Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Kemendikbud Dorong “Perjodohan” Pendidikan Vokasi dengan Industri

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencoba memecah kebuntuan soal lulusan pendidikan vokasi yang banyak menganggur. Konsep link and match bakal lebih diseriusi dengan perjodohan masal antara pendidikan vokasi dan industri.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto menjelaskan, sejumlah program studi (prodi) vokasi di perguruan tinggi (PT) sebenarnya telah mengaplikasikan link and match. Hanya, banyak yang belum mendalam.

"Kali ini yang kita dorong itu pernikahan yang dalam," katanya dalam temu media secara virtual kemarin (27/5).

Konsep pernikahan tersebut akan mendorong kedua pihak berbagi peran, berinvestasi, hingga mengambil risiko bersama. Industri dilibatkan langsung dalam proses mendidik para lulusan program vokasi. Dengan demikian, hasilnya akan cocok dengan kebutuhan dunia industri dan dunia kerja. "Kita bikin platform makcomblang lah istilahnya," ungkap dia.

Baca Juga:  Polisi Amankan Dua Butir Peluru Ditemukan di Motor Pelaku Bom Bunuh Diri

Platform tersebut berwujud paket-paket kebijakan, regulasi yang bisa men-support ekosistem pernikahan masal itu, serta paket-paket insentif dalam bentuk pendanaan yang bisa mengembangkan kerja sama-kerja sama yang berdampak besar dan berkelanjutan. Salah satunya paket "pernikahan" yang berisi sekitar delapan kebijakan. Di antaranya soal kurikulum yang disusun bersama antara industri dan PT.

Tahun ini target program penguatan pendidikan vokasi itu bakal menyasar seratus prodi vokasi di PTN dan PTS. Mereka didorong melakukan pernikahan masal dengan puluhan atau bahkan ratusan industri.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencoba memecah kebuntuan soal lulusan pendidikan vokasi yang banyak menganggur. Konsep link and match bakal lebih diseriusi dengan perjodohan masal antara pendidikan vokasi dan industri.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto menjelaskan, sejumlah program studi (prodi) vokasi di perguruan tinggi (PT) sebenarnya telah mengaplikasikan link and match. Hanya, banyak yang belum mendalam.

- Advertisement -

"Kali ini yang kita dorong itu pernikahan yang dalam," katanya dalam temu media secara virtual kemarin (27/5).

Konsep pernikahan tersebut akan mendorong kedua pihak berbagi peran, berinvestasi, hingga mengambil risiko bersama. Industri dilibatkan langsung dalam proses mendidik para lulusan program vokasi. Dengan demikian, hasilnya akan cocok dengan kebutuhan dunia industri dan dunia kerja. "Kita bikin platform makcomblang lah istilahnya," ungkap dia.

- Advertisement -
Baca Juga:  Didesak Minta Maaf soal Penolakan UAS, Begini Respons Singapura

Platform tersebut berwujud paket-paket kebijakan, regulasi yang bisa men-support ekosistem pernikahan masal itu, serta paket-paket insentif dalam bentuk pendanaan yang bisa mengembangkan kerja sama-kerja sama yang berdampak besar dan berkelanjutan. Salah satunya paket "pernikahan" yang berisi sekitar delapan kebijakan. Di antaranya soal kurikulum yang disusun bersama antara industri dan PT.

Tahun ini target program penguatan pendidikan vokasi itu bakal menyasar seratus prodi vokasi di PTN dan PTS. Mereka didorong melakukan pernikahan masal dengan puluhan atau bahkan ratusan industri.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari