Kamis, 19 September 2024

Membangun SDM Pulp dan Kertas, Membangun Masa Depan Riau

Industri pulp dan kertas, juga rayon, diperkirakan akan berumur sangat panjang. Pendirian Program Studi (Prodi) D-3 Teknologi Pulp dan Kertas (TPK), Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau (Unri) adalah sebuah solusi penting dalam penyediaan sumber daya manusia (SDM) untuk industri itu. Sebab, dengan membangun SDM pulp dan kertas, berarti sedang membangun masa depan Riau.

Laporan: Hary B Koriun (Pekanbaru)

DARI luar, dalam gedung bercat abu-abu tersebut seolah tak ada aktivitas. Di siang yang panas itu, di halaman gedung hanya terlihat beberapa kendaraan roda dua dan dua kendaraan roda empat yang terparkir.

Namun ketika pintu terbuka, terlihat dua mahasiswi sedang duduk di tak jauh dari pintu masuk. Di bagian dalam, beberapa mahasiswa juga terlihat sedang melakukan berbagai aktivitas. Suasananya pun jadi berbeda. Kontras. Jika di luar sangat panas dan sepi, di dalam ruangan Gedung Program Studi (Prodi) D-3 Teknologi Pulp dan Kertas (TPK), Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau (Unri) itu sangat sejuk dan ramai.

- Advertisement -

Di dalam ruangannya, Dr Evelyn ST MSc terlihat sedang berdiskusi dengan dua mahasiswinya pada Senin, 22 November 2021. Nampaknya itu berkenaan dengan tugas kedua mahasiswi itu. Tak lama kemudian, kedua mahasiswinya keluar dari ruangannya yang sejuk tersebut.

“Seluruh pembangunan gedung ini dan semua fasilitasnya dibiayai oleh Tanoto Foundation dan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP),” ujar Evelyn sambil tersenyum ketika kami mengawali obrolan.

- Advertisement -

Doktor lulusan Teknik Kimia dari University of Auckland, Selandia Baru –tamat tahun 2016— ini adalah salah seorang yang ikut dalam proses awal rencana pendirian dan pembangunan Prodi TPK Unri tersebut, hingga kemudian ia diangkat menjadi Koordinator Prodi TPK pada Agustus 2018.

Usaha agar Riau memiliki program studi khusus bidang pulp and paper memang menjadi cita-cita masyarakat Riau, juga kalangan industri, terutama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), yang berada di bawah APRIL. Seperti diketahui, selain RAPP, di Riau juga berdiri perusahaan pulp dan kertas lainnya, yakni PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP). Dua perusahaan raksasa ini memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang siap pakai yang bisa bekerja di banyak bagian. Selama ini, SDM yang bekerja berasal dari lulusan berbagai universitas di seluruh Indonesia.

“Setahu saya, sebelum Prodi TPK ini berdiri, RAPP banyak menyekolahkan calon karyawannya di Bandung. Kalau tak salah di Akademi Teknologi Pulp dan Kertas, di bawah Kementerian Perindustrian. Itu swasta,” ujar Evelyn.

Pihak Unri –menurut wanita yang menyelesaikan S-2-nya di University of Birmingham, Inggris, pada 2000–  ini, kemudian menyambut baik dan sangat antusias ketika RAPP menawarkan kerja sama pendirian sebuah program studi vokasi pulp dan kertas. Pada tahun 2017, dimulailah persiapan pendirian. Secara marathon, Unri (Fakultas Teknik), RAPP, dan Tanoto Foundation melakukan pertemuan  intens mempersiapkan semua yang diperlukan pendirian prodi tersebut. Managing Director RGE (holding company yang membawahi APRIL dan RAPP) Anderson Tanoto dan Presiden Direktur PT RAPP Sihol P Aritonang ikut turun tangan langsung. Sementara dari  Unri, Rektor Prof Dr Aras Mulyadi, langsung terlibat mewakili Unri bersama Dekan Fakultas Teknik dan para pejabat lainnya.

