Jumat, 22 November 2024

IHSG Tertekan Inflasi Amerika Serikat

Bank Indonesia Diperkirakan Tahan Suku Bunga Acuan

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Data inflasi Amerika Serikat (AS) lebih tinggi daripada perkiraan pasar. Hal tersebut meningkatkan ekspektasi terhadap The Federal Reserve (The Fed) yang tidak mungkin menurunkan suku bunga acuannya sebelum Juni mendatang. Sentimen itu membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) akan tertekan pekan ini.

‘’IHSG berpeluang melemah dengan support di level 7.197 sampai 7.099 dan resistance di 7.403 hingga 7.450,’’ kata analis pasar modal Hans Kwee kepada JPG, Ahad (18/2).

- Advertisement -

Indeks harga konsumen (IHK) AS pada Januari lalu sebesar 3,1 persen. Menurun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya di level 3,4 persen. Hanya, realisasi tersebut lebih tinggi daripada ekspektasi pasar 2,9 persen.

Indeks harga produsen (IHP) AS untuk permintaan akhir naik 0,3 persen setelah sempat turun 0,1 pada Desember 2023. ‘’IHK relatif lebih tinggi dan IHP AS juga lebih tinggi sehingga mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh The Fed. Probabilitas pemotongan bunga The Fed tahun ini turun menjadi empat kali dan baru terjadi pada Juni 2024,’’ jelas dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti tersebut.

Baca Juga:  Amerika Serikat Desak Gencatan Senjata Enam Pekan

Dari Asia, Jepang memasuki periode resesi. Dengan demikian, potensi pengetatan kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ) akan tertunda. Di sisi lain, harga minyak naik di tengah memanasnya tensi konflik di Timur Tengah. ‘’Dari dalam negeri, euforia hasil pemilu diperkirakan berlangsung jangka pendek dan pelaku pasar akan fokus pada kinerja korporasi. BI diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan pada 6 persen dalam pertemuan Rabu (21/2) mendatang,” terang Hans.

- Advertisement -

Sementara itu, Pejabat Sementara (Pjs) Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad menyatakan, mayoritas data perdagangan saham bursa pada periode 12–16 Februari ditutup positif. Peningkatan tertinggi sepekan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian saham sebesar 37,79 persen. Naik dari Rp10,03 triliun menjadi Rp13,82 triliun. Kemudian, rata-rata frekuensi transaksi harian saham meningkat 25,37 persen menjadi 1.294.615 kali transaksi. ‘’IHSG mengalami kenaikan 1,39 persen dengan ditutup di level 7.335,545 dari 7.235,152 pada penutupan pekan lalu,” ujarnya.

Baca Juga:  Test Drive Jimny dan Hybrid Berhadiah Logam Mulia

Kapitalisasi pasar turut terkerek 1,06 persen dari Rp11.481,43 triliun menjadi Rp11.603,01 triliun. Hanya, rata-rata volume transaksi harian saham melorot 16,22 persen menjadi 17,72 miliar lembar saham.

Peningkatan turut diikuti pergerakan investor asing pada perdagangan Jumat (16/2) yang mencatatkan nilai beli bersih Rp1,64 triliun. ”Sepanjang 2024, investor asing telah mencatatkan nilai beli bersih Rp20,05 triliun,” ujarnya.(han/dio/jpg)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Data inflasi Amerika Serikat (AS) lebih tinggi daripada perkiraan pasar. Hal tersebut meningkatkan ekspektasi terhadap The Federal Reserve (The Fed) yang tidak mungkin menurunkan suku bunga acuannya sebelum Juni mendatang. Sentimen itu membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) akan tertekan pekan ini.

‘’IHSG berpeluang melemah dengan support di level 7.197 sampai 7.099 dan resistance di 7.403 hingga 7.450,’’ kata analis pasar modal Hans Kwee kepada JPG, Ahad (18/2).

- Advertisement -

Indeks harga konsumen (IHK) AS pada Januari lalu sebesar 3,1 persen. Menurun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya di level 3,4 persen. Hanya, realisasi tersebut lebih tinggi daripada ekspektasi pasar 2,9 persen.

Indeks harga produsen (IHP) AS untuk permintaan akhir naik 0,3 persen setelah sempat turun 0,1 pada Desember 2023. ‘’IHK relatif lebih tinggi dan IHP AS juga lebih tinggi sehingga mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh The Fed. Probabilitas pemotongan bunga The Fed tahun ini turun menjadi empat kali dan baru terjadi pada Juni 2024,’’ jelas dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti tersebut.

- Advertisement -
Baca Juga:  Amerika Serikat Desak Gencatan Senjata Enam Pekan

Dari Asia, Jepang memasuki periode resesi. Dengan demikian, potensi pengetatan kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ) akan tertunda. Di sisi lain, harga minyak naik di tengah memanasnya tensi konflik di Timur Tengah. ‘’Dari dalam negeri, euforia hasil pemilu diperkirakan berlangsung jangka pendek dan pelaku pasar akan fokus pada kinerja korporasi. BI diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan pada 6 persen dalam pertemuan Rabu (21/2) mendatang,” terang Hans.

Sementara itu, Pejabat Sementara (Pjs) Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad menyatakan, mayoritas data perdagangan saham bursa pada periode 12–16 Februari ditutup positif. Peningkatan tertinggi sepekan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian saham sebesar 37,79 persen. Naik dari Rp10,03 triliun menjadi Rp13,82 triliun. Kemudian, rata-rata frekuensi transaksi harian saham meningkat 25,37 persen menjadi 1.294.615 kali transaksi. ‘’IHSG mengalami kenaikan 1,39 persen dengan ditutup di level 7.335,545 dari 7.235,152 pada penutupan pekan lalu,” ujarnya.

Baca Juga:  Pererat Silaturahim, Pekindo Binawidya Buka Bersama di Kantin Graha Pena Riau

Kapitalisasi pasar turut terkerek 1,06 persen dari Rp11.481,43 triliun menjadi Rp11.603,01 triliun. Hanya, rata-rata volume transaksi harian saham melorot 16,22 persen menjadi 17,72 miliar lembar saham.

Peningkatan turut diikuti pergerakan investor asing pada perdagangan Jumat (16/2) yang mencatatkan nilai beli bersih Rp1,64 triliun. ”Sepanjang 2024, investor asing telah mencatatkan nilai beli bersih Rp20,05 triliun,” ujarnya.(han/dio/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari