Minggu, 28 April 2024

Cara Meraih Malam Lailatul Qadar

Assalamualaikum ustaz, perkenalkan saya Iwil Pak Uztadz, ingin menanyakan tentang bagaimana cara mendapatkan atau meraih malam lailatul qadar?

Iwil, 08527885XXXX

Yamaha

Jawaban:
Terima kasih kepada Bapak Iwil yang menanyakan tentang, bagaimana cara mendapatkan atau meraih malam lailatul qadar?

Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa yang terdapat pada Bulan Suci Ramadhan, karena pada pada malam tersebut turunnya Al-Quran pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk bertemu dengan malam lailatul qadar, kita musti mempersiapkan diri sedari awal Ramadhan tiba. Ini menunjukkan bahwa kebaikan harus bersifat kontiniu sebagaimana kemuliaan yang ditunjukkan pada malam lailatul qadar dan dampaknya terhadap kehidupan di masa-masa yang akan datang. Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya: ‘’ dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dalam sepuluh terakhir di bulan Ramadhan,” (HR Bukhari).

Baca Juga:  Agar Sukses Menjalani Iktikaf 10 Hari Terakhir

Ada tiga amaliyah yang bisa dilakukan untuk meraih malam lailatul qadar. Pertama mengencangkan kain sarungya. menghidupkan malamnya dan membangungnkan keluarganya. Nabi Muhammad SAW bersabda: Dari Aisyah RA, ia berkata, bahwa Rasulullah SAW ketika masuk sepuluh terakhir bulan Ramadhan, mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya,” (Muttafaq ‘alaih). Lantas apa yang dimaksud dengan mengencangkan kain bawahnya (kain sarung) dalam hadits di atas? Menurut Ibnu Baththal, maksudnya ialah Rasulullah SAW tidak menggauli istrinya.

- Advertisement -

Kedua, meningkatkan intensitas beribadah terutama pada malam hari, seperti shalat melaksanakan shalat sunat tarawih, tahajud, dan witir, membaca alquran, berzikir, bersedekah dan amalan-amalan yang baik untuk dilakukan pada malam hari.

Ketiga, berdamai dengan diri sendiri dan orang lain. Allah SWT berfirman didalam surah alqadr Artinya, damai dengan diri dan damai dengan orang lain. Menurut Qurays Shihab Damai itu ada damai aktif dan ada damai pasif. Misal ketika seseorang naik kereta api, banyak orang di kereta api, lalu seseorang tersebut hanya duduk diam, tidak menyapa samping kiri dan samping kanannya. Hal itu termasuk damai, tetapi damai pasif.

- Advertisement -
Baca Juga:  Amalan yang Dianjurkan selama Bulan Ramadan

Berbeda dengan damai aktif yaitu ketika saling menyapa atau memberi sesuatu kepada orang lain dengan tujuan yang baik. Hal ini juga berlaku bahwa ketika manusia tidak bisa memuji orang lain, tidak perlu memakinya. Kalau tidak bisa memberi sesuatu kepada orang lain, jangan lalu mengambil haknya. Kalau tidak bisa membantunya, jangan menjerumuskannya. Ini prinsip kedamaian yang dapat mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin. Di saat itulah manusia mendapat malam kemuliaan, yaitu malam lailatul qadar.

Wallahu A’lam Bisshowab.

Assalamualaikum ustaz, perkenalkan saya Iwil Pak Uztadz, ingin menanyakan tentang bagaimana cara mendapatkan atau meraih malam lailatul qadar?

Iwil, 08527885XXXX

Jawaban:
Terima kasih kepada Bapak Iwil yang menanyakan tentang, bagaimana cara mendapatkan atau meraih malam lailatul qadar?

Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa yang terdapat pada Bulan Suci Ramadhan, karena pada pada malam tersebut turunnya Al-Quran pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk bertemu dengan malam lailatul qadar, kita musti mempersiapkan diri sedari awal Ramadhan tiba. Ini menunjukkan bahwa kebaikan harus bersifat kontiniu sebagaimana kemuliaan yang ditunjukkan pada malam lailatul qadar dan dampaknya terhadap kehidupan di masa-masa yang akan datang. Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya: ‘’ dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dalam sepuluh terakhir di bulan Ramadhan,” (HR Bukhari).

Baca Juga:  Amalan yang Dianjurkan selama Bulan Ramadan

Ada tiga amaliyah yang bisa dilakukan untuk meraih malam lailatul qadar. Pertama mengencangkan kain sarungya. menghidupkan malamnya dan membangungnkan keluarganya. Nabi Muhammad SAW bersabda: Dari Aisyah RA, ia berkata, bahwa Rasulullah SAW ketika masuk sepuluh terakhir bulan Ramadhan, mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya,” (Muttafaq ‘alaih). Lantas apa yang dimaksud dengan mengencangkan kain bawahnya (kain sarung) dalam hadits di atas? Menurut Ibnu Baththal, maksudnya ialah Rasulullah SAW tidak menggauli istrinya.

Kedua, meningkatkan intensitas beribadah terutama pada malam hari, seperti shalat melaksanakan shalat sunat tarawih, tahajud, dan witir, membaca alquran, berzikir, bersedekah dan amalan-amalan yang baik untuk dilakukan pada malam hari.

Ketiga, berdamai dengan diri sendiri dan orang lain. Allah SWT berfirman didalam surah alqadr Artinya, damai dengan diri dan damai dengan orang lain. Menurut Qurays Shihab Damai itu ada damai aktif dan ada damai pasif. Misal ketika seseorang naik kereta api, banyak orang di kereta api, lalu seseorang tersebut hanya duduk diam, tidak menyapa samping kiri dan samping kanannya. Hal itu termasuk damai, tetapi damai pasif.

Baca Juga:  Hukum Mencicipi Makanan Ketika Berpuasa

Berbeda dengan damai aktif yaitu ketika saling menyapa atau memberi sesuatu kepada orang lain dengan tujuan yang baik. Hal ini juga berlaku bahwa ketika manusia tidak bisa memuji orang lain, tidak perlu memakinya. Kalau tidak bisa memberi sesuatu kepada orang lain, jangan lalu mengambil haknya. Kalau tidak bisa membantunya, jangan menjerumuskannya. Ini prinsip kedamaian yang dapat mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin. Di saat itulah manusia mendapat malam kemuliaan, yaitu malam lailatul qadar.

Wallahu A’lam Bisshowab.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari