Jumat, 18 April 2025
spot_img

Sukses Eksplorasi Pesona 7 Destinasi di Maluku Utara

Petualangan Terios 7 Wonders sampai di Maluku

MALUKU (RIAUPOS.CO) – INDONESIA memiliki banyak kekayaan alam dan ragam budaya yang menghiasi seantero Nusantara lebih dikenal dengan ‘Wonderful Indonesia’. Mulai dari keindahan alam, flora dan fauna, kearifan lokal, keunikan budaya, kuliner, serta hal yang menarik lainnya.

Daihatsu memiliki satu program ikonik petualangan yang khas bertujuan untuk mengeksplorasi kekayaan alam dan ragam budaya nusantara melalui Terios 7 Wonders dalam mempromosikan keindahan dan pesona Indonesia, sekaligus membuktikan ketangguhan Terios dalam melintasi berbagai kondisi medan jalan di Indonesia.

Mengawali tahun 2024, Daihatsu kembali menggelar ekspedisi Terios 7 Wonders dengan destinasi Ternate–Halmahera, Maluku Utara, pada Ahad-Jumat (14-19/1). Pada petualangan selama 5 hari dengan rute sejauh lebih dari 390 KM ini, tim ekspedisi menjelajahi 7 destinasi, dimulai dari Kedaton Kecil, Hutan Mangrove Guraping, Sungai Gaongo, Desa Talaga-Adat Dodengo, Teluk Jailolo, Danau Tolire, dan Pantai Jikomalamo.

Pada eksplorasi pertama, tim ekspedisi memulai petualangan menuju Wonders 1 dengan mengeksplorasi Kedaton Kecil. Destinasi ini merupakan situs bersejarah kesultanan Ternate, Maluku Utara yang terletak di lereng gunung Gamalama dan berjarak hanya sekitar 5 kilometer dari pusat Kota Ternate. Situs ini juga dikenal dengan nama Kedaton Ici yang umurnya telah mencapai 50 tahun. Kedaton ini juga merupakan tempat peristirahatan Sultan Ternate Ke–47, Iskandar Muhammad Jabir Sjah dan keluarganya.

Pihak Kesultanan Ternate sering melakukan ritual adat dengan menampilkan berbagai kearifan lokal yang khas sehingga sangat menarik untuk disaksikan wisatawan. Kawasan itu disebut Buku Bendera karena dulunya menjadi tempat untuk memantau masuknya kapal penjajah di perairan Ternate dengan isyarat bendera akan dikibarkan bila terlihat ada kapal penjajah masuk.

Baca Juga:  Pegawai Swasta Bergaji di Bawah Rp5 Juta, Harus Baca Ini

Tim ekspedisi melanjutkan perjalanan menuju Benteng Tolukko yang masih berlokasi di Pulau Ternate. Benteng Tolukko merupakan situs bersejarah yang mencerminkan pentingnya perdagangan rempah-rempah pada masa lalu. Situs ini dibangun pada abad 17 oleh Sultan Ternate, benteng ini juga menyuguhkan pemandangan indah dan menjadi saksi bisu perubahan kekuasaan antara kolonial Portugis, Belanda, dan Spanyol. Saat ini, sebagai daya tarik wisata sejarah, Benteng ini tetap menjadi simbol kejayaan sejarah dan warisan budaya Maluku Utara.

Selanjutnya, tim ekspedisi melanjutkan eksplorasi WONDERS 2 dengan menyeberangi pulau Halmahera. Setibanya di pulau ini, tim ekspedisi mengeksplorasi Hutan Mangrove Guraping di Sofifi, Maluku Utara. Sebagai kawasan hutan lindung seluas 370 hektare, destinasi ini merupakan salah satu tempat yang menakjubkan dengan akar-akar mangrove yang tinggi.

Hutan ini penting karena menjadi rumah bagi berbagai jenis hewan laut dan burung, serta melindungi pantai dari erosi dan badai. Selain keindahannya, Hutan Mangrove Guraping juga memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dengan menjadi sumber ekonomi dan destinasi wisata. Pelestarian hutan mangrove ini juga penting dalam menjaga keseimbangan alam dan memberikan manfaat jangka panjang.

Setelah mengunjungi destinasi 2 Wonders sebelumnya, yaitu Situs Bersejarah Kedaton dan Hutan Mangrove, kali ini tim ekspedisi kembali melanjutkan ekspedisi menuju Wonders 3 dan Wonders 4, yakni Sungai Gaongo dan Desa Talaga-Adat Dodengo. Perjalanan ditempuh dengan jarak sekitar 150 kilometer untuk menggali potensi wisata dan budaya yang terletak di Kecamatan Ibu, sekaligus merupakan desa terujung di Kabupaten Halmahera Barat.

Baca Juga:  62 Ribu Ton Bawang Putih Segera Masuk

Gaongo merupakan sebutan bagi warga di desa Naga, yang artinya tempat mandi (Sungai). Dulu, orang desa Naga sering sekali mandi di sungai (Gaongo). Sehingga sampai sekarang orang-orang menyebutnya Sungai Gaongo. Sungai dengan panjang kurang lebih 800 meter ini merupakan tempat masyarakat melakukan aktivitas seperti mandi, mencari ikan, mencari udang dengan cara sogili dengan cara tradisional atau disebut juga dengan ‘’ba jubi’’ alias memanah.

Sedangkan untuk nama Desa Naga sendiri memiliki 2 versi yang pertama desa ini diberi nama oleh seorang pendeta karena beliau melihat batu yang mirip dengan kepala ular naga yang kedua berasal dari bahasa daerah yaitu Naga yang artinya ada.

‘’Kami di sini desa yang paling ujung di Halmahera Barat. Mungkin terkait dengan sedikit sejarah, sejarah desa Naga ini, awal mula nama desa Naga ini diambil dari bahasa suku Tabaro,’’ ujar Kepala Desa Naga Orvans Lexi Uang.

Selanjutnya, tim ekspedisi juga berkunjung ke Desa Talaga untuk melihat tradisi adat Dodengo. Tradisi adat Dodengo merupakan teknik dan seni bela diri asli Gamkonara yang menampilkan pertarungan satu lawan satu. Tradisi Dodengo merupakan tradisi yang dibawakan oleh Syekh Ishak Waliyullah asal iran yang merupakan orang pertama yang mengislamkan orang-orang di tanah Gamkonora.(ose)

Laporan ERWAN SANI, Maluku

MALUKU (RIAUPOS.CO) – INDONESIA memiliki banyak kekayaan alam dan ragam budaya yang menghiasi seantero Nusantara lebih dikenal dengan ‘Wonderful Indonesia’. Mulai dari keindahan alam, flora dan fauna, kearifan lokal, keunikan budaya, kuliner, serta hal yang menarik lainnya.

Daihatsu memiliki satu program ikonik petualangan yang khas bertujuan untuk mengeksplorasi kekayaan alam dan ragam budaya nusantara melalui Terios 7 Wonders dalam mempromosikan keindahan dan pesona Indonesia, sekaligus membuktikan ketangguhan Terios dalam melintasi berbagai kondisi medan jalan di Indonesia.

Mengawali tahun 2024, Daihatsu kembali menggelar ekspedisi Terios 7 Wonders dengan destinasi Ternate–Halmahera, Maluku Utara, pada Ahad-Jumat (14-19/1). Pada petualangan selama 5 hari dengan rute sejauh lebih dari 390 KM ini, tim ekspedisi menjelajahi 7 destinasi, dimulai dari Kedaton Kecil, Hutan Mangrove Guraping, Sungai Gaongo, Desa Talaga-Adat Dodengo, Teluk Jailolo, Danau Tolire, dan Pantai Jikomalamo.

Pada eksplorasi pertama, tim ekspedisi memulai petualangan menuju Wonders 1 dengan mengeksplorasi Kedaton Kecil. Destinasi ini merupakan situs bersejarah kesultanan Ternate, Maluku Utara yang terletak di lereng gunung Gamalama dan berjarak hanya sekitar 5 kilometer dari pusat Kota Ternate. Situs ini juga dikenal dengan nama Kedaton Ici yang umurnya telah mencapai 50 tahun. Kedaton ini juga merupakan tempat peristirahatan Sultan Ternate Ke–47, Iskandar Muhammad Jabir Sjah dan keluarganya.

Pihak Kesultanan Ternate sering melakukan ritual adat dengan menampilkan berbagai kearifan lokal yang khas sehingga sangat menarik untuk disaksikan wisatawan. Kawasan itu disebut Buku Bendera karena dulunya menjadi tempat untuk memantau masuknya kapal penjajah di perairan Ternate dengan isyarat bendera akan dikibarkan bila terlihat ada kapal penjajah masuk.

Baca Juga:  Citilink Pindah Ke Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta

Tim ekspedisi melanjutkan perjalanan menuju Benteng Tolukko yang masih berlokasi di Pulau Ternate. Benteng Tolukko merupakan situs bersejarah yang mencerminkan pentingnya perdagangan rempah-rempah pada masa lalu. Situs ini dibangun pada abad 17 oleh Sultan Ternate, benteng ini juga menyuguhkan pemandangan indah dan menjadi saksi bisu perubahan kekuasaan antara kolonial Portugis, Belanda, dan Spanyol. Saat ini, sebagai daya tarik wisata sejarah, Benteng ini tetap menjadi simbol kejayaan sejarah dan warisan budaya Maluku Utara.

Selanjutnya, tim ekspedisi melanjutkan eksplorasi WONDERS 2 dengan menyeberangi pulau Halmahera. Setibanya di pulau ini, tim ekspedisi mengeksplorasi Hutan Mangrove Guraping di Sofifi, Maluku Utara. Sebagai kawasan hutan lindung seluas 370 hektare, destinasi ini merupakan salah satu tempat yang menakjubkan dengan akar-akar mangrove yang tinggi.

Hutan ini penting karena menjadi rumah bagi berbagai jenis hewan laut dan burung, serta melindungi pantai dari erosi dan badai. Selain keindahannya, Hutan Mangrove Guraping juga memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dengan menjadi sumber ekonomi dan destinasi wisata. Pelestarian hutan mangrove ini juga penting dalam menjaga keseimbangan alam dan memberikan manfaat jangka panjang.

Setelah mengunjungi destinasi 2 Wonders sebelumnya, yaitu Situs Bersejarah Kedaton dan Hutan Mangrove, kali ini tim ekspedisi kembali melanjutkan ekspedisi menuju Wonders 3 dan Wonders 4, yakni Sungai Gaongo dan Desa Talaga-Adat Dodengo. Perjalanan ditempuh dengan jarak sekitar 150 kilometer untuk menggali potensi wisata dan budaya yang terletak di Kecamatan Ibu, sekaligus merupakan desa terujung di Kabupaten Halmahera Barat.

Baca Juga:  Asita Riau Manfaatkan Wisata Domestik

Gaongo merupakan sebutan bagi warga di desa Naga, yang artinya tempat mandi (Sungai). Dulu, orang desa Naga sering sekali mandi di sungai (Gaongo). Sehingga sampai sekarang orang-orang menyebutnya Sungai Gaongo. Sungai dengan panjang kurang lebih 800 meter ini merupakan tempat masyarakat melakukan aktivitas seperti mandi, mencari ikan, mencari udang dengan cara sogili dengan cara tradisional atau disebut juga dengan ‘’ba jubi’’ alias memanah.

Sedangkan untuk nama Desa Naga sendiri memiliki 2 versi yang pertama desa ini diberi nama oleh seorang pendeta karena beliau melihat batu yang mirip dengan kepala ular naga yang kedua berasal dari bahasa daerah yaitu Naga yang artinya ada.

‘’Kami di sini desa yang paling ujung di Halmahera Barat. Mungkin terkait dengan sedikit sejarah, sejarah desa Naga ini, awal mula nama desa Naga ini diambil dari bahasa suku Tabaro,’’ ujar Kepala Desa Naga Orvans Lexi Uang.

Selanjutnya, tim ekspedisi juga berkunjung ke Desa Talaga untuk melihat tradisi adat Dodengo. Tradisi adat Dodengo merupakan teknik dan seni bela diri asli Gamkonara yang menampilkan pertarungan satu lawan satu. Tradisi Dodengo merupakan tradisi yang dibawakan oleh Syekh Ishak Waliyullah asal iran yang merupakan orang pertama yang mengislamkan orang-orang di tanah Gamkonora.(ose)

Laporan ERWAN SANI, Maluku

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Sukses Eksplorasi Pesona 7 Destinasi di Maluku Utara

Petualangan Terios 7 Wonders sampai di Maluku

MALUKU (RIAUPOS.CO) – INDONESIA memiliki banyak kekayaan alam dan ragam budaya yang menghiasi seantero Nusantara lebih dikenal dengan ‘Wonderful Indonesia’. Mulai dari keindahan alam, flora dan fauna, kearifan lokal, keunikan budaya, kuliner, serta hal yang menarik lainnya.

Daihatsu memiliki satu program ikonik petualangan yang khas bertujuan untuk mengeksplorasi kekayaan alam dan ragam budaya nusantara melalui Terios 7 Wonders dalam mempromosikan keindahan dan pesona Indonesia, sekaligus membuktikan ketangguhan Terios dalam melintasi berbagai kondisi medan jalan di Indonesia.

Mengawali tahun 2024, Daihatsu kembali menggelar ekspedisi Terios 7 Wonders dengan destinasi Ternate–Halmahera, Maluku Utara, pada Ahad-Jumat (14-19/1). Pada petualangan selama 5 hari dengan rute sejauh lebih dari 390 KM ini, tim ekspedisi menjelajahi 7 destinasi, dimulai dari Kedaton Kecil, Hutan Mangrove Guraping, Sungai Gaongo, Desa Talaga-Adat Dodengo, Teluk Jailolo, Danau Tolire, dan Pantai Jikomalamo.

Pada eksplorasi pertama, tim ekspedisi memulai petualangan menuju Wonders 1 dengan mengeksplorasi Kedaton Kecil. Destinasi ini merupakan situs bersejarah kesultanan Ternate, Maluku Utara yang terletak di lereng gunung Gamalama dan berjarak hanya sekitar 5 kilometer dari pusat Kota Ternate. Situs ini juga dikenal dengan nama Kedaton Ici yang umurnya telah mencapai 50 tahun. Kedaton ini juga merupakan tempat peristirahatan Sultan Ternate Ke–47, Iskandar Muhammad Jabir Sjah dan keluarganya.

Pihak Kesultanan Ternate sering melakukan ritual adat dengan menampilkan berbagai kearifan lokal yang khas sehingga sangat menarik untuk disaksikan wisatawan. Kawasan itu disebut Buku Bendera karena dulunya menjadi tempat untuk memantau masuknya kapal penjajah di perairan Ternate dengan isyarat bendera akan dikibarkan bila terlihat ada kapal penjajah masuk.

Baca Juga:  Baru Rayakan 100 Hari, PHR Berhasil Bor Sumur ke-100

Tim ekspedisi melanjutkan perjalanan menuju Benteng Tolukko yang masih berlokasi di Pulau Ternate. Benteng Tolukko merupakan situs bersejarah yang mencerminkan pentingnya perdagangan rempah-rempah pada masa lalu. Situs ini dibangun pada abad 17 oleh Sultan Ternate, benteng ini juga menyuguhkan pemandangan indah dan menjadi saksi bisu perubahan kekuasaan antara kolonial Portugis, Belanda, dan Spanyol. Saat ini, sebagai daya tarik wisata sejarah, Benteng ini tetap menjadi simbol kejayaan sejarah dan warisan budaya Maluku Utara.

Selanjutnya, tim ekspedisi melanjutkan eksplorasi WONDERS 2 dengan menyeberangi pulau Halmahera. Setibanya di pulau ini, tim ekspedisi mengeksplorasi Hutan Mangrove Guraping di Sofifi, Maluku Utara. Sebagai kawasan hutan lindung seluas 370 hektare, destinasi ini merupakan salah satu tempat yang menakjubkan dengan akar-akar mangrove yang tinggi.

Hutan ini penting karena menjadi rumah bagi berbagai jenis hewan laut dan burung, serta melindungi pantai dari erosi dan badai. Selain keindahannya, Hutan Mangrove Guraping juga memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dengan menjadi sumber ekonomi dan destinasi wisata. Pelestarian hutan mangrove ini juga penting dalam menjaga keseimbangan alam dan memberikan manfaat jangka panjang.

Setelah mengunjungi destinasi 2 Wonders sebelumnya, yaitu Situs Bersejarah Kedaton dan Hutan Mangrove, kali ini tim ekspedisi kembali melanjutkan ekspedisi menuju Wonders 3 dan Wonders 4, yakni Sungai Gaongo dan Desa Talaga-Adat Dodengo. Perjalanan ditempuh dengan jarak sekitar 150 kilometer untuk menggali potensi wisata dan budaya yang terletak di Kecamatan Ibu, sekaligus merupakan desa terujung di Kabupaten Halmahera Barat.

Baca Juga:  Dihantam Corona, Rupiah pun Tumbang, Tembus Level Rp15.173 per Dollar AS

Gaongo merupakan sebutan bagi warga di desa Naga, yang artinya tempat mandi (Sungai). Dulu, orang desa Naga sering sekali mandi di sungai (Gaongo). Sehingga sampai sekarang orang-orang menyebutnya Sungai Gaongo. Sungai dengan panjang kurang lebih 800 meter ini merupakan tempat masyarakat melakukan aktivitas seperti mandi, mencari ikan, mencari udang dengan cara sogili dengan cara tradisional atau disebut juga dengan ‘’ba jubi’’ alias memanah.

Sedangkan untuk nama Desa Naga sendiri memiliki 2 versi yang pertama desa ini diberi nama oleh seorang pendeta karena beliau melihat batu yang mirip dengan kepala ular naga yang kedua berasal dari bahasa daerah yaitu Naga yang artinya ada.

‘’Kami di sini desa yang paling ujung di Halmahera Barat. Mungkin terkait dengan sedikit sejarah, sejarah desa Naga ini, awal mula nama desa Naga ini diambil dari bahasa suku Tabaro,’’ ujar Kepala Desa Naga Orvans Lexi Uang.

Selanjutnya, tim ekspedisi juga berkunjung ke Desa Talaga untuk melihat tradisi adat Dodengo. Tradisi adat Dodengo merupakan teknik dan seni bela diri asli Gamkonara yang menampilkan pertarungan satu lawan satu. Tradisi Dodengo merupakan tradisi yang dibawakan oleh Syekh Ishak Waliyullah asal iran yang merupakan orang pertama yang mengislamkan orang-orang di tanah Gamkonora.(ose)

Laporan ERWAN SANI, Maluku

MALUKU (RIAUPOS.CO) – INDONESIA memiliki banyak kekayaan alam dan ragam budaya yang menghiasi seantero Nusantara lebih dikenal dengan ‘Wonderful Indonesia’. Mulai dari keindahan alam, flora dan fauna, kearifan lokal, keunikan budaya, kuliner, serta hal yang menarik lainnya.

Daihatsu memiliki satu program ikonik petualangan yang khas bertujuan untuk mengeksplorasi kekayaan alam dan ragam budaya nusantara melalui Terios 7 Wonders dalam mempromosikan keindahan dan pesona Indonesia, sekaligus membuktikan ketangguhan Terios dalam melintasi berbagai kondisi medan jalan di Indonesia.

Mengawali tahun 2024, Daihatsu kembali menggelar ekspedisi Terios 7 Wonders dengan destinasi Ternate–Halmahera, Maluku Utara, pada Ahad-Jumat (14-19/1). Pada petualangan selama 5 hari dengan rute sejauh lebih dari 390 KM ini, tim ekspedisi menjelajahi 7 destinasi, dimulai dari Kedaton Kecil, Hutan Mangrove Guraping, Sungai Gaongo, Desa Talaga-Adat Dodengo, Teluk Jailolo, Danau Tolire, dan Pantai Jikomalamo.

Pada eksplorasi pertama, tim ekspedisi memulai petualangan menuju Wonders 1 dengan mengeksplorasi Kedaton Kecil. Destinasi ini merupakan situs bersejarah kesultanan Ternate, Maluku Utara yang terletak di lereng gunung Gamalama dan berjarak hanya sekitar 5 kilometer dari pusat Kota Ternate. Situs ini juga dikenal dengan nama Kedaton Ici yang umurnya telah mencapai 50 tahun. Kedaton ini juga merupakan tempat peristirahatan Sultan Ternate Ke–47, Iskandar Muhammad Jabir Sjah dan keluarganya.

Pihak Kesultanan Ternate sering melakukan ritual adat dengan menampilkan berbagai kearifan lokal yang khas sehingga sangat menarik untuk disaksikan wisatawan. Kawasan itu disebut Buku Bendera karena dulunya menjadi tempat untuk memantau masuknya kapal penjajah di perairan Ternate dengan isyarat bendera akan dikibarkan bila terlihat ada kapal penjajah masuk.

Baca Juga:  Kebun Tandun Perkuat Sinergisitas

Tim ekspedisi melanjutkan perjalanan menuju Benteng Tolukko yang masih berlokasi di Pulau Ternate. Benteng Tolukko merupakan situs bersejarah yang mencerminkan pentingnya perdagangan rempah-rempah pada masa lalu. Situs ini dibangun pada abad 17 oleh Sultan Ternate, benteng ini juga menyuguhkan pemandangan indah dan menjadi saksi bisu perubahan kekuasaan antara kolonial Portugis, Belanda, dan Spanyol. Saat ini, sebagai daya tarik wisata sejarah, Benteng ini tetap menjadi simbol kejayaan sejarah dan warisan budaya Maluku Utara.

Selanjutnya, tim ekspedisi melanjutkan eksplorasi WONDERS 2 dengan menyeberangi pulau Halmahera. Setibanya di pulau ini, tim ekspedisi mengeksplorasi Hutan Mangrove Guraping di Sofifi, Maluku Utara. Sebagai kawasan hutan lindung seluas 370 hektare, destinasi ini merupakan salah satu tempat yang menakjubkan dengan akar-akar mangrove yang tinggi.

Hutan ini penting karena menjadi rumah bagi berbagai jenis hewan laut dan burung, serta melindungi pantai dari erosi dan badai. Selain keindahannya, Hutan Mangrove Guraping juga memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dengan menjadi sumber ekonomi dan destinasi wisata. Pelestarian hutan mangrove ini juga penting dalam menjaga keseimbangan alam dan memberikan manfaat jangka panjang.

Setelah mengunjungi destinasi 2 Wonders sebelumnya, yaitu Situs Bersejarah Kedaton dan Hutan Mangrove, kali ini tim ekspedisi kembali melanjutkan ekspedisi menuju Wonders 3 dan Wonders 4, yakni Sungai Gaongo dan Desa Talaga-Adat Dodengo. Perjalanan ditempuh dengan jarak sekitar 150 kilometer untuk menggali potensi wisata dan budaya yang terletak di Kecamatan Ibu, sekaligus merupakan desa terujung di Kabupaten Halmahera Barat.

Baca Juga:  62 Ribu Ton Bawang Putih Segera Masuk

Gaongo merupakan sebutan bagi warga di desa Naga, yang artinya tempat mandi (Sungai). Dulu, orang desa Naga sering sekali mandi di sungai (Gaongo). Sehingga sampai sekarang orang-orang menyebutnya Sungai Gaongo. Sungai dengan panjang kurang lebih 800 meter ini merupakan tempat masyarakat melakukan aktivitas seperti mandi, mencari ikan, mencari udang dengan cara sogili dengan cara tradisional atau disebut juga dengan ‘’ba jubi’’ alias memanah.

Sedangkan untuk nama Desa Naga sendiri memiliki 2 versi yang pertama desa ini diberi nama oleh seorang pendeta karena beliau melihat batu yang mirip dengan kepala ular naga yang kedua berasal dari bahasa daerah yaitu Naga yang artinya ada.

‘’Kami di sini desa yang paling ujung di Halmahera Barat. Mungkin terkait dengan sedikit sejarah, sejarah desa Naga ini, awal mula nama desa Naga ini diambil dari bahasa suku Tabaro,’’ ujar Kepala Desa Naga Orvans Lexi Uang.

Selanjutnya, tim ekspedisi juga berkunjung ke Desa Talaga untuk melihat tradisi adat Dodengo. Tradisi adat Dodengo merupakan teknik dan seni bela diri asli Gamkonara yang menampilkan pertarungan satu lawan satu. Tradisi Dodengo merupakan tradisi yang dibawakan oleh Syekh Ishak Waliyullah asal iran yang merupakan orang pertama yang mengislamkan orang-orang di tanah Gamkonora.(ose)

Laporan ERWAN SANI, Maluku

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari