Senin, 20 Mei 2024

Harga Cabai Merah dan Ayam Potong Kembali Naik

KOTA (RIAUPOS.CO) – Memasuki akhir pekan kedua Februari 2024, harga cabai merah Bukittinggi dan ayam potong kembali naik.

Pantauan Riau Pos di sejumlah pasar tradisional di Kota Pekanbaru, Jumat (16/2) harga cabai merah Bukittinggi di Pasar Pagi Arengka mencapai Rp85.000/kg dari sebelumnya hanya Rp70.000/kg, sedangkan harga ayam potong juga naik menjadi Rp32.000/kg ukuran besar dan Rp35.000/kg ukuran kecil dari sebelumnya hanya berkisar Rp 26.000/kg hingga Rp 30.000/kg.

Yamaha

Salah seorang pedagang di Pasar Pagi Arengka Yulia mengaku, saat ini harga cabai merah Bukittinggi memang mengalami kenaikan, lantaran stok yang terbatas serta harga jual dari distributor yang kembali tinggi.

Ia mengaku, untuk modal cabai merah Bukittinggi di tingkat distributor seharga Rp70.000 sehingga mau tidak mau pedagang harus menaikkan harga jual ke masyarakat.

Tak hanya cabai merah, harga tomat juga ikut meroket hingga Rp22.000/kg, dan cabai rawit merah Rp90.000/kg.

- Advertisement -

“Makin mahal sekarang. Modalnya saja sudah mahal di atas Rp50.000 semuanya. Kalau kami kasih segitu juga mau dapat apa kami jualan. Ini saja stoknya saya kurangi karena barangnya yang terlalu mahal,”jelasnya.

Hal senada juga terjadi pada ayam potong yang kini juga semakin melambung tinggi. Menurut salah seorang pedagang di Jalan Air Dingin Rustam, harga ayam potong saat ini sudah naik lantaran harga pangan ayam yang tinggi, sehingga harga ayam juga mengalami kenaikan.

- Advertisement -

“Harga pangan ternak itu naik, makanya para peternak jual juga mahal,”ungkapnya.

Salah seorang warga Mimi mengaku kaget harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional dan juga tempat pemotongan ayam mengalami kenaikan harga pascapemilu ini. Ia berharap harga kebutuhan pokok dapat kembali normal sehingga masyarakat dapat harga kebutuhan pokok yang terjangkau.

Baca Juga:  Wako Firdaus Berharap BPR Pekanbaru Bantu Ekonomi UMKM

“Pusing dengan harga kebutuhan pokok sekarang ini tak cuma ayam cabai dan yang naik, hampir semuanya mahal. Mau makan apa masyarakat kalau semua harga kebutuhan pokok merokok seperti ini,”jelasnya.

Kepala Disperindag Kota Pekanbaru Zulhelmi Arifin menjelaskan, saat ini Pemerintah Kota Pekanbaru tengah berupaya melakukan antisipasi terhadap lonjakan harga jelang masuknya Bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri.

Karena Pekanbaru sendiri bukan daerah penghasil dan Ami menilai, harus banyak kolaborasi dengan berbagai pihak lainnya.

Itu sebabnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru menandatangani MoU kerja sama dalam bidang perdagangan dengan Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Kampar.

Salah satu yang dikerjasamakan adalah dalam hal meteorologi untuk alat tera mengatur standar timbangan. Kedua belah pihak nantinya bisa saling pinjam alat tera dan pengawasan bersama.

“Karena sudah ada MoU sebelumnya, kita tanda tangan kerja sama nya. Dengan daerah Pekansikawan,” kata

Menurutnya, ada beberapa hal yang dikerjasamakan dalam bidang perdagangan. Terutama dalam upaya pengendalian inflasi, dan menjamin ketersediaan bahan pokok dari daerah penghasil.

Pasokan ayam potong di Pekanbaru 85 persen didatangkan dari daerah Kabupaten Kampar dan Pelalawan. Dengan adanya kerja sama ini diharapkan bisa saling berkomunikasi dan menjamin ketersediaan pasokan yang masuk.

“Dari informasi yang kami dapat dari pedagang, jadi kandang besarnya itu di sana. Jadi dengan kerjasama kita harapkan bisa lakukan pengawasan sampai ke hulu nya,” tegasnya.

Intensifkan Komunikasi dengan Distributor

Untuk mengantisipasi lonjakan harga bahan pokok menjelang Ramadan, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut meminta agar dinas terkait bisa jalin komunikasi dengan distributor.

Baca Juga:  Inflasi di Kampar Terkendali

Komunikasi dilakukan guna mengantisipasi tingginya permintaan bahan pokok dari masyarakat jelang Ramadan dan Idulfitri. Apalagi jika suplay terhambat akan berdampak terhadap naiknya harga komoditi tersebut.

“Dinas terkait telah diminta untuk menjalin komunikasi dengan distributor. Itu untuk mengantisipasi lonjakan harga sejumlah bahan pokok jelang momen Ramadan dan Idulfitri. Intensifkan komunikasi dengan distributor untuk memastikan suplay bahan pokok yang masuk ke Pekanbaru,” ujar Ingot Ahmad, Jumat (16/2).

Dijelaskannya, beberapa komoditi yang menjadi perhatian pemerintah seperti beras, minyak goreng, gula dan beberapa komoditi lainnya. “Ada beberapa komoditi seperti minyak goreng, beras, cabai dan sebagainya, gula juga. Itu yang masih menjadi atensi kita,” kata Ingot.

Ia menuturkan, langkah-langkah antisipasi telah mulai dilakukan agar ketersediaan dan kestabilan harga bahan pokok terkendali seperti menjaga pasokan beras. Baik melalui program, maupun beras yang dicanangkan distributor swasta agar harganya bisa terkendali.

“Yang pertama kita memang harus menjaga betul-betul pasokan beras, baik melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) maupun beras-beras yang dicanangkan distributor swasta agar harganya bisa terkendali,” ungkapnya.

Ditambahkannya, untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok Pemko juga mengintervensi harga di pasaran. Salah satunya dengan terus rutin melakukan pasar murah di setiap kelurahan di Pekanbaru.

Sementara itu, untuk menjaga kualitas maupun keamanan bahan pokok di pasaran, seperti diberitakan Riau Pos sebelumnya, Kepala BBPOM di Pekanbaru Alex Sander menyebut, BBPOM di Pekanbaru akan melakukan intensifikasi pengawasan pangan menjelang dan selama bulan Ramadan yaitu di sarana distribusi pangan yaitu gudang importir dan retail.

“Nantinya kita akan melakukan pengawasan seperti pangan Tanpa Izin Edar (TIE), pangan kedaluwarsa, pangan dalam kondisi rusak,’’ ucapnya.(ayi/dof)

KOTA (RIAUPOS.CO) – Memasuki akhir pekan kedua Februari 2024, harga cabai merah Bukittinggi dan ayam potong kembali naik.

Pantauan Riau Pos di sejumlah pasar tradisional di Kota Pekanbaru, Jumat (16/2) harga cabai merah Bukittinggi di Pasar Pagi Arengka mencapai Rp85.000/kg dari sebelumnya hanya Rp70.000/kg, sedangkan harga ayam potong juga naik menjadi Rp32.000/kg ukuran besar dan Rp35.000/kg ukuran kecil dari sebelumnya hanya berkisar Rp 26.000/kg hingga Rp 30.000/kg.

Salah seorang pedagang di Pasar Pagi Arengka Yulia mengaku, saat ini harga cabai merah Bukittinggi memang mengalami kenaikan, lantaran stok yang terbatas serta harga jual dari distributor yang kembali tinggi.

Ia mengaku, untuk modal cabai merah Bukittinggi di tingkat distributor seharga Rp70.000 sehingga mau tidak mau pedagang harus menaikkan harga jual ke masyarakat.

Tak hanya cabai merah, harga tomat juga ikut meroket hingga Rp22.000/kg, dan cabai rawit merah Rp90.000/kg.

“Makin mahal sekarang. Modalnya saja sudah mahal di atas Rp50.000 semuanya. Kalau kami kasih segitu juga mau dapat apa kami jualan. Ini saja stoknya saya kurangi karena barangnya yang terlalu mahal,”jelasnya.

Hal senada juga terjadi pada ayam potong yang kini juga semakin melambung tinggi. Menurut salah seorang pedagang di Jalan Air Dingin Rustam, harga ayam potong saat ini sudah naik lantaran harga pangan ayam yang tinggi, sehingga harga ayam juga mengalami kenaikan.

“Harga pangan ternak itu naik, makanya para peternak jual juga mahal,”ungkapnya.

Salah seorang warga Mimi mengaku kaget harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional dan juga tempat pemotongan ayam mengalami kenaikan harga pascapemilu ini. Ia berharap harga kebutuhan pokok dapat kembali normal sehingga masyarakat dapat harga kebutuhan pokok yang terjangkau.

Baca Juga:  Harga Sembako di Bengkalis Masih Tinggi

“Pusing dengan harga kebutuhan pokok sekarang ini tak cuma ayam cabai dan yang naik, hampir semuanya mahal. Mau makan apa masyarakat kalau semua harga kebutuhan pokok merokok seperti ini,”jelasnya.

Kepala Disperindag Kota Pekanbaru Zulhelmi Arifin menjelaskan, saat ini Pemerintah Kota Pekanbaru tengah berupaya melakukan antisipasi terhadap lonjakan harga jelang masuknya Bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri.

Karena Pekanbaru sendiri bukan daerah penghasil dan Ami menilai, harus banyak kolaborasi dengan berbagai pihak lainnya.

Itu sebabnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru menandatangani MoU kerja sama dalam bidang perdagangan dengan Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Kampar.

Salah satu yang dikerjasamakan adalah dalam hal meteorologi untuk alat tera mengatur standar timbangan. Kedua belah pihak nantinya bisa saling pinjam alat tera dan pengawasan bersama.

“Karena sudah ada MoU sebelumnya, kita tanda tangan kerja sama nya. Dengan daerah Pekansikawan,” kata

Menurutnya, ada beberapa hal yang dikerjasamakan dalam bidang perdagangan. Terutama dalam upaya pengendalian inflasi, dan menjamin ketersediaan bahan pokok dari daerah penghasil.

Pasokan ayam potong di Pekanbaru 85 persen didatangkan dari daerah Kabupaten Kampar dan Pelalawan. Dengan adanya kerja sama ini diharapkan bisa saling berkomunikasi dan menjamin ketersediaan pasokan yang masuk.

“Dari informasi yang kami dapat dari pedagang, jadi kandang besarnya itu di sana. Jadi dengan kerjasama kita harapkan bisa lakukan pengawasan sampai ke hulu nya,” tegasnya.

Intensifkan Komunikasi dengan Distributor

Untuk mengantisipasi lonjakan harga bahan pokok menjelang Ramadan, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut meminta agar dinas terkait bisa jalin komunikasi dengan distributor.

Baca Juga:  Penyaluran Beasiswa Harus Tepat Sasaran

Komunikasi dilakukan guna mengantisipasi tingginya permintaan bahan pokok dari masyarakat jelang Ramadan dan Idulfitri. Apalagi jika suplay terhambat akan berdampak terhadap naiknya harga komoditi tersebut.

“Dinas terkait telah diminta untuk menjalin komunikasi dengan distributor. Itu untuk mengantisipasi lonjakan harga sejumlah bahan pokok jelang momen Ramadan dan Idulfitri. Intensifkan komunikasi dengan distributor untuk memastikan suplay bahan pokok yang masuk ke Pekanbaru,” ujar Ingot Ahmad, Jumat (16/2).

Dijelaskannya, beberapa komoditi yang menjadi perhatian pemerintah seperti beras, minyak goreng, gula dan beberapa komoditi lainnya. “Ada beberapa komoditi seperti minyak goreng, beras, cabai dan sebagainya, gula juga. Itu yang masih menjadi atensi kita,” kata Ingot.

Ia menuturkan, langkah-langkah antisipasi telah mulai dilakukan agar ketersediaan dan kestabilan harga bahan pokok terkendali seperti menjaga pasokan beras. Baik melalui program, maupun beras yang dicanangkan distributor swasta agar harganya bisa terkendali.

“Yang pertama kita memang harus menjaga betul-betul pasokan beras, baik melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) maupun beras-beras yang dicanangkan distributor swasta agar harganya bisa terkendali,” ungkapnya.

Ditambahkannya, untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok Pemko juga mengintervensi harga di pasaran. Salah satunya dengan terus rutin melakukan pasar murah di setiap kelurahan di Pekanbaru.

Sementara itu, untuk menjaga kualitas maupun keamanan bahan pokok di pasaran, seperti diberitakan Riau Pos sebelumnya, Kepala BBPOM di Pekanbaru Alex Sander menyebut, BBPOM di Pekanbaru akan melakukan intensifikasi pengawasan pangan menjelang dan selama bulan Ramadan yaitu di sarana distribusi pangan yaitu gudang importir dan retail.

“Nantinya kita akan melakukan pengawasan seperti pangan Tanpa Izin Edar (TIE), pangan kedaluwarsa, pangan dalam kondisi rusak,’’ ucapnya.(ayi/dof)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari