Jumat, 10 Mei 2024

Tak Puas Daring, Rindu Anak Didik

PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Tarik ulur kebijakan sekolah tatap muka yang tak kunjung pasti membuat hati para guru dan peserta didik terombang-ambing.  Bagaimana tidak, sudah satu tahun mereka harus terpisah jarak.

Biasanya setiap pagi mereka selalu bisa bertegur sapa di sekolah. Kini hanya dapat bersua kata di depan layar gatged. 

Yamaha

Inilah yang dirasakan oleh Sarnilawati MPd.  Guru mata pelajaan Ekonomi di MAN 1 Pekanbaru Jalan Bandeng,  Kamis (21/1). Setiap pagi, Sarnilawati selalu datang ke sekolah dengan membawa sejumlah buku pelajaran untuk memberikan pendidikan kepada para siswanya. 

Meskipun hanya melalui aplikasi Zoom, Sarnilawati tetap berusaha semaksimal mungkin memberikan ilmu pengetahuannya kepada siswa didiknya dibantu dengan peralatan sekolah seperti papan tulis dan spidol meskipun sering terkendala teknis. 

"Sebenarnya selama memberikan pendidikan melalui aplikasi, saya merasa banyak sekali kendalanya. Apalagi

- Advertisement -
Baca Juga:  Pedagang Bertahan di Atas Puing

Mata pelajarannya yang harus berdasarkan praktek karena merupakan metode hitungan. Sangat sulit bagi peserta didik untuk menyerap ilmu tersebut. Karena tidak bisa hanya sekedar ucapan kata," jelasnya. 

Segala cara dilakukan oleh Sarnilawati mulai dari membuat PowerPoint, membuat video belajar yang diserahkan langsung oleh anak. 

- Advertisement -

Adanya sejumlah kebijakan sekolah tatap muka yang dikelurkan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru serasa angin segar bagi dirinya dan peserta didik.

Mereka malah telah mempersiapkan segala cara untuk mensukseskan program sekolah tatap muka tersebut mulai dari menyiapkan dua ruangan kelas belajar untuk setiap kelasnya. Bahkan menyiapkan sarana prasaranan pengamanan Covid-19 di kawasan sekolah. 

"Walaupun sampai sekarang kami masih merindukan sekolah tatap muka. Tapi apalah daya. Saat ini kebijakan tersebut belum bisa diambil oleh pemerintah kita. Terpaksalah kami berusaha untuk melengkapkan fasilitas pendidikan sekolah dengan segala macam cara. Awalnya kami menggunakan kamera melalui laptop saja. Tetapi tidak maksimal. Lalu, manajemen MAN 1 Pekanbaru membantu dalam menyediakan perangkat kamera yang lebih bagus agar setiap guru dapat memberikan pembelajaran secara maksimal kepada siswa," katanya. 

Baca Juga:  Kreativitas dan Peningkatan SDM Jadi Perhatian

Sampai saat ini ia masih berharap pandemi Covid-19 dapat segera berakhir dan dirinya bisa kembali berkumpul dengan semua peserta didiknya, yang juga merasakan hal yang demikian pula. 

"Semogalah pandemi ini berakhir. Kami rindu mengajar tatap muka bersama siswa didik di sekolah. Kadang hati saya terenyuh saat anak-anak didik saya curhat mereka ingin segera belajar di sekolah bermain bersama teman-temannya. Tapi semua itu belum dapat terselenggarakan karena pandemi yang masih mengepung Kota Bertuah," harapnya.*** 

Laporan : Prapti Dwi Lestari (Pekanbaru)

PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Tarik ulur kebijakan sekolah tatap muka yang tak kunjung pasti membuat hati para guru dan peserta didik terombang-ambing.  Bagaimana tidak, sudah satu tahun mereka harus terpisah jarak.

Biasanya setiap pagi mereka selalu bisa bertegur sapa di sekolah. Kini hanya dapat bersua kata di depan layar gatged. 

Inilah yang dirasakan oleh Sarnilawati MPd.  Guru mata pelajaan Ekonomi di MAN 1 Pekanbaru Jalan Bandeng,  Kamis (21/1). Setiap pagi, Sarnilawati selalu datang ke sekolah dengan membawa sejumlah buku pelajaran untuk memberikan pendidikan kepada para siswanya. 

Meskipun hanya melalui aplikasi Zoom, Sarnilawati tetap berusaha semaksimal mungkin memberikan ilmu pengetahuannya kepada siswa didiknya dibantu dengan peralatan sekolah seperti papan tulis dan spidol meskipun sering terkendala teknis. 

"Sebenarnya selama memberikan pendidikan melalui aplikasi, saya merasa banyak sekali kendalanya. Apalagi

Baca Juga:  33 Pelajar Bolos ke Warnet

Mata pelajarannya yang harus berdasarkan praktek karena merupakan metode hitungan. Sangat sulit bagi peserta didik untuk menyerap ilmu tersebut. Karena tidak bisa hanya sekedar ucapan kata," jelasnya. 

Segala cara dilakukan oleh Sarnilawati mulai dari membuat PowerPoint, membuat video belajar yang diserahkan langsung oleh anak. 

Adanya sejumlah kebijakan sekolah tatap muka yang dikelurkan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru serasa angin segar bagi dirinya dan peserta didik.

Mereka malah telah mempersiapkan segala cara untuk mensukseskan program sekolah tatap muka tersebut mulai dari menyiapkan dua ruangan kelas belajar untuk setiap kelasnya. Bahkan menyiapkan sarana prasaranan pengamanan Covid-19 di kawasan sekolah. 

"Walaupun sampai sekarang kami masih merindukan sekolah tatap muka. Tapi apalah daya. Saat ini kebijakan tersebut belum bisa diambil oleh pemerintah kita. Terpaksalah kami berusaha untuk melengkapkan fasilitas pendidikan sekolah dengan segala macam cara. Awalnya kami menggunakan kamera melalui laptop saja. Tetapi tidak maksimal. Lalu, manajemen MAN 1 Pekanbaru membantu dalam menyediakan perangkat kamera yang lebih bagus agar setiap guru dapat memberikan pembelajaran secara maksimal kepada siswa," katanya. 

Baca Juga:  Pedagang Bertahan di Atas Puing

Sampai saat ini ia masih berharap pandemi Covid-19 dapat segera berakhir dan dirinya bisa kembali berkumpul dengan semua peserta didiknya, yang juga merasakan hal yang demikian pula. 

"Semogalah pandemi ini berakhir. Kami rindu mengajar tatap muka bersama siswa didik di sekolah. Kadang hati saya terenyuh saat anak-anak didik saya curhat mereka ingin segera belajar di sekolah bermain bersama teman-temannya. Tapi semua itu belum dapat terselenggarakan karena pandemi yang masih mengepung Kota Bertuah," harapnya.*** 

Laporan : Prapti Dwi Lestari (Pekanbaru)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari