Selasa, 18 Maret 2025
spot_img

Jembatan Bukit Kauman Pebaun Segera Dibangun

(RIAUPOS.CO) — Masyarakat beberapa desa seperti Desa Saik, Pebaun Hulu dan Desa Pebaun, Hilir Kecamatan Kuantan Mudik dalam waktu dekat akan menikmati jembatan penyeberangan. Selama ini beberapa warga desa yang ada di bagian seberang tersebut masih banyak yang menggunakan kompang (alat penyeberangan tradisional) agar bisa sampai ke ibukota Kecamatan Lubuk Jambi.

Hal itu dibenarkan Kepala Dinas PUPR Kuansing Ade Fahrer ST kepada wartawan, Selasa (18/6). Menurut Ade, jembatan tersebut akan dikerjakan pada tahun 2019 melalui dana APBN dengan rentang 120 meter.

“Ini merupakan program JUDesa atau Jembatan Untuk Desa. Kini proses pembangunan jembatan sudah dalam tahap lelang di Kementerian PUPR Jakarta. Jembatan Bukit Kauman merupakan hasil kerja keras Dinas PUPR dan Bupati H Mursini melobi pemerintah pusat,” ujar Ade Fahrer didampingi Kabid Bina Marga Jafrison.

Baca Juga:  Kasus Harian Covid di Riau Bertambah 11 Orang, Sembuh 8 Orang

Dari awal, lanjut Ade, Pemkab Kuansing mengusulkan lima titik jembatan yang tersebar di sejumlah kecamatan. Namun setelah disurvei Kementerian PUPR, hanya dua titik yang rentangnya di bawah 120 meter. Dengan demikian, jembatan lain yang rentangnya lebih dari 120 meter tidak bisa dimasukan dalam program JUDesa.

Lima titik yang diusulkan itu masing-masing Bukit Kauman, Kecamatan Kuantan Mudik, Siberobah, Kecamatan Gunung Toar, Simandolak, Kecamatan Benai, Pulau Busuk, Kecamatan Inuman dan Pulau Jambu, Kecamatan Cerenti.

Dari hasil survei, tiga titik seperti Simandolak, Pulau Busuk dan Pulau Jambu rentangnya di atas 120 meter. Sehingga tidak bisa dilayani dengan program JUDesa. Karena itu, hanya Bukit Kauman dengan rentang 120 meter dan Siberobah 90 meter, dibuatkan DED (Detail Engineering Design).

Baca Juga:  Satgas Polda Riau Pantau Harga dan Stok Pangan Jelang Nataru

“Dari dua titik yang telah dibuatkan DED, tenyata hanya Bukit Kauman yang direalisasikan tahun anggaran 2019 ini. Semoga pembangunan Jembatan Siberobah bisa direlasasikan tahun depan. Jembatan ini dibangun tanpa tiang penyanggah. Kalau rentang jembatan di atas 120 meter sangat rawan ambruk. Karena itu tiga titik yang rentangnya di atas 120 meter tidak bisa dilayani Kementerian PUPR,” jelas Ade Fahrer.

Menurut Ade lagi, jembatan JUDesa dibangun untuk mengatasi masalah aksesibilitas masyarakat desa lewat  penyediaan infrastruktur jembatan sederhana. Banyak keunggulan jembatan ini seprti lebih sedikit material dan pembangunan cepat selesai.

“Pembangunan jembatan ini bisa cepat selesai karena perakitan dapat dilakukan dari satu sisi saja. Tahun ini masyarakat sudah bisa memanfaatkan Jembatan Bukit Kauman,” ujar Ade Fahrer.(adv)

(RIAUPOS.CO) — Masyarakat beberapa desa seperti Desa Saik, Pebaun Hulu dan Desa Pebaun, Hilir Kecamatan Kuantan Mudik dalam waktu dekat akan menikmati jembatan penyeberangan. Selama ini beberapa warga desa yang ada di bagian seberang tersebut masih banyak yang menggunakan kompang (alat penyeberangan tradisional) agar bisa sampai ke ibukota Kecamatan Lubuk Jambi.

Hal itu dibenarkan Kepala Dinas PUPR Kuansing Ade Fahrer ST kepada wartawan, Selasa (18/6). Menurut Ade, jembatan tersebut akan dikerjakan pada tahun 2019 melalui dana APBN dengan rentang 120 meter.

“Ini merupakan program JUDesa atau Jembatan Untuk Desa. Kini proses pembangunan jembatan sudah dalam tahap lelang di Kementerian PUPR Jakarta. Jembatan Bukit Kauman merupakan hasil kerja keras Dinas PUPR dan Bupati H Mursini melobi pemerintah pusat,” ujar Ade Fahrer didampingi Kabid Bina Marga Jafrison.

Baca Juga:  Satgas Polda Riau Pantau Harga dan Stok Pangan Jelang Nataru

Dari awal, lanjut Ade, Pemkab Kuansing mengusulkan lima titik jembatan yang tersebar di sejumlah kecamatan. Namun setelah disurvei Kementerian PUPR, hanya dua titik yang rentangnya di bawah 120 meter. Dengan demikian, jembatan lain yang rentangnya lebih dari 120 meter tidak bisa dimasukan dalam program JUDesa.

Lima titik yang diusulkan itu masing-masing Bukit Kauman, Kecamatan Kuantan Mudik, Siberobah, Kecamatan Gunung Toar, Simandolak, Kecamatan Benai, Pulau Busuk, Kecamatan Inuman dan Pulau Jambu, Kecamatan Cerenti.

Dari hasil survei, tiga titik seperti Simandolak, Pulau Busuk dan Pulau Jambu rentangnya di atas 120 meter. Sehingga tidak bisa dilayani dengan program JUDesa. Karena itu, hanya Bukit Kauman dengan rentang 120 meter dan Siberobah 90 meter, dibuatkan DED (Detail Engineering Design).

Baca Juga:  Penerimaan PBB Naik 87 Persen

“Dari dua titik yang telah dibuatkan DED, tenyata hanya Bukit Kauman yang direalisasikan tahun anggaran 2019 ini. Semoga pembangunan Jembatan Siberobah bisa direlasasikan tahun depan. Jembatan ini dibangun tanpa tiang penyanggah. Kalau rentang jembatan di atas 120 meter sangat rawan ambruk. Karena itu tiga titik yang rentangnya di atas 120 meter tidak bisa dilayani Kementerian PUPR,” jelas Ade Fahrer.

Menurut Ade lagi, jembatan JUDesa dibangun untuk mengatasi masalah aksesibilitas masyarakat desa lewat  penyediaan infrastruktur jembatan sederhana. Banyak keunggulan jembatan ini seprti lebih sedikit material dan pembangunan cepat selesai.

“Pembangunan jembatan ini bisa cepat selesai karena perakitan dapat dilakukan dari satu sisi saja. Tahun ini masyarakat sudah bisa memanfaatkan Jembatan Bukit Kauman,” ujar Ade Fahrer.(adv)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari