ABIJAN (RIAUPOS.CO) — Komi Akaji tak akan pernah melupakan kejadian pada November 2015. Dalam dua hari, Boko Haram merenggut dua orang yang dikasihinya. Akaji pun ingin berjuang melawan Boko Haram.
Teman-teman Kaje yang senasib memiliki pemikiran serupa. Mereka bergabung dengan Civilian Joint Taskforce (C-JTF), kelompok sipil bersenjata yang mendukung operasi militer Nigeria.
Dilansir Al Jazeera, dulu C-JTF hanya beranggota pria. Namun, kini ada 100 perempuan. Mereka bertugas memeriksa para perempuan di pos-pos pemeriksaan di pasar, rumah sakit, sekolah, dan tempat-tempat lainnya yang kerap jadi sasaran bom bunuh diri.
Boko Haram kerap menjadikan perempuan dan anak-anak sebagai pelaku bom bunuh diri. Selama ini mereka selalu lolos. Laki-laki tidak bisa memeriksa perempuan karena alasan budaya dan agama. Berkat perempuan di C-JTF, banyak kasus bom bunuh diri dapat digagalkan.(sha/c10/dos/jpg)
Editor: Eko Faizin
ABIJAN (RIAUPOS.CO) — Komi Akaji tak akan pernah melupakan kejadian pada November 2015. Dalam dua hari, Boko Haram merenggut dua orang yang dikasihinya. Akaji pun ingin berjuang melawan Boko Haram.
Teman-teman Kaje yang senasib memiliki pemikiran serupa. Mereka bergabung dengan Civilian Joint Taskforce (C-JTF), kelompok sipil bersenjata yang mendukung operasi militer Nigeria.
- Advertisement -
Dilansir Al Jazeera, dulu C-JTF hanya beranggota pria. Namun, kini ada 100 perempuan. Mereka bertugas memeriksa para perempuan di pos-pos pemeriksaan di pasar, rumah sakit, sekolah, dan tempat-tempat lainnya yang kerap jadi sasaran bom bunuh diri.
Boko Haram kerap menjadikan perempuan dan anak-anak sebagai pelaku bom bunuh diri. Selama ini mereka selalu lolos. Laki-laki tidak bisa memeriksa perempuan karena alasan budaya dan agama. Berkat perempuan di C-JTF, banyak kasus bom bunuh diri dapat digagalkan.(sha/c10/dos/jpg)
- Advertisement -
Editor: Eko Faizin