Jumat, 20 September 2024

Lockdown, Malaysia Kerahkan 50 Ribu Pasukan

KUALA LUMPUR (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Malaysia menerjunkan lebih banyak lagi personel untuk memastikan aturan lockdown dipatuhi masyarakat. Sekitar 50 ribu orang dari Angkatan Tentara Malaysia, Pasukan Sukarelawan dan Pasukan Pertahanan Sipil dikerahkan untuk membantu kepolisian Malaysia menerapkan langkah pencegahan virus corona tersebut. 

"Mereka akan mendukung polisi dan ditempatkan di pasar serta supermarket, di mana orang masih bergegas untuk membeli barang, dan untuk memastikan jarak sosial," kata Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob dalam jumpa pers di Kuala Lumpur, Minggu (22/3).

Dia mengatakan, polisi dan personel militer dengan bantuan dewan lokal akan memastikan bahwa orang menjaga jarak satu meter dari satu sama lain.

Baca Juga:  Tiga Tersangka Kasus Surat Jalan Djoko Tjandra Ditahan

"Banyak orang masih tidak mau peduli dengan Perintah Kawalan Pergerakan (MCO). Saya berharap bahwa dengan bantuan tentara, segalanya akan membaik," katanya, menyebut karantina wilayah dengan istilah setempat.

- Advertisement -

Dia mengatakan para prajurit akan membantu polisi mengadang jalan, melakukan patroli, dan memastikan keamanan di tempat-tempat seperti rumah sakit, pasar dan toko swalayan serta penyeberangan perbatasan.

Pada kesempatan yang sama, dia mengatakan polisi telah melacak hampir 9.000 anggota dari kelompok jamaah tablig Masjid Sri Petaling dan mengimbau para anggota yang tersisa beserta keluarga mereka untuk memeriksakan kesehatan.

- Advertisement -

"Kami meminta anggota tablig untuk menyerah, bukan untuk menangkap mereka tetapi untuk membawa mereka dan anggota keluarga mereka ke klinik untuk skrining. Anggota masyarakat yang tahu orang-orang ini harus melaporkannya," katanya.

Baca Juga:  Bejat! 17 Pria Ini Tega Jual Istri

Pendatang asing, terutama dari kalangan Rohingya yang ikut menghadiri tablig di Masjid Sri Petaling, diminta muncul dalam penyaringan uji kesehatan COVID-19.

"Walaupun tidak punya dokumen, mereka tidak akan ditangkap karena yang utama saat ini adalah kesehatan," katanya. (dil/jpnn)

Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal

KUALA LUMPUR (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Malaysia menerjunkan lebih banyak lagi personel untuk memastikan aturan lockdown dipatuhi masyarakat. Sekitar 50 ribu orang dari Angkatan Tentara Malaysia, Pasukan Sukarelawan dan Pasukan Pertahanan Sipil dikerahkan untuk membantu kepolisian Malaysia menerapkan langkah pencegahan virus corona tersebut. 

"Mereka akan mendukung polisi dan ditempatkan di pasar serta supermarket, di mana orang masih bergegas untuk membeli barang, dan untuk memastikan jarak sosial," kata Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob dalam jumpa pers di Kuala Lumpur, Minggu (22/3).

Dia mengatakan, polisi dan personel militer dengan bantuan dewan lokal akan memastikan bahwa orang menjaga jarak satu meter dari satu sama lain.

Baca Juga:  Kata Dokter, Ini Obat yang Biasa Dikonsumsi Pasien Covid-19 saat Isoman

"Banyak orang masih tidak mau peduli dengan Perintah Kawalan Pergerakan (MCO). Saya berharap bahwa dengan bantuan tentara, segalanya akan membaik," katanya, menyebut karantina wilayah dengan istilah setempat.

Dia mengatakan para prajurit akan membantu polisi mengadang jalan, melakukan patroli, dan memastikan keamanan di tempat-tempat seperti rumah sakit, pasar dan toko swalayan serta penyeberangan perbatasan.

Pada kesempatan yang sama, dia mengatakan polisi telah melacak hampir 9.000 anggota dari kelompok jamaah tablig Masjid Sri Petaling dan mengimbau para anggota yang tersisa beserta keluarga mereka untuk memeriksakan kesehatan.

"Kami meminta anggota tablig untuk menyerah, bukan untuk menangkap mereka tetapi untuk membawa mereka dan anggota keluarga mereka ke klinik untuk skrining. Anggota masyarakat yang tahu orang-orang ini harus melaporkannya," katanya.

Baca Juga:  DPR Minta Jokowi Bubarkan Staf Khusus Milenial

Pendatang asing, terutama dari kalangan Rohingya yang ikut menghadiri tablig di Masjid Sri Petaling, diminta muncul dalam penyaringan uji kesehatan COVID-19.

"Walaupun tidak punya dokumen, mereka tidak akan ditangkap karena yang utama saat ini adalah kesehatan," katanya. (dil/jpnn)

Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari