Sujud Syukur Warnai Kepulangan Jemaah Haji

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Jemaah haji Riau asal Pekanbaru yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 3 BTH tiba di Pekanbaru, Selasa (25/6). Ketika mendarat di Bandara SSK II Pekanbaru sekitar pukul 08.50 WIB, para jemaah haji Riau melakukan sujud syukur. Pukul 09.40 WIB, mereka mulai masuk bus menuju Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pekanbaru di Jalan Rambutan.

“Alhamdulillah setelah sekitar 40 hari menjalankan ibadah di Tanah Suci, kami bisa kembali ke rumah dengan selamat. Kami merasa sangat senang dan bersyukur sudah melaksanakan ibadah haji dengan baik. Semoga seluruh ibadah yang kami lakukan di sana bisa diterima dan menjadikan kami haji yang mabrur,” ungkap Eni, salah seorang jemaah saat ditemui Riau Pos, Selasa (25/6).

Sebelum tiba di Pekanbaru, 450 orang jemaah haji dan petugas asal Kota Pekanbaru tersebut sempat menginap satu malam di asrama haji Batam. Menggunakan pesawat Saudi Airlines SV5466, jemaah haji Riau ini tiba di Bandara Hang Nadim Batam sejak Senin (24/6) pukul 19.05 WIB. Kepala Kantor Kemenag Pekanbaru, Syahrul Mauludi mengatakan jemaah asal Kota Pekanbaru dalam kondisi sehat. “Sampai di Pekanbaru kondisi jemaah sehat. Semoga jadi jemaah mabrur,” tambahnya.

Syahrul Mauludi didampingi Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Haryati mengatakan, jemaah haji asal Kota Pekanbaru ini kembali ke daerah dengan tiga kali penerbangan yakni pada pukul 07.00 WIB, 09.00 WIB, dan pukul 10.00 WIB.

- Advertisement -

Lebih lanjut Syahrul Mauludi mengatakan, untuk pengambilan bagasi dapat dilakukan keluarga sehingga jemaah dapat beristirahat sekembalinya ke rumah. “Kita harapkan bagasi atau koper besar dapat diambil oleh keluarga sehingga jemaah tidak perlu menunggu sehingga bisa beristirahat di rumah dan bertemu dengan keluarga,” ujarnya.

Setelah Kloter 3 BTH, selanjutnyaKloter 4 BTH yang didominasi jemaah asal Kabupaten Indragiri Hilir akan di dorong menuju Jeddah, Selasa (25/6). Selanjutnya mereka dijadwalkan tiba di Tanah Air pada 26 Juni 2024 pukul 04.30 WIB.

- Advertisement -

Jemaah Rohil Meninggal di KKHI
Menjelang, kepulangan ke Tanah Air, kabar juga datang dari Tanah Suci. Seorang jemaah haji Riau asal Kabupaten Rokan Hilir atas nama Awalluddin Pandjaitan meninggal dunia. Pria berusia 60 tahun yang tergabung dalam Kloter 14 BTH ini meninggal di KKHI Makkah pada 22 Juni 2024 pukul 17 21 WAS.

“ Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.Saya atas nama pribadi dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya jemaah haji atas nama Awaluddin Pandjaitan bin Abdullah Pandjaitan asal  okan Hilir. Semoga Almarhum mendapatkan tempat di ridhai Allah dan keluarga di tinggalkan tabah menghadapi cobaan ini,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau, Muliardi.

Awaluddin Pandjaitan bin Abdullah Pandjaitan yang beralamat di Jalan Lintas Bagansiapiapi, Ujung Tanjung, Rokan Hilir ini pemegang nomor porsi 0400087199. Jemaah yang berangkat pada 26 Mei 2024 ini meninggal disebabkan karena cardiogenic shock. Dengan demikian, hingga saat ini sebanyak 8 orang jemaah haji Riau yang meninggal dunia di Tanah Suci.

Sebelumnya, tujuh jemaah Riau yang meninggal dunia. Mereka adalah Sunarti binti Djoyokemis (Nomor Porsi 0400093654 asal Kabupaten Siak), Sibus bin Kanenduasin (Nomor Porsi 0400090069 asal Kampar), Zaini Idris bin Shalihin (Nomor Porsi 0400090281 asal Indragiri Hilir), Supriyadi Achmad Suchemi (Nomor Porsi 0400089364 asal Indragiri Hulu), Arsyad Pawellang Maketti (Nomor Porsi 0400094497 asal Indragiri Hilir), Halimah Juri Abdul Latif (Nomor Porsi 0400090995 asal Bengkalis), dan Uminem Sumo Taruno (Nomor Porsi 0400091694 asal Rokan Hilir).

46 Kloter Alami Perubahan Rute Kepulangan
Pelayanan maskapai Garuda kembali jadi sorotan. Pasalnya pada misi pemulangan jemaah haji, mereka kembali menorehkan catatan negatif dan merugikan jemaah. Diantaranya adalah keterlambatan penerbangan dan perubahan rute penerbangan.

Catatan dari Kemenag, kasus keterlambatan penerbangan yang cukup signifikan dialami jemaah dari Embarkasi Kualanamu (2 KNO). Mereka mengalami keterlambatan penerbangan selama lima jam lebih. Jemaah merasa kecewa, karena sudah keluar hotel di Makkah sejak pagi hari.

Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab menceritakan jemaah Kloter 2 KNO itu sejak pagi sudah keluar dari hotel di Makkah. Kemudian mereka melakukan perjalanan panjang menuju Madinah. Setelah tiba di Madinah, ternyata ada keterlambatan jadwal penerbangan selama lebih dari lima jam.

Jemaah Kloter 2 KNO itu sejatinya masuk dalam gelombang pertama. Sehingga rute pemulangan seharusnya adalah dari Jeddah menuju ke tanah air. Tetapi karena ada perubahan rute dari penerbangan Garuda, mereka harus menuju ke Madinah dahulu, untuk diterbangkan ke tanah air.

’’Saya berharap Garuda lebih professional, bertanggung jawab, dan kejadian seperti ini tidak terulang,’’ katanya. Saiful sendiri sudah mengklarifikasi kasus keterlambatan tersebut ke Garuda. Informasi yang dia dapatkan, keterlambatan terjadi karena ada larangan terbang.

Larangan terbang itu disebabkan suhu panas pada runway bandara Madinah. Pada kasus ini, Garuda mengubah jadwal penerbangan sebanyak dua kali. Sedangkan alasan keterlambatan penerbangan yang kedua, disebabkan karena proses pengecekan bodi pesawat yang penyok saat mendarat di Madinah.

Ketua Komnas Haji Mustolih Siradj menyoroti pelayanan penerbangan haji 2024. Dia mengatakan pada fase kepualngan, ada 46 kloter yang mengalami perubahan rute penerbangan. ’’Di dalamnya terdapat sekitar 15 ribu jemaah,’’ katanya, Selasa (25/6).

Mustolih mengatakan 46 kloter itu seharusnya pulang dengan rute Jeddah menuju tanah air. Tetapi akhirnya diubah menjadi Madinah menuju tanah air. Meskipun biaya tambahan yang muncul ditanggung Garuda, jemaah tetap dirugikan. Diantaranya harus menempuh perjalanan berjam-jam menuju Madinah.

Dalam kondisi normal, seharusnya jemaah hanya menempuh perjalanan sekitar 1 jam dari Makkah menuju Jeddah. Tetapi dengan perubahan rute itu, jemaah harus menempuh delapan jam perjalanan darat dari Makkah menuju Madinah.

Kloter terbanyak yang mengalami perubahan rute adalah dari embarkasi Solo sebanyak 24 kloter. Sisanya tersebar merata di embarkasi Banjarmasin, Balikpapan, Medan, Padang, dan Makassar.

Mustolih mengatakan perubahan jadwal penerbangan yang mendadak, juga sangat merepotkan. Tidak hanya bagi jemaah bersangkutan, tetapi juga bagi para petugas haji.(ilo/wan/jpg)






Reporter: Redaksi Riau Pos Riau Pos

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Jemaah haji Riau asal Pekanbaru yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 3 BTH tiba di Pekanbaru, Selasa (25/6). Ketika mendarat di Bandara SSK II Pekanbaru sekitar pukul 08.50 WIB, para jemaah haji Riau melakukan sujud syukur. Pukul 09.40 WIB, mereka mulai masuk bus menuju Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pekanbaru di Jalan Rambutan.

“Alhamdulillah setelah sekitar 40 hari menjalankan ibadah di Tanah Suci, kami bisa kembali ke rumah dengan selamat. Kami merasa sangat senang dan bersyukur sudah melaksanakan ibadah haji dengan baik. Semoga seluruh ibadah yang kami lakukan di sana bisa diterima dan menjadikan kami haji yang mabrur,” ungkap Eni, salah seorang jemaah saat ditemui Riau Pos, Selasa (25/6).

Sebelum tiba di Pekanbaru, 450 orang jemaah haji dan petugas asal Kota Pekanbaru tersebut sempat menginap satu malam di asrama haji Batam. Menggunakan pesawat Saudi Airlines SV5466, jemaah haji Riau ini tiba di Bandara Hang Nadim Batam sejak Senin (24/6) pukul 19.05 WIB. Kepala Kantor Kemenag Pekanbaru, Syahrul Mauludi mengatakan jemaah asal Kota Pekanbaru dalam kondisi sehat. “Sampai di Pekanbaru kondisi jemaah sehat. Semoga jadi jemaah mabrur,” tambahnya.

Syahrul Mauludi didampingi Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Haryati mengatakan, jemaah haji asal Kota Pekanbaru ini kembali ke daerah dengan tiga kali penerbangan yakni pada pukul 07.00 WIB, 09.00 WIB, dan pukul 10.00 WIB.

Lebih lanjut Syahrul Mauludi mengatakan, untuk pengambilan bagasi dapat dilakukan keluarga sehingga jemaah dapat beristirahat sekembalinya ke rumah. “Kita harapkan bagasi atau koper besar dapat diambil oleh keluarga sehingga jemaah tidak perlu menunggu sehingga bisa beristirahat di rumah dan bertemu dengan keluarga,” ujarnya.

Setelah Kloter 3 BTH, selanjutnyaKloter 4 BTH yang didominasi jemaah asal Kabupaten Indragiri Hilir akan di dorong menuju Jeddah, Selasa (25/6). Selanjutnya mereka dijadwalkan tiba di Tanah Air pada 26 Juni 2024 pukul 04.30 WIB.

Jemaah Rohil Meninggal di KKHI
Menjelang, kepulangan ke Tanah Air, kabar juga datang dari Tanah Suci. Seorang jemaah haji Riau asal Kabupaten Rokan Hilir atas nama Awalluddin Pandjaitan meninggal dunia. Pria berusia 60 tahun yang tergabung dalam Kloter 14 BTH ini meninggal di KKHI Makkah pada 22 Juni 2024 pukul 17 21 WAS.

“ Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.Saya atas nama pribadi dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya jemaah haji atas nama Awaluddin Pandjaitan bin Abdullah Pandjaitan asal  okan Hilir. Semoga Almarhum mendapatkan tempat di ridhai Allah dan keluarga di tinggalkan tabah menghadapi cobaan ini,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau, Muliardi.

Awaluddin Pandjaitan bin Abdullah Pandjaitan yang beralamat di Jalan Lintas Bagansiapiapi, Ujung Tanjung, Rokan Hilir ini pemegang nomor porsi 0400087199. Jemaah yang berangkat pada 26 Mei 2024 ini meninggal disebabkan karena cardiogenic shock. Dengan demikian, hingga saat ini sebanyak 8 orang jemaah haji Riau yang meninggal dunia di Tanah Suci.

Sebelumnya, tujuh jemaah Riau yang meninggal dunia. Mereka adalah Sunarti binti Djoyokemis (Nomor Porsi 0400093654 asal Kabupaten Siak), Sibus bin Kanenduasin (Nomor Porsi 0400090069 asal Kampar), Zaini Idris bin Shalihin (Nomor Porsi 0400090281 asal Indragiri Hilir), Supriyadi Achmad Suchemi (Nomor Porsi 0400089364 asal Indragiri Hulu), Arsyad Pawellang Maketti (Nomor Porsi 0400094497 asal Indragiri Hilir), Halimah Juri Abdul Latif (Nomor Porsi 0400090995 asal Bengkalis), dan Uminem Sumo Taruno (Nomor Porsi 0400091694 asal Rokan Hilir).

46 Kloter Alami Perubahan Rute Kepulangan
Pelayanan maskapai Garuda kembali jadi sorotan. Pasalnya pada misi pemulangan jemaah haji, mereka kembali menorehkan catatan negatif dan merugikan jemaah. Diantaranya adalah keterlambatan penerbangan dan perubahan rute penerbangan.

Catatan dari Kemenag, kasus keterlambatan penerbangan yang cukup signifikan dialami jemaah dari Embarkasi Kualanamu (2 KNO). Mereka mengalami keterlambatan penerbangan selama lima jam lebih. Jemaah merasa kecewa, karena sudah keluar hotel di Makkah sejak pagi hari.

Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab menceritakan jemaah Kloter 2 KNO itu sejak pagi sudah keluar dari hotel di Makkah. Kemudian mereka melakukan perjalanan panjang menuju Madinah. Setelah tiba di Madinah, ternyata ada keterlambatan jadwal penerbangan selama lebih dari lima jam.

Jemaah Kloter 2 KNO itu sejatinya masuk dalam gelombang pertama. Sehingga rute pemulangan seharusnya adalah dari Jeddah menuju ke tanah air. Tetapi karena ada perubahan rute dari penerbangan Garuda, mereka harus menuju ke Madinah dahulu, untuk diterbangkan ke tanah air.

’’Saya berharap Garuda lebih professional, bertanggung jawab, dan kejadian seperti ini tidak terulang,’’ katanya. Saiful sendiri sudah mengklarifikasi kasus keterlambatan tersebut ke Garuda. Informasi yang dia dapatkan, keterlambatan terjadi karena ada larangan terbang.

Larangan terbang itu disebabkan suhu panas pada runway bandara Madinah. Pada kasus ini, Garuda mengubah jadwal penerbangan sebanyak dua kali. Sedangkan alasan keterlambatan penerbangan yang kedua, disebabkan karena proses pengecekan bodi pesawat yang penyok saat mendarat di Madinah.

Ketua Komnas Haji Mustolih Siradj menyoroti pelayanan penerbangan haji 2024. Dia mengatakan pada fase kepualngan, ada 46 kloter yang mengalami perubahan rute penerbangan. ’’Di dalamnya terdapat sekitar 15 ribu jemaah,’’ katanya, Selasa (25/6).

Mustolih mengatakan 46 kloter itu seharusnya pulang dengan rute Jeddah menuju tanah air. Tetapi akhirnya diubah menjadi Madinah menuju tanah air. Meskipun biaya tambahan yang muncul ditanggung Garuda, jemaah tetap dirugikan. Diantaranya harus menempuh perjalanan berjam-jam menuju Madinah.

Dalam kondisi normal, seharusnya jemaah hanya menempuh perjalanan sekitar 1 jam dari Makkah menuju Jeddah. Tetapi dengan perubahan rute itu, jemaah harus menempuh delapan jam perjalanan darat dari Makkah menuju Madinah.

Kloter terbanyak yang mengalami perubahan rute adalah dari embarkasi Solo sebanyak 24 kloter. Sisanya tersebar merata di embarkasi Banjarmasin, Balikpapan, Medan, Padang, dan Makassar.

Mustolih mengatakan perubahan jadwal penerbangan yang mendadak, juga sangat merepotkan. Tidak hanya bagi jemaah bersangkutan, tetapi juga bagi para petugas haji.(ilo/wan/jpg)






Reporter: Redaksi Riau Pos Riau Pos
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya