JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Peristiwa penembakan mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, belum juga terungkap. Polri masih menunggu hasil laboratorium di Belanda dan Australia terkait alur proyektil.
Pistol enam polisi yang membawa senjata saat demonstrasi berdarah ternyata juga dikirim ke luar negeri. Keenam polisi itu belum lama ini dijatuhi sanksi disiplin berupa, antara lain, penundaan kenaikan pangkat dan penundaan kenaikan gaji.
Wakabareskrim Irjen Antam Novambar menjelaskan, senjata yang dibawa itu memang sedang diperiksa di laboratorium luar negeri. Tujuannya, mengetahui sidik jari yang ada dalam pistol tersebut.
"Ini agar lebih akurat," tuturnya.
Sementara itu, kasus tersebut membuat Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) berencana untuk melakukan investigasi lanjutan ke Kendari. Mereka akan kembali mengawal langsung para terlindung yang sudah disetujui LPSK sejak beberapa waktu lalu. Selain itu, LPSK tidak menutup kemungkinan adanya penambahan terlindung dari investigasi lanjutan tersebut.
"Sampai saat ini, jumlah terlindung sudah mencapai sebelas orang," jelas Wakil Ketua LPSK Maneger Nasution kemarin (31/10).
Sembilan di antaranya baru ditetapkan pekan ini, setelah LPSK membuka hasil investigasi kedua dalam rapat paripurna LPSK. Maneger menjelaskan, dengan mempertimbangkan validitas keterangan para saksi, permohonan perlindungan mereka akhirnya diterima.
Maneger menjelaskan, mulai Senin (4/11) tim LPSK berangkat ke Kendari. Dia menyatakan, apabila diperlukan, akan ada terlindung tambahan yang diterima LPSK. Namun, hal tersebut harus diputuskan melalui paripurna lagi sekaligus memaparkan hasil investigasi lanjutan.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi