PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Dalam rangka mensyukuri perkembangan yang diperoleh selama ini, Institut Bisnis dan Teknologi (IBT) Pelita Indonesia mengadakan bakti sosial yang ditujukan untuk masyarakat sekitar.
Kali ini IBT Pelita Indonesia melakukan sunatan massal kepada 29 anak, Ahad (2/1). Bakti sosial yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Awal Bros dan JNE itu diberi tema ‘‘Alkhitan Bialmisbah" yang artinya pelaksanaan khitanan dengan pelita atau cahaya terang.
Kegiatan turut dihadiri Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi, Rektor IBT Pelita Indonesia Prof Dr Amris Tanjung SE Ak, para wakil rektor, manajemen RS Awal Bros dan JNE serta para mahasiswa dan pengurus LDK (lembaga dakwah kampus).
Terkait sunatan tersebut, Rektor Amris Tanjung mengatakan bahwa khitanan merupakan jalan bagi umat muslim dalam menuju keselamatan akhirat.
"Orang yang paling mulia adalah orang yang paling bertakwa. Kita jangan meminta selamat di dunia saja, tetapi harus selamat juga di akhirat. Jadi doanya harus lengkap. Nah, salah satu jalan menuju akhirat itu adalah sebagai laki-laki harus menjalani sunnah Rasulullah yakni khitan. Kepada anak-anak kami yang akan khitan, jangan takut, tidak sakit kok karena beda dengan kami dulu, peralatan sunat sekarang sudah lebih lengkap dan modern," kata Amris Tanjung.
Rektor juga memberikan motivasi untuk bisa hidup berdampingan. Mengutip ayat Alquran, Amris menyebut "Hai manusia, kami yang menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan untuk saling mengenal, bukan saling mencaci".
"Karena sifatnya umum, itu berarti kita harus hidup berdampingan dengan siapapun manusia, apakah itu orang Indonesia atau Arab, atau Amerika atau bangsa lainnya," katanya.
Wakil Wali Kota Ayat Cahyadi berterima kasih atas kepedulian Pelita Indonesia terhadap masyarakat sekitar. "Tadi saya bertanya ke Pak Rektor, itu maksud bialmisbah apakah ada metode khitan yang baru? Ternyata maksudnya adalah pelita atau cahaya terang. Cocok dengan namanya Pelita Indonesia, agar menjadi pelita terang bagi masyarakat sekitarnya," kata Ayat.
Ayat juga sependapat dengan Rektor, hidup harus berdampingan dengan sesama. Apalagi Pekanbaru merupakan masyarakat yang sangat heterogen. Kata Ayat, penduduk Pekanbaru boleh dikatakan berasal dari semua suku yang ada di Indonesia.
"Pekanbaru tumbuh luar biasa investasinya. Seiring pertumbuhan investasi terjadi pula pertumbuhan penduduk. Yang ada di sini bukan saja penduduk Pekanbaru, tetapi juha daerah lain yang bersebelahan. Itu yang sekarang kita kenal sebagai Pekan Sikawan: Pekanbaru, Siak, Kampar dan Pelalawan. Kalau di siang hari, penduduk di Pekanbaru ini bisa mencapai 1,4 juta jiwa," katanya.(fas)