Senin, 20 Mei 2024

Nabi Muhammad SAW sebagai Teladan

"Laqod kaana lakum fii rosuulillaahi uswatun hasanatun" yang artinya "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu."
(QS Al-Ahzab : 21)

Dalam tulisan ini penulis mengawali dengan Firman Allah dalam surat al-ahzab ayat 21, yang menerangkan tentang Suri teladan yang baik yang ada dalam diri Baginda Nabi Besar Muhammad saw. Bahkan Dalam sejarah sudah tidak terhitung lagi jumlah tulisan yang mengangkat perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Seperti, Michael H Hart, dalam The 100, A Ranking of The Most Influential Persons in History, menempatkan Nabi SAW sebagai orang yang paling berpengaruh dalam sejarah.

Yamaha

Yang pasti, semuanya berkesimpulan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia teragung dalam sejarah. Penilaian ini tentu tidak berlebihan. Bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia multidimensional. Sosok pemimpin yang alim, politikus yang agamawan, dan panglima yang menawan. Pemimpin yang membela hak-hak kaum tertindas. Dalam kehidupan sehari-hari sudah sepantasnya kita umatnya menjadikan Nabi Muhammad sebagai teladan yang mesti kita idolakan seluruh umat islam.

Dialah sang suri teladan maka, Maulid Nabi adalah Maulid Sang Suri Teladan. Di Negara kita, perayaan maulid Nabi Muhammad saw sudah menjadi rutinitas tahunan. Hampir seluruh lapisan masyarakat islam memperingatinya, mulai dari istana negara sampai sudut musala.

Maulid Nabi Muhammad SAW biasanya diperingati dengan berkumpulnya beberapa orang membaca alquran dan ceramah agama atau kisah teladan Nabi saw sepanjang hidupnya.

- Advertisement -

Sejarah Maulid Nabi merupakan hari peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Peringatan tersebut jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Menurut keterangan dari al-Maqrizy dalam kitabnya yang berjudul al Khathat, perayaan Maulid dimulai ketika zaman Daulah Fatimiyah syiah di Mesir. Mereka membuat banyak acara perayaan Maulid, seperti Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Maulid 'Ali bin Abi Thalib, maulid Fatimah binti 'Ali, hingga maulid Hasan bin 'Ali dan Husain bin 'Ali.

Baca Juga:  Kegagalan Pengelolaan Koperasi

Sedangkan menurut sumber lain Maulid dikembangkan oleh Abul al-Abbas al-Azafi. Para ahli sejarah, seperti Ibn Khallikan, Sibth Ibn Al-Jauzi, Ibn Kathir, Al-Hafizh Al-Sakhawi, Al-Hafizh Al-Suyuthi dan lainnya telah sepakat menyatakan bahwa orang yang pertama kali mengadakan peringatan maulid adalah Sultan Al-Muzhaffar.

- Advertisement -

 Namun juga terdapat pihak lain yang mengatakan bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi. Sultan Salahuddin pada kala itu membuat perayaan Maulid dengan tujuan membangkitkan semangat umat islam yang telah padam untuk kembali berjihad dalam membela islam.  Memperingati maulid Nabi Muhammad saw memiliki beberapa nilai dan makna, yang dapat kita petik saat mengikuti Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Pertama, Nilai Spiritual.  Katakanlah (Muhammad),  "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan." (QS. Yunus ;58). Setiap insan muslim akan mampu menumbuhkan dan menambah rasa cinta pada beliau SAW dengan maulid. Luapan kegembiraan terhadap kelahiran Nabi SAW merupakan bentuk cerminan rasa cinta dan penghormatan kita terhadap Nabi pembawa rahmat bagi seluruh alam.

Karena figur teladan ini diutus untuk membawa rahmat bagi seluruh alam (surah al-Anbiya’; 107). Kegembiraan Abu Jahal dengan kelahiran Nabi saw saja dapat mengurangi siksa neraka yang ia cicipi tiap hari senin. Apalagi kegembiraan itu disertai dengan keimanan. Dengan memperingati maulid, kita akan sendirinya ingat dengan perintah bershalawat kepada Nabi saw. Allah swt dan malaikat pun telah memberi contoh bagi kita dengan selalu bershalawat kepada beliau saw (surah al-Ahzab;56).

Baca Juga:  Catatan Awal Tahun: Kerja Kolektif Pengendalian Karhutla di Tengah Pandemi

Kedua, Nilai Moral, dapat dipetik dengan menyimak akhlak terpuji dan nasab mulia dalam kisah teladan Nabi Muhammad saw. Mempraktikan sifat-sifat terpuji yang bersumber dari Nabi saw adalah salah satu tujuan dari diutusnya Nabi saw. Dalam peringatan maulid Nabi saw, kita juga bisa mendapat nasihat dan pengarahan dari ulama agar kita selalu berada dalam tuntunan dan bimbingan agama.

Ketiga, Nilai Sosial, Memuliakan dan mem-berikan jamuan makanan para tamu, terutama dari golongan fakir miskin yang menghadiri majelis maulid sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta. Hal ini sangat dianjurkan oleh agama, karena memiliki nilai sosial yang tinggi (surah al-Insan;8-9).

Keempat, Nilai Persatuan akan terjalin dengan berkumpul bersama dalam rangka bermaulid dan bershalawat  maupun berdzikir. Diceritakan bahwa Shalahuddin al-Ayubi mengumpulkan umat islam dikala itu untuk memperingati maulid Nabi saw. Hal itu dilakukan oleh panglima islam ini bertujuan untuk mempersolid kekuatan dan persatuan pasukan islam dalam menghadapi perang salib di zaman itu.

Semoga dengan memperingati Maulid Baginda Nabi saw kita dapat memetik nilai-nilai positif yang ada pada diri Rasullullah Nabi Muhammad SAW. Dan dapat kita jadikan teladan dalam kehidupan kita sehari-hari dalam menjalankan aktivitas di dunia ini, Aamiin.***

 

"Laqod kaana lakum fii rosuulillaahi uswatun hasanatun" yang artinya "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu."
(QS Al-Ahzab : 21)

Dalam tulisan ini penulis mengawali dengan Firman Allah dalam surat al-ahzab ayat 21, yang menerangkan tentang Suri teladan yang baik yang ada dalam diri Baginda Nabi Besar Muhammad saw. Bahkan Dalam sejarah sudah tidak terhitung lagi jumlah tulisan yang mengangkat perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Seperti, Michael H Hart, dalam The 100, A Ranking of The Most Influential Persons in History, menempatkan Nabi SAW sebagai orang yang paling berpengaruh dalam sejarah.

Yang pasti, semuanya berkesimpulan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia teragung dalam sejarah. Penilaian ini tentu tidak berlebihan. Bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia multidimensional. Sosok pemimpin yang alim, politikus yang agamawan, dan panglima yang menawan. Pemimpin yang membela hak-hak kaum tertindas. Dalam kehidupan sehari-hari sudah sepantasnya kita umatnya menjadikan Nabi Muhammad sebagai teladan yang mesti kita idolakan seluruh umat islam.

Dialah sang suri teladan maka, Maulid Nabi adalah Maulid Sang Suri Teladan. Di Negara kita, perayaan maulid Nabi Muhammad saw sudah menjadi rutinitas tahunan. Hampir seluruh lapisan masyarakat islam memperingatinya, mulai dari istana negara sampai sudut musala.

Maulid Nabi Muhammad SAW biasanya diperingati dengan berkumpulnya beberapa orang membaca alquran dan ceramah agama atau kisah teladan Nabi saw sepanjang hidupnya.

Sejarah Maulid Nabi merupakan hari peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Peringatan tersebut jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Menurut keterangan dari al-Maqrizy dalam kitabnya yang berjudul al Khathat, perayaan Maulid dimulai ketika zaman Daulah Fatimiyah syiah di Mesir. Mereka membuat banyak acara perayaan Maulid, seperti Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Maulid 'Ali bin Abi Thalib, maulid Fatimah binti 'Ali, hingga maulid Hasan bin 'Ali dan Husain bin 'Ali.

Baca Juga:  Potret Pemilu Indonesia: Antara Harapan dan Keputusasaan

Sedangkan menurut sumber lain Maulid dikembangkan oleh Abul al-Abbas al-Azafi. Para ahli sejarah, seperti Ibn Khallikan, Sibth Ibn Al-Jauzi, Ibn Kathir, Al-Hafizh Al-Sakhawi, Al-Hafizh Al-Suyuthi dan lainnya telah sepakat menyatakan bahwa orang yang pertama kali mengadakan peringatan maulid adalah Sultan Al-Muzhaffar.

 Namun juga terdapat pihak lain yang mengatakan bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi. Sultan Salahuddin pada kala itu membuat perayaan Maulid dengan tujuan membangkitkan semangat umat islam yang telah padam untuk kembali berjihad dalam membela islam.  Memperingati maulid Nabi Muhammad saw memiliki beberapa nilai dan makna, yang dapat kita petik saat mengikuti Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Pertama, Nilai Spiritual.  Katakanlah (Muhammad),  "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan." (QS. Yunus ;58). Setiap insan muslim akan mampu menumbuhkan dan menambah rasa cinta pada beliau SAW dengan maulid. Luapan kegembiraan terhadap kelahiran Nabi SAW merupakan bentuk cerminan rasa cinta dan penghormatan kita terhadap Nabi pembawa rahmat bagi seluruh alam.

Karena figur teladan ini diutus untuk membawa rahmat bagi seluruh alam (surah al-Anbiya’; 107). Kegembiraan Abu Jahal dengan kelahiran Nabi saw saja dapat mengurangi siksa neraka yang ia cicipi tiap hari senin. Apalagi kegembiraan itu disertai dengan keimanan. Dengan memperingati maulid, kita akan sendirinya ingat dengan perintah bershalawat kepada Nabi saw. Allah swt dan malaikat pun telah memberi contoh bagi kita dengan selalu bershalawat kepada beliau saw (surah al-Ahzab;56).

Baca Juga:  Otonomi Daerah, Wujud Desentralisasi Bagi Kewenangan Pusat dan Daerah

Kedua, Nilai Moral, dapat dipetik dengan menyimak akhlak terpuji dan nasab mulia dalam kisah teladan Nabi Muhammad saw. Mempraktikan sifat-sifat terpuji yang bersumber dari Nabi saw adalah salah satu tujuan dari diutusnya Nabi saw. Dalam peringatan maulid Nabi saw, kita juga bisa mendapat nasihat dan pengarahan dari ulama agar kita selalu berada dalam tuntunan dan bimbingan agama.

Ketiga, Nilai Sosial, Memuliakan dan mem-berikan jamuan makanan para tamu, terutama dari golongan fakir miskin yang menghadiri majelis maulid sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta. Hal ini sangat dianjurkan oleh agama, karena memiliki nilai sosial yang tinggi (surah al-Insan;8-9).

Keempat, Nilai Persatuan akan terjalin dengan berkumpul bersama dalam rangka bermaulid dan bershalawat  maupun berdzikir. Diceritakan bahwa Shalahuddin al-Ayubi mengumpulkan umat islam dikala itu untuk memperingati maulid Nabi saw. Hal itu dilakukan oleh panglima islam ini bertujuan untuk mempersolid kekuatan dan persatuan pasukan islam dalam menghadapi perang salib di zaman itu.

Semoga dengan memperingati Maulid Baginda Nabi saw kita dapat memetik nilai-nilai positif yang ada pada diri Rasullullah Nabi Muhammad SAW. Dan dapat kita jadikan teladan dalam kehidupan kita sehari-hari dalam menjalankan aktivitas di dunia ini, Aamiin.***

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari