BUKITTINGGI (RIAUPOS.CO) – Gunung Marapi kembali erupsi pada Selasa (14/10) sekitar pukul 03.52 WIB. Meski tinggi kolom abu tidak teramati, sejumlah wilayah di sekitar gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Agam dan Tanahdatar itu terdampak hujan abu cukup tebal. Saat ini, Gunung Marapi masih berstatus level II atau waspada.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi, Ahmad Rifandi, menjelaskan, erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 mm dan durasi sekitar 1 menit 11 detik. “Gunung Marapi masih dalam status waspada level II,” ujarnya, Selasa (14/10).
Dampak abu vulkanik langsung dirasakan warga di Kabupaten Agam. Salah satu wilayah paling parah adalah Nagari Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua. Seorang warga setempat, Mak Etek, mengatakan hujan abu mulai turun sejak pukul 03.30 WIB.
“Di Batu Palano hujan abunya tebal sekali, jalanan sampai tertutup debu vulkanik,” ujarnya sekitar pukul 08.25 WIB.
Sementara itu, Wali Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Firdaus, menyebut lahan pertanian di wilayahnya juga terdampak. “Berdasarkan laporan petani, lahan mereka tertutup abu sejak dini hari,” katanya. Ia menambahkan, pihak nagari telah memantau pemukiman di radius sekitar 4,5 kilometer dari kawah gunung.
Firdaus mengimbau warga menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan dan menghindari daerah aliran sungai yang berhulu di Gunung Marapi. “Cuaca tidak menentu, jadi warga yang tinggal di sekitar aliran air harus waspada,” ujarnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga meminta masyarakat tidak mendekati radius tiga kilometer dari kawah dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi lahar dingin. “Gunakan masker untuk menghindari gangguan pernapasan jika terjadi hujan abu,” pesan Ahmad Rifandi.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. PVMBG meminta pemerintah daerah di Tanahdatar, Agam, Bukittinggi, dan Padang Panjang terus berkoordinasi dalam memantau aktivitas Gunung Marapi.