Mereka kemudian setuju membentuk tim khusus, Tim Taks Force, yang tugasnya mempersiapkan dan memastikan pendirian prodi yang dimaksud. Dr Idral Amri, Ketua Jurusan Teknik Kimia, ditunjuk menjadi Ketua Tim Task Force. Evelyn menjadi salah seorang anggota di tim tersebut.

Pada 21 Januari 2018, ditandatangani perjanjian kerja sama pembangunan gedung dan semua peralatannya oleh RAPP, Tanonto Foundations, dan Unri, yang dihadiri Menteri Perindustrian Arilangga Hartarto. RAPP mengucurkan dana Rp8,9 miliar, sedang Tanoto Foundations Rp13,9 miliar. Totalnya Rp24,8 miliar. Unri yang menyediakan tanah untuk lokasi bangunan gedung. Letaknya sebelah kanan dari gedung utama Fakultas Teknik. Selain untuk pembangunan gedung, juga untuk membangun gedung BEM Mahasiswa Fakultas Teknik baru yang sebelumnya berada di tempat tersebut yang harus diruntuhkan.

Baca Juga:  Tenaga Medis Wajib Lakukan 5 Hal Ini agar Tak Tertular Virus Corona

Sejak itu, Tim Taks Force mulai bekerja keras. Pada 23 Januari 2018, tim itu membuat proposal ke Kemenristek Dikbud. Pada 6 Juli 2018, keluar izin pendirian prodi tersebut melalui Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, Pendidikan Tinggi No 554/KPT/1/2018, tentang Pemberian Mandat Penyelenggaraan Pendidikan Jenjang Diploma 3 dengan gelar Ahli Madya Terapan (AMd).

Misi penting dari prodi ini adalah menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam bidang teknologi pulp, kertas, dan biopolimer berbasis kayu dan non-kayu yang selaras dengan kelestarian lingkungan hidup. Kemudian, melaksanakan penelitian tepat guna dan pengabdian pada masyarakat dalam menerapkan teknologi pulp, kertas, dan biopolimer berbasis kayu dan non-kayu. Dan, mengembangkan kerja sama yang luas dengan lembaga pendidikan tinggi, industri, pemerintah, dan masyarakat umum.

Evelyn kemudian ditugasi menjadi Koordinator Prodi D-3 TPK pada Agustus 2018 dan menjadi Ketua Prodi tersebut hingga sekarang. Lalu pada 21 April 2020, Prodi TPK sudah terakreditasi setelah selama dua tahun bekerja keras mengumpulkan semua dokumen yang diperlukan.

Sejak mendapatkan izin pada Juli 2018, Prodi TPK sudah langsung menerima mahasiswa untuk pertama kali. Angkatan pertama tersebut saat ini sudah lulus dan hampir 100% diterima bekerja di RAPP/APRIL.

“Sebanyak 60 mahasiswa angkatan pertama tersebut, separohnya diberi beasiswa oleh Tanoto Foundations dari awal sampai akhir kuliah, tetapi setelah lulus, semuanya langsung ditarik oleh RAPP,” jelas wanita berpenampilan anggun dengan kacamata minus dan busana muslimnya ini.

Angkatan kedua yang kini sedang menyelesaikan pendidikan akhir, juga sudah “dipesan” oleh RAPP. Pihak Tanoto Foundation –sebuah lembaga filantropi di bawah APRIL–  memang sepakat memberikan beasiswa kepada separoh atau sekitar 30 mahasiswa per angkatan di Prodi TPK. Namun setelah tamat, semuanya –termasuk yang tak mendapatkan beasiswa–  “diminta” oleh RAPP untuk bekerja di perusahaan tersebut.

Evelyn mengaku senang dan bangga karena prodi yang kini dipimpinnya mendapat minat yang lumanyan banyak dari para calon mahasiswa dengan perbandingan 4-5:1. Artinya, satu kursi diperbutkan 4 hingga 5 calon mahasiswa.  Padahal, sesuai kesepakatan, D-3 vokasi ini paling mahal biaya kuliahnya per smester, yakni Rp4.500.000. Menurutnya, karena sedikit ada jaminan lulusannya langsung bekerja di APRIL Group tersebut, peminatnya lumayan tinggi.

Baik RAPP maupun Tanoto Foundations terus memberikan support. Selain beasiswa, juga membangun laboratorium dan seluruh peralatannya termasuk mengirimkan dosen praktisi, dll. Yang terbaru, Tanoto Foundations membantu biaya pembuatan dan operasional website Prodi TPK sebesar sekitar Rp85 juta. Tujuannya agar website tersebut bisa membantu mambangun brand Prodi TPK Unri dengan segala promosinya di sana.

Ke depan, ada rencana mengembangkan Prodi TPS ini dari D-3 menjadi D-4. Menurutnya, dunia kerja di pulp and paper memang membutuhkan tenaga yang memiliki skill lebih bagus dan lebih terampil lagi, dan program D-4 diharapkan bisa menjawab hal itu.

“Kami sedang merancang ke arah sana. Semoga secepatnya terwujud,” ungkap istri  Dr Muhammad Yusa, yang juga pengajar di Fakultas Teknik Unri itu.

Evelyn berharap, Prodi TPK ini akan terus berkembang di masa datang, sebagai salah satu studi vokasi yang berkualitas dan menjadi kebanggaan masyarakat Riau karena satu-satunya prodi bidang pulp dan kertas negeri satu-satunya di Indonesia. Dengan masa depan pulp and paper yang masih panjang, ia ingin anak-anak Riau yang lahir dari prodi ini menjadi SDM dengan skill tinggi, mampu bersaing dengan siapa pun, dan bisa berkarya di perusahaan yang berdiri di daerahnya sendiri seperti RAPP dan Asia Pasific Rayon (APR) di bawah APRIL Group, atau perusahaan sejenis lainnya.

Baca Juga:  Amerika-Iran di Ambang Perang

“Menurut saya, dengan membangun SDM pulp dan kertas, kita juga sedang membangun masa depan Riau. Sebab industri pulp dan kertas ini saya kira akan berumur sangat panjang,” jelas Evelyn.

Community Development Head Of Coorporate Social Responsibilty PT RAPP, Hasto Teguh Kuncoro, menjelaskan, sebagai perusahaan pulp dan kertas yang beroperasi di Riau, RAPP punya kewajiban untuk mengembangkan SDM Riau di bidang pulp dan kertas.

Dengan berdirinya prodi ini, kata Hasto, akan semakin banyak anak-anak muda Riau yang cakap di bidang pulp dan kertas, dan peluang untuk bekerja di RAPP dan perusahaan kertas lainnya akan semakin banyak. Dia juga menjelaskan, lebih 95 persen lulusan Prodi Pulp dan Kertas Unri langsung diterima di RAPP.

“Masyarakat tempatan Riau sangat diprioritaskan menjadi karyawan RAPP. Tentu dengan standar yang sudah ditetapkan,” ujar Hasto dalam acara Zoom meeting pada 9 Desember 2021 lalu.

Dukungan fasilitas ruang perkuliahan dari Tanoto Foundation dan PT RAPP untuk prodi ini berupa gedung seluas 2.092 m2 terdiri dari 6 ruang kelas, 6 laboratorium penelitian, 2 ruang pertemuan, perpustakaan dan akses langsung ke dunia industri pulp dan kertas serta dukungan dosen-dosen dari kalangan praktisi. 

***

RIZKY Dody Herlangga merasa beruntung dengan pilihannya berkuliah di Prodi D-3 TPK Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Unri. Pemuda kelahiran Desa Sam-Sam Desa Kecamatan Kandis, Siak, 15 Maret 1998 ini, kini suah bekerja di Bagian Process Engineer Departemen Production Board Mill, PT RAPP.

Dia menuturkan, banyak pengalaman yang yang didapatkan selama berkuliah di Prodi TPK. Salah satunya adanya program kunjungan industri yang diadakan setiap akhir semester. Program itu sangat membantu mahasiswa untuk menghilangkan rasa penasaran tentang alat-alat dan proses pada saat belajar materi kuliah.

Tidak hanya itu, program studi TPK memiliki fasilitas yang cukup lengkap mulai dari ruang belajar yang nyaman, alat labor sesuai standar dan tenaga pengajar yang expert di dangnya seperti mendatangkan langsung tenaga pengajar praktisi dari PT RAPP.

“Prodi TPK juga sangat mendukung mahasiswanya apabila ingin mengikuti berbagai ajang lomba baik secara akademis maupun non-akademis,” jelas Rizky saat dihubungi Riaupos.co, Kamis, 3 Desember 2021.

Selain berhasil dalam studi akademiknya, anak pasangan Dicky Gina Maimora Hasibuan dan Novita Sari ini berhasil menjadi juara pemilihan Duta Fakultas Teknik dan masuk Top 5 Duta Unri.

Semua yang didapatkan saat kuliah, kata Rizky, bisa diaplikasikan saat dia bekerja. Apa yang didapatkan di bangku kuliah dengan praktik lapangan, penelitian di labor, dan pengalaman diajar langsung oleh tenaga pengajar dari RAPP, langsung diaplikasikan dalam pekerjaan.

“Apa yang saya lakukan selama bekerja sudah saya terima  saat kami duduk di bangku kuliah dan itu meminimalisir rasa canggung atau rasa takut salah saya saat bekerja,” ungkap alumni SMU Plus Riau ini.

Menurut pemuda kelahiran 15 Maret 1998 ini, dia tak pernah merasa salah memilih program studi ini. Jika memang tersesat, kata dia, tapi dirinya tersesat di jalan yang benar. Di tengah persaingan dunia kerja yang keras dan sulit, menjadi lulusan Prodi TPK Unri memberi peluang besar untuk bersaing dan mendapatkan pekerjaan itu.

Dia berharap, para calon mahasiswa dan mahasiswa baru di Prodi TPK percaya diri dan terus mempelajari hal-hal baru.

“Kuliah bukan hanya sekadar mencari IPK, tapi kuliah itu tempat menumbuhkan cara berpikir kita bagaimana bisa bermanfaat bagi orang banyak,” jelas Rizky lagi.
 

Industri pulp dan kertas, juga rayon, diperkirakan akan berumur sangat panjang. Pendirian Program Studi (Prodi) D-3 Teknologi Pulp dan Kertas (TPK), Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau (Unri) adalah sebuah solusi penting dalam penyediaan sumber daya manusia (SDM) untuk industri itu. Sebab, dengan membangun SDM pulp dan kertas, berarti sedang membangun masa depan Riau.

Laporan: Hary B Koriun (Pekanbaru)

DARI luar, dalam gedung bercat abu-abu tersebut seolah tak ada aktivitas. Di siang yang panas itu, di halaman gedung hanya terlihat beberapa kendaraan roda dua dan dua kendaraan roda empat yang terparkir.

Namun ketika pintu terbuka, terlihat dua mahasiswi sedang duduk di tak jauh dari pintu masuk. Di bagian dalam, beberapa mahasiswa juga terlihat sedang melakukan berbagai aktivitas. Suasananya pun jadi berbeda. Kontras. Jika di luar sangat panas dan sepi, di dalam ruangan Gedung Program Studi (Prodi) D-3 Teknologi Pulp dan Kertas (TPK), Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau (Unri) itu sangat sejuk dan ramai.

Di dalam ruangannya, Dr Evelyn ST MSc terlihat sedang berdiskusi dengan dua mahasiswinya pada Senin, 22 November 2021. Nampaknya itu berkenaan dengan tugas kedua mahasiswi itu. Tak lama kemudian, kedua mahasiswinya keluar dari ruangannya yang sejuk tersebut.

“Seluruh pembangunan gedung ini dan semua fasilitasnya dibiayai oleh Tanoto Foundation dan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP),” ujar Evelyn sambil tersenyum ketika kami mengawali obrolan.

Doktor lulusan Teknik Kimia dari University of Auckland, Selandia Baru –tamat tahun 2016— ini adalah salah seorang yang ikut dalam proses awal rencana pendirian dan pembangunan Prodi TPK Unri tersebut, hingga kemudian ia diangkat menjadi Koordinator Prodi TPK pada Agustus 2018.

Usaha agar Riau memiliki program studi khusus bidang pulp and paper memang menjadi cita-cita masyarakat Riau, juga kalangan industri, terutama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), yang berada di bawah APRIL. Seperti diketahui, selain RAPP, di Riau juga berdiri perusahaan pulp dan kertas lainnya, yakni PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP). Dua perusahaan raksasa ini memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang siap pakai yang bisa bekerja di banyak bagian. Selama ini, SDM yang bekerja berasal dari lulusan berbagai universitas di seluruh Indonesia.

“Setahu saya, sebelum Prodi TPK ini berdiri, RAPP banyak menyekolahkan calon karyawannya di Bandung. Kalau tak salah di Akademi Teknologi Pulp dan Kertas, di bawah Kementerian Perindustrian. Itu swasta,” ujar Evelyn.

Pihak Unri –menurut wanita yang menyelesaikan S-2-nya di University of Birmingham, Inggris, pada 2000–  ini, kemudian menyambut baik dan sangat antusias ketika RAPP menawarkan kerja sama pendirian sebuah program studi vokasi pulp dan kertas. Pada tahun 2017, dimulailah persiapan pendirian. Secara marathon, Unri (Fakultas Teknik), RAPP, dan Tanoto Foundation melakukan pertemuan  intens mempersiapkan semua yang diperlukan pendirian prodi tersebut. Managing Director RGE (holding company yang membawahi APRIL dan RAPP) Anderson Tanoto dan Presiden Direktur PT RAPP Sihol P Aritonang ikut turun tangan langsung. Sementara dari  Unri, Rektor Prof Dr Aras Mulyadi, langsung terlibat mewakili Unri bersama Dekan Fakultas Teknik dan para pejabat lainnya.

Mereka kemudian setuju membentuk tim khusus, Tim Taks Force, yang tugasnya mempersiapkan dan memastikan pendirian prodi yang dimaksud. Dr Idral Amri, Ketua Jurusan Teknik Kimia, ditunjuk menjadi Ketua Tim Task Force. Evelyn menjadi salah seorang anggota di tim tersebut.

Pada 21 Januari 2018, ditandatangani perjanjian kerja sama pembangunan gedung dan semua peralatannya oleh RAPP, Tanonto Foundations, dan Unri, yang dihadiri Menteri Perindustrian Arilangga Hartarto. RAPP mengucurkan dana Rp8,9 miliar, sedang Tanoto Foundations Rp13,9 miliar. Totalnya Rp24,8 miliar. Unri yang menyediakan tanah untuk lokasi bangunan gedung. Letaknya sebelah kanan dari gedung utama Fakultas Teknik. Selain untuk pembangunan gedung, juga untuk membangun gedung BEM Mahasiswa Fakultas Teknik baru yang sebelumnya berada di tempat tersebut yang harus diruntuhkan.

Baca Juga:  Raffi Ahmad Minta Maaf ke Jokowi dan Indonesia

Sejak itu, Tim Taks Force mulai bekerja keras. Pada 23 Januari 2018, tim itu membuat proposal ke Kemenristek Dikbud. Pada 6 Juli 2018, keluar izin pendirian prodi tersebut melalui Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, Pendidikan Tinggi No 554/KPT/1/2018, tentang Pemberian Mandat Penyelenggaraan Pendidikan Jenjang Diploma 3 dengan gelar Ahli Madya Terapan (AMd).

Misi penting dari prodi ini adalah menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam bidang teknologi pulp, kertas, dan biopolimer berbasis kayu dan non-kayu yang selaras dengan kelestarian lingkungan hidup. Kemudian, melaksanakan penelitian tepat guna dan pengabdian pada masyarakat dalam menerapkan teknologi pulp, kertas, dan biopolimer berbasis kayu dan non-kayu. Dan, mengembangkan kerja sama yang luas dengan lembaga pendidikan tinggi, industri, pemerintah, dan masyarakat umum.

Evelyn kemudian ditugasi menjadi Koordinator Prodi D-3 TPK pada Agustus 2018 dan menjadi Ketua Prodi tersebut hingga sekarang. Lalu pada 21 April 2020, Prodi TPK sudah terakreditasi setelah selama dua tahun bekerja keras mengumpulkan semua dokumen yang diperlukan.

Sejak mendapatkan izin pada Juli 2018, Prodi TPK sudah langsung menerima mahasiswa untuk pertama kali. Angkatan pertama tersebut saat ini sudah lulus dan hampir 100% diterima bekerja di RAPP/APRIL.

“Sebanyak 60 mahasiswa angkatan pertama tersebut, separohnya diberi beasiswa oleh Tanoto Foundations dari awal sampai akhir kuliah, tetapi setelah lulus, semuanya langsung ditarik oleh RAPP,” jelas wanita berpenampilan anggun dengan kacamata minus dan busana muslimnya ini.

Angkatan kedua yang kini sedang menyelesaikan pendidikan akhir, juga sudah “dipesan” oleh RAPP. Pihak Tanoto Foundation –sebuah lembaga filantropi di bawah APRIL–  memang sepakat memberikan beasiswa kepada separoh atau sekitar 30 mahasiswa per angkatan di Prodi TPK. Namun setelah tamat, semuanya –termasuk yang tak mendapatkan beasiswa–  “diminta” oleh RAPP untuk bekerja di perusahaan tersebut.

Evelyn mengaku senang dan bangga karena prodi yang kini dipimpinnya mendapat minat yang lumanyan banyak dari para calon mahasiswa dengan perbandingan 4-5:1. Artinya, satu kursi diperbutkan 4 hingga 5 calon mahasiswa.  Padahal, sesuai kesepakatan, D-3 vokasi ini paling mahal biaya kuliahnya per smester, yakni Rp4.500.000. Menurutnya, karena sedikit ada jaminan lulusannya langsung bekerja di APRIL Group tersebut, peminatnya lumayan tinggi.

Baik RAPP maupun Tanoto Foundations terus memberikan support. Selain beasiswa, juga membangun laboratorium dan seluruh peralatannya termasuk mengirimkan dosen praktisi, dll. Yang terbaru, Tanoto Foundations membantu biaya pembuatan dan operasional website Prodi TPK sebesar sekitar Rp85 juta. Tujuannya agar website tersebut bisa membantu mambangun brand Prodi TPK Unri dengan segala promosinya di sana.

Ke depan, ada rencana mengembangkan Prodi TPS ini dari D-3 menjadi D-4. Menurutnya, dunia kerja di pulp and paper memang membutuhkan tenaga yang memiliki skill lebih bagus dan lebih terampil lagi, dan program D-4 diharapkan bisa menjawab hal itu.

“Kami sedang merancang ke arah sana. Semoga secepatnya terwujud,” ungkap istri  Dr Muhammad Yusa, yang juga pengajar di Fakultas Teknik Unri itu.

Evelyn berharap, Prodi TPK ini akan terus berkembang di masa datang, sebagai salah satu studi vokasi yang berkualitas dan menjadi kebanggaan masyarakat Riau karena satu-satunya prodi bidang pulp dan kertas negeri satu-satunya di Indonesia. Dengan masa depan pulp and paper yang masih panjang, ia ingin anak-anak Riau yang lahir dari prodi ini menjadi SDM dengan skill tinggi, mampu bersaing dengan siapa pun, dan bisa berkarya di perusahaan yang berdiri di daerahnya sendiri seperti RAPP dan Asia Pasific Rayon (APR) di bawah APRIL Group, atau perusahaan sejenis lainnya.

Baca Juga:  Wali Kota Tanjungpinang yang Positif Covid-19 Meninggal Dunia

“Menurut saya, dengan membangun SDM pulp dan kertas, kita juga sedang membangun masa depan Riau. Sebab industri pulp dan kertas ini saya kira akan berumur sangat panjang,” jelas Evelyn.

Community Development Head Of Coorporate Social Responsibilty PT RAPP, Hasto Teguh Kuncoro, menjelaskan, sebagai perusahaan pulp dan kertas yang beroperasi di Riau, RAPP punya kewajiban untuk mengembangkan SDM Riau di bidang pulp dan kertas.

Dengan berdirinya prodi ini, kata Hasto, akan semakin banyak anak-anak muda Riau yang cakap di bidang pulp dan kertas, dan peluang untuk bekerja di RAPP dan perusahaan kertas lainnya akan semakin banyak. Dia juga menjelaskan, lebih 95 persen lulusan Prodi Pulp dan Kertas Unri langsung diterima di RAPP.

“Masyarakat tempatan Riau sangat diprioritaskan menjadi karyawan RAPP. Tentu dengan standar yang sudah ditetapkan,” ujar Hasto dalam acara Zoom meeting pada 9 Desember 2021 lalu.

Dukungan fasilitas ruang perkuliahan dari Tanoto Foundation dan PT RAPP untuk prodi ini berupa gedung seluas 2.092 m2 terdiri dari 6 ruang kelas, 6 laboratorium penelitian, 2 ruang pertemuan, perpustakaan dan akses langsung ke dunia industri pulp dan kertas serta dukungan dosen-dosen dari kalangan praktisi. 

***

RIZKY Dody Herlangga merasa beruntung dengan pilihannya berkuliah di Prodi D-3 TPK Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Unri. Pemuda kelahiran Desa Sam-Sam Desa Kecamatan Kandis, Siak, 15 Maret 1998 ini, kini suah bekerja di Bagian Process Engineer Departemen Production Board Mill, PT RAPP.

Dia menuturkan, banyak pengalaman yang yang didapatkan selama berkuliah di Prodi TPK. Salah satunya adanya program kunjungan industri yang diadakan setiap akhir semester. Program itu sangat membantu mahasiswa untuk menghilangkan rasa penasaran tentang alat-alat dan proses pada saat belajar materi kuliah.

Tidak hanya itu, program studi TPK memiliki fasilitas yang cukup lengkap mulai dari ruang belajar yang nyaman, alat labor sesuai standar dan tenaga pengajar yang expert di dangnya seperti mendatangkan langsung tenaga pengajar praktisi dari PT RAPP.

“Prodi TPK juga sangat mendukung mahasiswanya apabila ingin mengikuti berbagai ajang lomba baik secara akademis maupun non-akademis,” jelas Rizky saat dihubungi Riaupos.co, Kamis, 3 Desember 2021.

Selain berhasil dalam studi akademiknya, anak pasangan Dicky Gina Maimora Hasibuan dan Novita Sari ini berhasil menjadi juara pemilihan Duta Fakultas Teknik dan masuk Top 5 Duta Unri.

Semua yang didapatkan saat kuliah, kata Rizky, bisa diaplikasikan saat dia bekerja. Apa yang didapatkan di bangku kuliah dengan praktik lapangan, penelitian di labor, dan pengalaman diajar langsung oleh tenaga pengajar dari RAPP, langsung diaplikasikan dalam pekerjaan.

“Apa yang saya lakukan selama bekerja sudah saya terima  saat kami duduk di bangku kuliah dan itu meminimalisir rasa canggung atau rasa takut salah saya saat bekerja,” ungkap alumni SMU Plus Riau ini.

Menurut pemuda kelahiran 15 Maret 1998 ini, dia tak pernah merasa salah memilih program studi ini. Jika memang tersesat, kata dia, tapi dirinya tersesat di jalan yang benar. Di tengah persaingan dunia kerja yang keras dan sulit, menjadi lulusan Prodi TPK Unri memberi peluang besar untuk bersaing dan mendapatkan pekerjaan itu.

Dia berharap, para calon mahasiswa dan mahasiswa baru di Prodi TPK percaya diri dan terus mempelajari hal-hal baru.

“Kuliah bukan hanya sekadar mencari IPK, tapi kuliah itu tempat menumbuhkan cara berpikir kita bagaimana bisa bermanfaat bagi orang banyak,” jelas Rizky lagi.
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari