | 3,8 persen
2018 | 3,6 persen
2019* | 3,0 persen
2020* | 3,4 persen (dengan risiko turun)
PERTUMBUHAN PERDAGANGAN GLOBAL
2016 | 2,2 persen
2017 | 5,5 persen
2018 | 3,6 persen
2019* | 1,1 persen
2020* | 3,2 persen (dengan risiko turun)
Keterangan: *Proyeksi
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman