Senin, 20 Mei 2024

Pengendara Sudah 2 Hari Menunggu Banjir Surut

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Banjir yang merendam badan Jalan Lintas Timur (Jalintim) di Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan masih bertahan hingga Kamis (4/1). Tinggi permukaan air yang mencapai 90 centimeter (cm) membuat jalan ini hanya bisa dilintasi oleh kendaraan roda enam ke atas.

Pantauan Riau Pos di lapangan, tampak terlihat simpul-simpul keramaian masyarakat pengguna jalan, baik roda dua, roda empat hingga roda enam ke atas memadati jalan ini. Antrean panjang kendaraan bermotor yang memadati ruas-ruas badan jalan tersebut mencapai 10 kilometer (km) lebih.

Yamaha

Beragam raut wajah para pengguna jalan pun tampak kebingungan untuk menempuh perjalanan melintasi jalan yang telah digenangi air. Di tengah kepanikan itu, mereka harus dihadapkan dengan dua pilihan untuk bisa sampai ke tempat yang dituju.

Pertama, mencari jalan alternatif melewati jalur lintas tengah dengan menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan memutar menuju arah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). Kedua, harus rela merogoh saku untuk membayar tarif angkutan jasa mobil gendong yang memberatkan mereka. Seperti diketahui, tarif mobil gendong yang mengangkut sepeda motor ditetapkan sebesar Rp100 ribu dan roda empat sebesar Rp700 ribu untuk sekali melintas.

Salah seorang pengemudi mobil pick up L300 bernama Joni Herman Siregar mengaku galau untuk berangkat menempuh perjalanan yang akan dituju, yakni Kota Jakarta. Pasalnya, pria asal Kota Medan ini harus segera mengantarkan buah jeruk yang telah dipesan rekanannya di Ibu Kota Negara.

- Advertisement -

“Ya, saya bingung harus gimana. Mau nekat berangkat, tak kuat biaya jasa mobil gendong sebesar Rp700 ribu yang sangat memberatkan. Mungkin kalau biayanya Rp300 ribu, dari kemarin saya mau pakai jasa angkut mobil gendong ini,” tutur pria berperawakan kurus berkulit hitam manis ini, Kamis (4/1).

“Sudah dua hari saya di Pelalawan ini terjebak banjir, Bang. Ya, kalau mengantuk tidur dalam mobil dan kalau lapar cari makan di Kota Pangkalankerinci. Sayang buang biaya besar Rp700 ribu untuk tarif penyebrangan jasa mobil gendong. Lebih baik digunakan untuk biaya keperluan hidup sambil berharap moga-moga banjir yang merendam badan jalan ini bisa cepat surut,” tambahnya.

- Advertisement -

Joni menegaskan, pemerintah khususnya Pemkab Pelalawan cepat anggap atas kondisi banjir ini. Salah satunya menyediakan armada mobil towing atau trado untuk membantu penyebrangan para pengguna jalan. Sehingga kepadatan kendaraan yang menumpuk dapat diurai agar tidak terjadi kemacetan panjang.

“Dua hari lalu, Bupati Pelalawan ada melintasi jalan yang direndam banjir ini. Tapi, hingga saat ini tidak ada respons untuk membantu masyarakat pengguna jalan. Padahal, berita banjir ini sudah viral hingga ke ibu kota,’’ ujarnya.

‘’Kami ini masyarakat kecil yang hanya mencari biaya hidup. Makanya kami rela bertahan dijalan ini daripada harus buang uang hanya untuk bayar biaya penyeberangan menggunakan mobil gendong yang sangat mahal,” tambahnya.

Berbeda dengan Joni Herman, salah seorang pengendara sepeda motor, Pendi menuturkan bahwa, dirinya harus rela membayar biaya jasa mobil gendong agar dapat segera sampai ke tempat yang ditujunya yakni Kota Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

Baca Juga:  Banjir di Pelalawan Kembali Naik

“Ya, terpaksa harus rela bayar Rp100 ribu untuk biaya mobil gendong ini agar bisa cepat sampai ke Tembilahan. Soalnya orang tua saya sakit, jadi mau tak mau berapa pun biayanya terpaksa harus saya bayar. Tapi kita tentunya berharap pemerintah daerah dapat segera membantu para pengguna jalan lainnya yang kesulitan biaya untuk menyeberang jalan yang direndam banjir ini dengan menyediakan armada angkutan gendong gratis,” harapnya.

Terkait keluhan ini, Kapolres Pelalawan AKBP Suwinto SH SIK yang selalu melakukan kontrol banjir di lapangan bersama jajaran Satlantas dan tim lainnya langsung melakukan koordinasi dengan Pemkab Pelalawan untuk mencari solusi. “Alhamdulillah, setelah berkoordinasi, Pak Bupati langsung respons dengan menggelar rapat bersama tim Satgas Banjir Pelalawan,” paparnya.

Dijelaskan mantan Danyon C Pelopor Sat Brimob Polda Kaltim ini, rapat tersebut menghasilkan sejumlah kebijakan. Di antaranya mendirikan 20 posko di titik jalan banjir untuk melakukan pengaturan lalu lintas agar dapat mengurai kemacetan panjang, tepatnya dari KM 76 atau depan SPBU Buya Karim hingga KM 83. Kemudian menghentikan seluruh aktivitas seluruh kendaraan roda enam ke bawah.

“Dalam rapat koordinasi ini juga diputuskan bahwa Pemkab Pelalawan melalui Dinas PUPR menurunkan satu unit kendaraan towing atau trado untuk membantu penyebrangan kendaraan roda empat hari ini (kemarin, red ),’’ ujarnya.

‘’Namun demikian, kendaraan besar ini diprioritaskan untuk mobil ambulans yang membawa pasien. Sedangkan untuk roda dua, Pemkab Pelalawan telah menyediakan jasa lima unit kapal pompong untuk membantu penyeberangan warga. Dan bantuan dari Pemkab ini tidak dipungut biaya alias gratis,” tambahnya.

Ditambahkan Suwinto, hingga saat ini, masih ada tiga titik badan jalan Lintas Timur Desa Kemang yang direndam banjir dengan tinggi permukaan air bervariasi. Seperti KM 76, debit air mencapai 20 cm-30 cm. Kemudian di titik KM 78, debit air 30 cm hingga 35 cm disertai dengan arus yang cukup deras. Sedangkan debit air di KM 80-83, kedalaman air hampir sepinggang orang dewasa atau diperkirakan tingginya 90 cm.

“Kami optimis dengan adanya bantuan armada transportasi seperti pompong dan mobil trado, kepadatan dan kemacetan kendaraan di Jalintim KM 83 ini dapat segera terurai sehingga aktivitas kendaraan dapat berjalan lancar. Kami juga berharap intensitas curah hujan segera menurun sehingga banjir yang merendam badan jalan nasional ini dapat segera surut total,” tuturnya.

Sementara itu, arus kendaraan di jalur Lintas Timur dari Jakarta menuju Pekanbaru dan sebaliknya masih dialihkan ke jalur Lintas Tengah via Telukkuantan. “Setiap pengendara mobil mini bus atau roda empat yang melintas dari arah Jakarta atau Rengat menuju Pekanbaru tetap kami disarankan melalui jalur Lintas Tengah via Telukkuantan,” ujar Kapolres Inhu, AKBP Dody Wirawijaya SIK melalui Kapolsek Lirik, Iptu Endang Kusma Jaya SH MH, Kamis (4/1).

Ini dilakukan karena kondisi banjir semakin dalam. Jika masih nekad melintasi Jalan Lintas Timur, dipastikan menambah biaya untuk naik mobil towing. “Informasi yang kami terima, air sudah mencapai pinggang orang dewasa. Sementara sebelumnya hanya setinggi paha orang dewasa,” sebut Kapolsek Lirik.

Baca Juga:  Malam Puncak Honda DBL Berlangsung Semarak

Memang sebutnya, untuk pengendara mobil besar seperti truk tetap juga disarankan melalui jalur Lintas Tengah. Karena ketika melintas melalui jalur Lintas Timur tetap akan terjebak macet akibat dilakukan buka tutup. Parahnya lagi, ketika terjebak macet bisa mencapai sekitar lima jam. “Makanya setiap kendaraan yang melintas arah ke Pekanbaru atau sebaliknya, lebih baik melalui jalur Lintas Tengah,” ungkap Kapolsek.

Kepada pengendara yang melintas, baik melalui jalur Lintas Tengah atau Lintas Timur tetap diimbau berhati-hati. Pasalnya, cuaca tak menentu dan hujan yang terjadi tidak dapat diprediksi. “Semoga banjir segera berlalu dan arus lalu lintas kembali normal,” harap Kapolsek.

Hal yang sama juga terjadi di Rohul. Luapan air Sungai Rokan merendam ruas sejumlah titik ruas jalan provinsi di Kecamatan Bonai Darusalam menuju batas Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis sehingga akses jalan ini masih terputus hingga kemarin.

Kalaksa BPBD Rohul Zuljandri menyebutkan, saat ini BPBD Rohul fokus penanganan banjir di dua kecamatan yakni Bonai Darussalam dan Kepenuhan. ‘’Banjir semakin bertambah di sejumlah titik ruas jalan provinsi di Kecamatan Bonai Darussalam sehingga akses jalan provinsi Sontang batas Duri terputus,’’ ujarnya.

‘’BPBD Rohul masih berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan TNI, Polri terkait banjir yang terjadi di Kecamatan Bonai Darussalam. Kita telah siagakan 1 unit perahu untuk akses darurat masyarakat di Desa Sontang,’’ jelasnya.

Gempa di Rohul
Selain banjir, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan terjadi gempa bumi berkuatan 4,4 Magnitudo dengan kedalaman 209 kilometer terjadi di titik koordinat 0,60 lintang utara (LU), 100,44 bujur timur (BT), 46 Km arah Selatan Kabupaten Rohul. Namun, sejumlah warga di 16 kecamatan di Rohul mengaku tidak ada merasakan getaran gempa bumi yang terjadi, Kamis (4/1) dini hari pukul 02.11 WIB.

Seorang warga Kelurahan Kepenuhan Tengah, Kecamatan Kepenuhan Syaiful mengaku dirinya tidak ada merasakan sama sekali getaran dan guncangan. Padahal, saat itu dirinya sedang berkumpul dengan sejumlah temannya disalah satu warung kopi. ‘’Tak ada terasa getaran gempa bumi di Kota Tengah. Bahkan lampu-lampu dan pepohonan tidak ada yang bergoyang,’’ ujarnya.

Pendapat yang sama disampaikan, Dedi, salah seorang warga Kelurahan Rokan, Kecamatan Rokan IV Koto. ‘’Biasanya kalau ada hal hal yang aneh, pasti informasi cepat beredar di medsos (Facebook, red). Kita melihat pengguna medsos biasa-biasa saja. Karena getaran gempa tidak dirasakan di daerah kami,’’ tuturnya.

Kalaksa BPBD Rohul Zuljandri mengaku dirinya telah mendapatkan informasi BMKG tersebut. Tapi sejak pagi hingga petang belum ada informasi dan laporan baik dari masyarakat maupun pemerintah desa dan kelurahan terkait adanya kerusakan bangunan rumah warga atau infrastruktur lainnya.

Camat Rokan IV Koto Alfarid Toha yang dihubungi juga mengaku tidak merasakan getaran gempa maupun terjadinya kerusakan bangunan rumah warga yang berada di kecamatan yang perbatasan langsung dengan Kabupaten Pasaman Timur, Provinsi Sumbar.(amn/kas/epp/das)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Banjir yang merendam badan Jalan Lintas Timur (Jalintim) di Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan masih bertahan hingga Kamis (4/1). Tinggi permukaan air yang mencapai 90 centimeter (cm) membuat jalan ini hanya bisa dilintasi oleh kendaraan roda enam ke atas.

Pantauan Riau Pos di lapangan, tampak terlihat simpul-simpul keramaian masyarakat pengguna jalan, baik roda dua, roda empat hingga roda enam ke atas memadati jalan ini. Antrean panjang kendaraan bermotor yang memadati ruas-ruas badan jalan tersebut mencapai 10 kilometer (km) lebih.

Beragam raut wajah para pengguna jalan pun tampak kebingungan untuk menempuh perjalanan melintasi jalan yang telah digenangi air. Di tengah kepanikan itu, mereka harus dihadapkan dengan dua pilihan untuk bisa sampai ke tempat yang dituju.

Pertama, mencari jalan alternatif melewati jalur lintas tengah dengan menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan memutar menuju arah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). Kedua, harus rela merogoh saku untuk membayar tarif angkutan jasa mobil gendong yang memberatkan mereka. Seperti diketahui, tarif mobil gendong yang mengangkut sepeda motor ditetapkan sebesar Rp100 ribu dan roda empat sebesar Rp700 ribu untuk sekali melintas.

Salah seorang pengemudi mobil pick up L300 bernama Joni Herman Siregar mengaku galau untuk berangkat menempuh perjalanan yang akan dituju, yakni Kota Jakarta. Pasalnya, pria asal Kota Medan ini harus segera mengantarkan buah jeruk yang telah dipesan rekanannya di Ibu Kota Negara.

“Ya, saya bingung harus gimana. Mau nekat berangkat, tak kuat biaya jasa mobil gendong sebesar Rp700 ribu yang sangat memberatkan. Mungkin kalau biayanya Rp300 ribu, dari kemarin saya mau pakai jasa angkut mobil gendong ini,” tutur pria berperawakan kurus berkulit hitam manis ini, Kamis (4/1).

“Sudah dua hari saya di Pelalawan ini terjebak banjir, Bang. Ya, kalau mengantuk tidur dalam mobil dan kalau lapar cari makan di Kota Pangkalankerinci. Sayang buang biaya besar Rp700 ribu untuk tarif penyebrangan jasa mobil gendong. Lebih baik digunakan untuk biaya keperluan hidup sambil berharap moga-moga banjir yang merendam badan jalan ini bisa cepat surut,” tambahnya.

Joni menegaskan, pemerintah khususnya Pemkab Pelalawan cepat anggap atas kondisi banjir ini. Salah satunya menyediakan armada mobil towing atau trado untuk membantu penyebrangan para pengguna jalan. Sehingga kepadatan kendaraan yang menumpuk dapat diurai agar tidak terjadi kemacetan panjang.

“Dua hari lalu, Bupati Pelalawan ada melintasi jalan yang direndam banjir ini. Tapi, hingga saat ini tidak ada respons untuk membantu masyarakat pengguna jalan. Padahal, berita banjir ini sudah viral hingga ke ibu kota,’’ ujarnya.

‘’Kami ini masyarakat kecil yang hanya mencari biaya hidup. Makanya kami rela bertahan dijalan ini daripada harus buang uang hanya untuk bayar biaya penyeberangan menggunakan mobil gendong yang sangat mahal,” tambahnya.

Berbeda dengan Joni Herman, salah seorang pengendara sepeda motor, Pendi menuturkan bahwa, dirinya harus rela membayar biaya jasa mobil gendong agar dapat segera sampai ke tempat yang ditujunya yakni Kota Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

Baca Juga:  18.744 Jiwa Terdampak Banjir

“Ya, terpaksa harus rela bayar Rp100 ribu untuk biaya mobil gendong ini agar bisa cepat sampai ke Tembilahan. Soalnya orang tua saya sakit, jadi mau tak mau berapa pun biayanya terpaksa harus saya bayar. Tapi kita tentunya berharap pemerintah daerah dapat segera membantu para pengguna jalan lainnya yang kesulitan biaya untuk menyeberang jalan yang direndam banjir ini dengan menyediakan armada angkutan gendong gratis,” harapnya.

Terkait keluhan ini, Kapolres Pelalawan AKBP Suwinto SH SIK yang selalu melakukan kontrol banjir di lapangan bersama jajaran Satlantas dan tim lainnya langsung melakukan koordinasi dengan Pemkab Pelalawan untuk mencari solusi. “Alhamdulillah, setelah berkoordinasi, Pak Bupati langsung respons dengan menggelar rapat bersama tim Satgas Banjir Pelalawan,” paparnya.

Dijelaskan mantan Danyon C Pelopor Sat Brimob Polda Kaltim ini, rapat tersebut menghasilkan sejumlah kebijakan. Di antaranya mendirikan 20 posko di titik jalan banjir untuk melakukan pengaturan lalu lintas agar dapat mengurai kemacetan panjang, tepatnya dari KM 76 atau depan SPBU Buya Karim hingga KM 83. Kemudian menghentikan seluruh aktivitas seluruh kendaraan roda enam ke bawah.

“Dalam rapat koordinasi ini juga diputuskan bahwa Pemkab Pelalawan melalui Dinas PUPR menurunkan satu unit kendaraan towing atau trado untuk membantu penyebrangan kendaraan roda empat hari ini (kemarin, red ),’’ ujarnya.

‘’Namun demikian, kendaraan besar ini diprioritaskan untuk mobil ambulans yang membawa pasien. Sedangkan untuk roda dua, Pemkab Pelalawan telah menyediakan jasa lima unit kapal pompong untuk membantu penyeberangan warga. Dan bantuan dari Pemkab ini tidak dipungut biaya alias gratis,” tambahnya.

Ditambahkan Suwinto, hingga saat ini, masih ada tiga titik badan jalan Lintas Timur Desa Kemang yang direndam banjir dengan tinggi permukaan air bervariasi. Seperti KM 76, debit air mencapai 20 cm-30 cm. Kemudian di titik KM 78, debit air 30 cm hingga 35 cm disertai dengan arus yang cukup deras. Sedangkan debit air di KM 80-83, kedalaman air hampir sepinggang orang dewasa atau diperkirakan tingginya 90 cm.

“Kami optimis dengan adanya bantuan armada transportasi seperti pompong dan mobil trado, kepadatan dan kemacetan kendaraan di Jalintim KM 83 ini dapat segera terurai sehingga aktivitas kendaraan dapat berjalan lancar. Kami juga berharap intensitas curah hujan segera menurun sehingga banjir yang merendam badan jalan nasional ini dapat segera surut total,” tuturnya.

Sementara itu, arus kendaraan di jalur Lintas Timur dari Jakarta menuju Pekanbaru dan sebaliknya masih dialihkan ke jalur Lintas Tengah via Telukkuantan. “Setiap pengendara mobil mini bus atau roda empat yang melintas dari arah Jakarta atau Rengat menuju Pekanbaru tetap kami disarankan melalui jalur Lintas Tengah via Telukkuantan,” ujar Kapolres Inhu, AKBP Dody Wirawijaya SIK melalui Kapolsek Lirik, Iptu Endang Kusma Jaya SH MH, Kamis (4/1).

Ini dilakukan karena kondisi banjir semakin dalam. Jika masih nekad melintasi Jalan Lintas Timur, dipastikan menambah biaya untuk naik mobil towing. “Informasi yang kami terima, air sudah mencapai pinggang orang dewasa. Sementara sebelumnya hanya setinggi paha orang dewasa,” sebut Kapolsek Lirik.

Baca Juga:  Rupat Masuk Program Wisata Nasional

Memang sebutnya, untuk pengendara mobil besar seperti truk tetap juga disarankan melalui jalur Lintas Tengah. Karena ketika melintas melalui jalur Lintas Timur tetap akan terjebak macet akibat dilakukan buka tutup. Parahnya lagi, ketika terjebak macet bisa mencapai sekitar lima jam. “Makanya setiap kendaraan yang melintas arah ke Pekanbaru atau sebaliknya, lebih baik melalui jalur Lintas Tengah,” ungkap Kapolsek.

Kepada pengendara yang melintas, baik melalui jalur Lintas Tengah atau Lintas Timur tetap diimbau berhati-hati. Pasalnya, cuaca tak menentu dan hujan yang terjadi tidak dapat diprediksi. “Semoga banjir segera berlalu dan arus lalu lintas kembali normal,” harap Kapolsek.

Hal yang sama juga terjadi di Rohul. Luapan air Sungai Rokan merendam ruas sejumlah titik ruas jalan provinsi di Kecamatan Bonai Darusalam menuju batas Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis sehingga akses jalan ini masih terputus hingga kemarin.

Kalaksa BPBD Rohul Zuljandri menyebutkan, saat ini BPBD Rohul fokus penanganan banjir di dua kecamatan yakni Bonai Darussalam dan Kepenuhan. ‘’Banjir semakin bertambah di sejumlah titik ruas jalan provinsi di Kecamatan Bonai Darussalam sehingga akses jalan provinsi Sontang batas Duri terputus,’’ ujarnya.

‘’BPBD Rohul masih berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan TNI, Polri terkait banjir yang terjadi di Kecamatan Bonai Darussalam. Kita telah siagakan 1 unit perahu untuk akses darurat masyarakat di Desa Sontang,’’ jelasnya.

Gempa di Rohul
Selain banjir, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan terjadi gempa bumi berkuatan 4,4 Magnitudo dengan kedalaman 209 kilometer terjadi di titik koordinat 0,60 lintang utara (LU), 100,44 bujur timur (BT), 46 Km arah Selatan Kabupaten Rohul. Namun, sejumlah warga di 16 kecamatan di Rohul mengaku tidak ada merasakan getaran gempa bumi yang terjadi, Kamis (4/1) dini hari pukul 02.11 WIB.

Seorang warga Kelurahan Kepenuhan Tengah, Kecamatan Kepenuhan Syaiful mengaku dirinya tidak ada merasakan sama sekali getaran dan guncangan. Padahal, saat itu dirinya sedang berkumpul dengan sejumlah temannya disalah satu warung kopi. ‘’Tak ada terasa getaran gempa bumi di Kota Tengah. Bahkan lampu-lampu dan pepohonan tidak ada yang bergoyang,’’ ujarnya.

Pendapat yang sama disampaikan, Dedi, salah seorang warga Kelurahan Rokan, Kecamatan Rokan IV Koto. ‘’Biasanya kalau ada hal hal yang aneh, pasti informasi cepat beredar di medsos (Facebook, red). Kita melihat pengguna medsos biasa-biasa saja. Karena getaran gempa tidak dirasakan di daerah kami,’’ tuturnya.

Kalaksa BPBD Rohul Zuljandri mengaku dirinya telah mendapatkan informasi BMKG tersebut. Tapi sejak pagi hingga petang belum ada informasi dan laporan baik dari masyarakat maupun pemerintah desa dan kelurahan terkait adanya kerusakan bangunan rumah warga atau infrastruktur lainnya.

Camat Rokan IV Koto Alfarid Toha yang dihubungi juga mengaku tidak merasakan getaran gempa maupun terjadinya kerusakan bangunan rumah warga yang berada di kecamatan yang perbatasan langsung dengan Kabupaten Pasaman Timur, Provinsi Sumbar.(amn/kas/epp/das)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari