Buang Stigma Negatif

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sekolah Dasar Negeri (SDN) 168 Pekanbaru yang beralamat di Jalan Sidorukun, Gang Lestari, Kecamatan Payung Sekaki ini telah jauh berubah. 

Di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah Landriani Nurdin SPd, berbagai metode dan cara dilakukan untuk mengubah kondisi stigma negatif dari sekolah gersang menjadi asri, menumbuhkan semangat belajar dan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.

- Advertisement -

‘’Pertama ditugaskan di sini, banyak omongan tentang sekolah ini susah berkembang, terbelakang bahkan tidak sedikit yang pesimis untuk memajukan sekolah ini. Lingkungan sekolah gersang, ruang belajar mengajar yang tidak nyaman. Terutama stigma negatif tentang sekolah ini menjadi beban tersendiri,’’ kata Landriani kepada Riau Pos, Sabtu (17/2).

Sebagai pemimpin, Landriani harus punya solusi. Itulah tugasnya. Kepercayaan yang diembannya harus dinilai sebagai amanah. Dia harus memulai kerja untuk memajukan generasi penerus bangsa ini. Maka diterapkan dua program andalan yaitu program idaman dan program deklaster.

- Advertisement -

‘’Program idaman itu adalah indah dan nyaman. Ruangan belajar didesain menjadi lingkungan belajar yang kondusif nyaman dengan adanya kipas angin, poster, cat ruangan yang menarik,’’ kata Landriani.

Sementara program lainnya disebut dengan D’kluster yaitu dinding kreatif literasi numerasi berkarakter (D’kluster).

‘’Ketika jenuh belajar di kelas, siswa bisa di luar kelas melihat dinding yang dicat dengan berbagai gambar, literasi, numerasi yang bernilai edukasi,’’ ujar Landriani.

Salah seorang guru, Firmansyah SPd menceritakan, sejak Landriani menjadi kepala sekolah, banyak perubahan. Di luar, halaman sekolah jadi rindang, di dalam, dekorasi ruangan belajar jadi lebih berkarakter.

‘’Hari Selasa jadi english  day, hari Rabu saatnya literasi dan numerasi, Kamis ada (gerimisku) gerakan Kamis kulinerku yaitu belajar berjualan makanan yang dibawa dari rumah,’’ jelas Firmansyah yang sudah mengabdi 9 tahun di sekolah ini.

Salah satu murid kelas 3, Dafa Risty Hutabarat mengaku sekarang sekolahnya sudah menarik, bagus, banyak gambar dan ada kipas angin. Dinding luarnya ada banyak karakter bermuatan pelajaran.

‘’Sekolah jadi lebih nyaman. Ada kipas anginnya, dengan melihat tiang saja, kita sudah bisa belajar. Belajar perubahan dari kepompong jadi kupu-kupu,’’ ujarnya sambil menunjuk skema metamorfosa di tiang sekolahnya.(*/rul)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sekolah Dasar Negeri (SDN) 168 Pekanbaru yang beralamat di Jalan Sidorukun, Gang Lestari, Kecamatan Payung Sekaki ini telah jauh berubah. 

Di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah Landriani Nurdin SPd, berbagai metode dan cara dilakukan untuk mengubah kondisi stigma negatif dari sekolah gersang menjadi asri, menumbuhkan semangat belajar dan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.

‘’Pertama ditugaskan di sini, banyak omongan tentang sekolah ini susah berkembang, terbelakang bahkan tidak sedikit yang pesimis untuk memajukan sekolah ini. Lingkungan sekolah gersang, ruang belajar mengajar yang tidak nyaman. Terutama stigma negatif tentang sekolah ini menjadi beban tersendiri,’’ kata Landriani kepada Riau Pos, Sabtu (17/2).

Sebagai pemimpin, Landriani harus punya solusi. Itulah tugasnya. Kepercayaan yang diembannya harus dinilai sebagai amanah. Dia harus memulai kerja untuk memajukan generasi penerus bangsa ini. Maka diterapkan dua program andalan yaitu program idaman dan program deklaster.

‘’Program idaman itu adalah indah dan nyaman. Ruangan belajar didesain menjadi lingkungan belajar yang kondusif nyaman dengan adanya kipas angin, poster, cat ruangan yang menarik,’’ kata Landriani.

Sementara program lainnya disebut dengan D’kluster yaitu dinding kreatif literasi numerasi berkarakter (D’kluster).

‘’Ketika jenuh belajar di kelas, siswa bisa di luar kelas melihat dinding yang dicat dengan berbagai gambar, literasi, numerasi yang bernilai edukasi,’’ ujar Landriani.

Salah seorang guru, Firmansyah SPd menceritakan, sejak Landriani menjadi kepala sekolah, banyak perubahan. Di luar, halaman sekolah jadi rindang, di dalam, dekorasi ruangan belajar jadi lebih berkarakter.

‘’Hari Selasa jadi english  day, hari Rabu saatnya literasi dan numerasi, Kamis ada (gerimisku) gerakan Kamis kulinerku yaitu belajar berjualan makanan yang dibawa dari rumah,’’ jelas Firmansyah yang sudah mengabdi 9 tahun di sekolah ini.

Salah satu murid kelas 3, Dafa Risty Hutabarat mengaku sekarang sekolahnya sudah menarik, bagus, banyak gambar dan ada kipas angin. Dinding luarnya ada banyak karakter bermuatan pelajaran.

‘’Sekolah jadi lebih nyaman. Ada kipas anginnya, dengan melihat tiang saja, kita sudah bisa belajar. Belajar perubahan dari kepompong jadi kupu-kupu,’’ ujarnya sambil menunjuk skema metamorfosa di tiang sekolahnya.(*/rul)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya