Kamis, 19 September 2024

Begini Skenario Pelayanan untuk Jemaah saat Puncak Ibadah Haji 2022

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kementerian Agama membentuk satuan operasi (Satop) khusus menghadapi puncak musim haji Arafah Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Satop beranggotakan petugas yang sebelumnya bekerja di daerah kerja (Daker) baik Makkah, Madinah, maupun Bandara.

“Personelnya hampir sama perwakilan Daker-Daker. Jadi Daker ketika masuk ke Armuzna tidak lagi dinamai Daker,” kata Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Arsyad Hidayat kepada wartawan, Selasa (28/6/2022).

Personel dari tiga Daker akan dibagi. Untuk Arafah akan diisi Daker Bandara, lantas yang bertugas di Muzdalifah diisi Daker Makkah, dan Mina akan diisi Daker Madinah.

Selain itu juga akan ada tim monitoring yang akan mengawasi seluruh proses pergerakan jemaah saat pelaksanaan Armuzna. Mobilisasi Armuzna akan dimulai sejak 8 Zulhijjah 1443 H pagi.

- Advertisement -

“Kemarin kami simulasi dengan Kementerian Haji (Arab Saudi), jika dulu biasanya dimulai (mobilisasi jemaah) jam 07.00 pagi sampai 24.00 malam, dengan jumlah jemaah saat ini, dari hotel ke Arafah  in sya Allah akan selesai pukul 17.00 sore (waktu Arab Saudi),” ujarnya.

Tanggal 9 Zulhijjah, jemaah akan melakukan rangkaian ibadah wukuf di Arafah, sejak masuk waktu Zuhur. Selanjutnya, jemaah akan dimobilisasi ke Muzdalifah.

- Advertisement -
Baca Juga:  Fadli Zon: Jangan Plinplan, Ini pun Sudah Terlambat

“Setelah Maghrib, jemaah akan mulai kami dorong masuk ke Muzdalifah. Mudah-mudahan sebelum tengah malam sudah tuntas. Biasanya dulu pergerakan ke Muzdalifah sampai pukul 01.00-02.00 dini hari,” ujarnya.

Sejak 5 Juli 2022, seluruh bus yang beroperasi di Arab Saudi termasuk bus shalawat akan fokus disiapkan untuk melayani Armuzna. Bus shalawat baru akan beroperasi normal, diperkirakan setelah 16 Juli 2022.

“Nanti setelah tanggal 5 tidak akan ada lagi bus shalawat berkeliaran. Semuanya akan ditarik untuk pelaksanaan Armuzna. Jadi tanggal 5-15 Juli 2022 tidak akan ada bus shalawat. Di periode tersebut silakan salat lima waktu di sekitar hotel sekaligus juga hemat tenaga,” jelasnya.

Sementara itu, terkait Armuzna tahun ini, jemaah calon haji Indonesia dipastikan akan menerima fasilitas jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tenda bagi jemaah selama di Arafah dan Mina misalnya, akan lebih baik dengan pendingin udara (AC) baru yang lebih dingin dari sebelumnya. Jika tahun lalu rata-rata satu tenda hanya terpasang 4 AC, tahun ini akan ditambah menjadi 6 AC dengan suplay listrik dari PLN Saudi.

Baca Juga:  500 Eksemplar Buku "Bonita Hikayat sang Raja" Tiba di Riau

Selain karpet, jemaah juga akan dimanjakan dengan adanya kasur dan bantal di dalam tenda. Dengan kasur, jemaah diharapkan bisa beristirahat dengan lelap sehingga bisa mengembalikan energi fisik untuk tahapan ibadah selanjutnya.

Selain itu, satu maktab atau pemondokan yang biasanya berisi 2.900-3.000 jemaah, tahun ini hanya akan diisi 2.100 jemaah sehingga lebih longgar.

“Untuk tahun ini kapasitas per jemaah di dalam tenda, 1.6 meter persegi untuk Arafah dan jemaah di Mina 0.9 meter persegi,” ucapnya.

Begitu juga toilet jemaah. Jika tahun sebelumnya jumlah toilet per maktab hanya 21, sekarang diperbanyak menjadi 38. Juga ada tambahan toilet portabel sehingga mampu mengurangi antrean toilet, khususnya di toilet perempuan.

Untuk katering, Kementerian Agama juga mendatangkan personel dari Ikatan Chef Indonesia serta mahasiswa ahli resep dari Politeknik Pariwisata NHI Bandung.

“PPIH Arab sudah melakukan skenario pelatihan juru masak dan mendatangkan teman-teman dari NHI Bandung dan Ikatan Chef Indonesia. Harapannya makanan yang diberikan memiliki selera Indonesia dan tentunya lezat,” pungkas Arsyad.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kementerian Agama membentuk satuan operasi (Satop) khusus menghadapi puncak musim haji Arafah Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Satop beranggotakan petugas yang sebelumnya bekerja di daerah kerja (Daker) baik Makkah, Madinah, maupun Bandara.

“Personelnya hampir sama perwakilan Daker-Daker. Jadi Daker ketika masuk ke Armuzna tidak lagi dinamai Daker,” kata Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Arsyad Hidayat kepada wartawan, Selasa (28/6/2022).

Personel dari tiga Daker akan dibagi. Untuk Arafah akan diisi Daker Bandara, lantas yang bertugas di Muzdalifah diisi Daker Makkah, dan Mina akan diisi Daker Madinah.

Selain itu juga akan ada tim monitoring yang akan mengawasi seluruh proses pergerakan jemaah saat pelaksanaan Armuzna. Mobilisasi Armuzna akan dimulai sejak 8 Zulhijjah 1443 H pagi.

“Kemarin kami simulasi dengan Kementerian Haji (Arab Saudi), jika dulu biasanya dimulai (mobilisasi jemaah) jam 07.00 pagi sampai 24.00 malam, dengan jumlah jemaah saat ini, dari hotel ke Arafah  in sya Allah akan selesai pukul 17.00 sore (waktu Arab Saudi),” ujarnya.

Tanggal 9 Zulhijjah, jemaah akan melakukan rangkaian ibadah wukuf di Arafah, sejak masuk waktu Zuhur. Selanjutnya, jemaah akan dimobilisasi ke Muzdalifah.

Baca Juga:  Protokol Kesehatan Harus Diperketat

“Setelah Maghrib, jemaah akan mulai kami dorong masuk ke Muzdalifah. Mudah-mudahan sebelum tengah malam sudah tuntas. Biasanya dulu pergerakan ke Muzdalifah sampai pukul 01.00-02.00 dini hari,” ujarnya.

Sejak 5 Juli 2022, seluruh bus yang beroperasi di Arab Saudi termasuk bus shalawat akan fokus disiapkan untuk melayani Armuzna. Bus shalawat baru akan beroperasi normal, diperkirakan setelah 16 Juli 2022.

“Nanti setelah tanggal 5 tidak akan ada lagi bus shalawat berkeliaran. Semuanya akan ditarik untuk pelaksanaan Armuzna. Jadi tanggal 5-15 Juli 2022 tidak akan ada bus shalawat. Di periode tersebut silakan salat lima waktu di sekitar hotel sekaligus juga hemat tenaga,” jelasnya.

Sementara itu, terkait Armuzna tahun ini, jemaah calon haji Indonesia dipastikan akan menerima fasilitas jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tenda bagi jemaah selama di Arafah dan Mina misalnya, akan lebih baik dengan pendingin udara (AC) baru yang lebih dingin dari sebelumnya. Jika tahun lalu rata-rata satu tenda hanya terpasang 4 AC, tahun ini akan ditambah menjadi 6 AC dengan suplay listrik dari PLN Saudi.

Baca Juga:  Fadli Zon: Jangan Plinplan, Ini pun Sudah Terlambat

Selain karpet, jemaah juga akan dimanjakan dengan adanya kasur dan bantal di dalam tenda. Dengan kasur, jemaah diharapkan bisa beristirahat dengan lelap sehingga bisa mengembalikan energi fisik untuk tahapan ibadah selanjutnya.

Selain itu, satu maktab atau pemondokan yang biasanya berisi 2.900-3.000 jemaah, tahun ini hanya akan diisi 2.100 jemaah sehingga lebih longgar.

“Untuk tahun ini kapasitas per jemaah di dalam tenda, 1.6 meter persegi untuk Arafah dan jemaah di Mina 0.9 meter persegi,” ucapnya.

Begitu juga toilet jemaah. Jika tahun sebelumnya jumlah toilet per maktab hanya 21, sekarang diperbanyak menjadi 38. Juga ada tambahan toilet portabel sehingga mampu mengurangi antrean toilet, khususnya di toilet perempuan.

Untuk katering, Kementerian Agama juga mendatangkan personel dari Ikatan Chef Indonesia serta mahasiswa ahli resep dari Politeknik Pariwisata NHI Bandung.

“PPIH Arab sudah melakukan skenario pelatihan juru masak dan mendatangkan teman-teman dari NHI Bandung dan Ikatan Chef Indonesia. Harapannya makanan yang diberikan memiliki selera Indonesia dan tentunya lezat,” pungkas Arsyad.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari