Jumat, 22 November 2024

Trump Terpojok, Partainya Sendiri Juga Pertimbangkan Pemakzulan

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Posisi Presiden Amerika Serikat Donald Trump semakin terpojok. Gelombang dukungan untuk mengakhiri masa jabatan sang taipan secara prematur terus membesar. Dukungan pun datang dari Partai Republik.

Senator Pat Toomey angkat bicara tentang kemungkinan upaya pemakzulan terhadap Trump saat diwawancara Fox News. Tokoh senior di Majelis Tinggi Kongres AS itu menyatakan bahwa Trump memang melakukan dosa besar pada 6 Januari lalu. Serangan di Capitol Hill saat sidang penetapan Joe Biden sebagai presiden terpilih telah mencoreng wajah AS.

- Advertisement -

”Saya setuju dengan pendapat bahwa sang presiden sudah melakukan pelanggaran besar dan pantas dilengserkan,” ujar pria yang bakal pensiun sebagai senator pada 2022 tersebut, Senin (11/1) waktu setempat.

Meski begitu, Toomey belum mengambil posisi. Dia tidak tahu mosi yang akan diajukan Dewan Perwakilan AS. Dia khawatir Demokrat berusaha memolitisasi proses tersebut dan menyertakan pasal yang melukai Partai Republik.

Sebelum Toomey, ada senator Lisa Murkowski dari Alaska dan senator Ben Sasse yang meminta Trump segera turun. Bahkan, anggota Dewan Perwakilan dari Republik Adam Kinzinger menegaskan bakal mendukung upaya pemakzulan.

- Advertisement -
Baca Juga:  BPKH Wilayah XIX Gelar Pembahasan Peta Trayek Batas Kawasan Hutan Rohil

Soal Demokrat, jangan ditanya. Anggota Dewan Perwakilan David Cicilline sudah mengumpulkan 185 dukungan untuk usul pemakzulan. Ketua Dewan Perwakilan Nancy Pelosi sudah menyebarkan pesan untuk bersiap bertemu awal pekan ini. Mungkin proposal itu dibahas Senin (11/1).

”Tokoh yang mendalangi serangan terhadap demokrasi bangsa harus ditindak. Tokoh itu adalah presiden,” ungkap Pelosi menurut Associated Press.

Selain mereka yang sudah angkat suara, media melaporkan bahwa banyak politikus yang mempertimbangkan pemakzulan pada akhir masa jabatan Trump. Bahkan, Wakil Presiden AS Mike Pence dikabarkan meminta stafnya tetap membuka kemungkinan amandemen ke-25.

Aturan itu sanggup mencopot jabatan presiden dengan dukungan mayoritas pejabat kabinet. Pence ingin menggunakan aturan tersebut, berjaga-jaga jika Trump kembali melakukan sesuatu yang berbahaya.

Menurut sumber internal, Pence tidak lagi berbicara dengan Trump sejak 6 Januari. Pence kecewa dengan Trump yang memprovokasi massa untuk menyerangnya. Keluarga Pence bahkan menerima banyak ancaman pembunuhan.

Baca Juga:  OTT Saiful Ilah Diminta Segera Tentukan Pengacara

”Pence akhirnya menyaksikan sendiri betapa kejamnya sang presiden jika sudah dendam,” kata orang dekat Pence yang tidak mau namanya disebutkan kepada CNN.

Trump hanya bisa dilengserkan, baik melalui amandemen ke-25 maupun pemakzulan. Syaratnya, 67 anggota Senat plus 290 anggota dewan memberikan dukungan. Padahal, kekuatan di majelis tinggi itu pas terbagi 50-50. Namun, beberapa politikus mempertanyakan apa gunanya melengserkan kepala negara yang hanya punya beberapa hari di sisa masa jabatan.

Jawabannya adalah Pemilu 2024. Demokrat ingin menggunakan mosi tersebut untuk sekaligus melarang Trump menjadi calon presiden empat tahun mendatang. Hingga kini, suami Melania itu memiliki dukungan terbesar di partai berlambang gajah tersebut. Karena itulah, banyak tokoh Republik yang tertawan oleh semua kemauan Trump sejak 2016.

Sumber : JawaPos.com

Editor : M Ali Nurman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Posisi Presiden Amerika Serikat Donald Trump semakin terpojok. Gelombang dukungan untuk mengakhiri masa jabatan sang taipan secara prematur terus membesar. Dukungan pun datang dari Partai Republik.

Senator Pat Toomey angkat bicara tentang kemungkinan upaya pemakzulan terhadap Trump saat diwawancara Fox News. Tokoh senior di Majelis Tinggi Kongres AS itu menyatakan bahwa Trump memang melakukan dosa besar pada 6 Januari lalu. Serangan di Capitol Hill saat sidang penetapan Joe Biden sebagai presiden terpilih telah mencoreng wajah AS.

- Advertisement -

”Saya setuju dengan pendapat bahwa sang presiden sudah melakukan pelanggaran besar dan pantas dilengserkan,” ujar pria yang bakal pensiun sebagai senator pada 2022 tersebut, Senin (11/1) waktu setempat.

Meski begitu, Toomey belum mengambil posisi. Dia tidak tahu mosi yang akan diajukan Dewan Perwakilan AS. Dia khawatir Demokrat berusaha memolitisasi proses tersebut dan menyertakan pasal yang melukai Partai Republik.

- Advertisement -

Sebelum Toomey, ada senator Lisa Murkowski dari Alaska dan senator Ben Sasse yang meminta Trump segera turun. Bahkan, anggota Dewan Perwakilan dari Republik Adam Kinzinger menegaskan bakal mendukung upaya pemakzulan.

Baca Juga:  Jalankan Bisnis, Gisella Anastasia Tak Berpatok Pada Teori

Soal Demokrat, jangan ditanya. Anggota Dewan Perwakilan David Cicilline sudah mengumpulkan 185 dukungan untuk usul pemakzulan. Ketua Dewan Perwakilan Nancy Pelosi sudah menyebarkan pesan untuk bersiap bertemu awal pekan ini. Mungkin proposal itu dibahas Senin (11/1).

”Tokoh yang mendalangi serangan terhadap demokrasi bangsa harus ditindak. Tokoh itu adalah presiden,” ungkap Pelosi menurut Associated Press.

Selain mereka yang sudah angkat suara, media melaporkan bahwa banyak politikus yang mempertimbangkan pemakzulan pada akhir masa jabatan Trump. Bahkan, Wakil Presiden AS Mike Pence dikabarkan meminta stafnya tetap membuka kemungkinan amandemen ke-25.

Aturan itu sanggup mencopot jabatan presiden dengan dukungan mayoritas pejabat kabinet. Pence ingin menggunakan aturan tersebut, berjaga-jaga jika Trump kembali melakukan sesuatu yang berbahaya.

Menurut sumber internal, Pence tidak lagi berbicara dengan Trump sejak 6 Januari. Pence kecewa dengan Trump yang memprovokasi massa untuk menyerangnya. Keluarga Pence bahkan menerima banyak ancaman pembunuhan.

Baca Juga:  Pemasok Narkoba Tabrak Polisi

”Pence akhirnya menyaksikan sendiri betapa kejamnya sang presiden jika sudah dendam,” kata orang dekat Pence yang tidak mau namanya disebutkan kepada CNN.

Trump hanya bisa dilengserkan, baik melalui amandemen ke-25 maupun pemakzulan. Syaratnya, 67 anggota Senat plus 290 anggota dewan memberikan dukungan. Padahal, kekuatan di majelis tinggi itu pas terbagi 50-50. Namun, beberapa politikus mempertanyakan apa gunanya melengserkan kepala negara yang hanya punya beberapa hari di sisa masa jabatan.

Jawabannya adalah Pemilu 2024. Demokrat ingin menggunakan mosi tersebut untuk sekaligus melarang Trump menjadi calon presiden empat tahun mendatang. Hingga kini, suami Melania itu memiliki dukungan terbesar di partai berlambang gajah tersebut. Karena itulah, banyak tokoh Republik yang tertawan oleh semua kemauan Trump sejak 2016.

Sumber : JawaPos.com

Editor : M Ali Nurman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari