Rabu, 1 Mei 2024

Warga Sulit Dapat BBM dan Elpiji

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) – Beberapa hari terakhir antrean panjang mewarnai sejumlah SPBU di Kecamatan Tebingtinggi, Kepulauan Meranti. Tidak hanya BBM, warga turut kesulitan mendapatkan elpiji subsidi 3 Kg.

Pantauan Riau Pos, antrean mengular terjadi sejak pagi di SPBU Jalan Imam Bonjol, Selasa (16/4). Mereka berjejer dengan sabar untuk mendapatkan BBM. Situasi yang sama turut terjadi di SPBU Jalan Alah Air hingga pengaturan antrean ikut diawasi oleh aparat kepolisian.

Yamaha

Dari keterangan salah seorang warga yang kediamannya tak jauh dari SPBU tersebut Sandi mengaku, situasi ini sudah berlangsung sejak kemarin. Bahkan ada yang ada warga yang mengantre sejak pagi dan terus berlangsung hingga sore.

“Kondisi begini sudah sejak kemarin. Dari pagi antrean sudah panjang. Kemarin itu seperti ini sampai sore,” ujarnya.

Terpisah Andre yang ikut mengantre mengaku sulit mendapatkan pasokan BBM untuk kendaraannya. Tidak seperti ari SPBU, pengisian dapat dilakukan di kios kios pengecer.

- Advertisement -

“Sekarang itu kios kios kecil pada kosong semua. Orang kios pengencer mengungkapkan mereka tidak bisa mendapatkan pasokan dari APMS seperti sebelumnya,” ujarnya.

Baca Juga:  Antrean BBM Undang Perhatian Pertamina 

Situasi parah dialami oleh warga yang tinggal jauh dari APMS dan SPBU. Seperti Nofrizal warga desa Alai mengaku harus menempuh belasan kilo untuk mendapatkan BBM dampak kios kios kecil di desa mereka pada tutup semua.

- Advertisement -

“Kami dari Alai sudah mengantre dari pagi. Kios-kios pada kosong persediaan BBM semua. Makanya kami harus ke SPBU Jalan Imambonjol untuk mendapatkan BBM. Masalahnya di sini antre juga,” ujarnya.

Terpisah Kepala Disperindag Kepulauan Meranti Marwan tak menampik kondisi tersebut. Penyalura BBM jenis pertalite dibatasi APMS tak lagi menjual ke pengecer.

Seperti yang tertuang salam Surat Edaran Menteri ESDM Nomor 14.E/HK.03/DJM/2021 yang mengatur bahwa penyalur retail (SPBU/SPBN/SPBB (bunker) dan bentuk lainnya) hanya dapat menyalurkan BBM kepada pengguna akhir dan dilarang menyalurkan BBM kepada pengecer.

“Mereka (APMS, red) ketakutan menjual BBM ke kios-kios karena memang ada pengetatan pengawasan dari Pertamina yang melarang itu. Takut berdampak kepada mereka,” ujar Marwan.

Padahal di Kepulauan Meranti, sejak lama kios-kios membeli minyak dari APMS. Alasan penjualan BBM ke kios-kios adalah untuk mempermudah distribusi BBM ke warga karena Meranti merupakan wilayah berpulau dengan infrastruktur yang kurang memadai.

Baca Juga:  Regulasi Penyeberangan Antarpulau Diperketat

“Untuk stok masih ada, masih aman seminggu ke depan. Di APMS Jalan Imam Bonjol ada 75 kilo liter, di Alahair 40 kilo liter. Itu kapal saat ini juga sedang menjemput ke Pekanbaru. Insya Allah 5 atau 6 hari kedepan sudah sampai di sini,” kata Marwan lagi.

Marwan juga menegaskan saat ini kuota BBM yang seharusnya diterima Kepulauan Meranti tetap tak berubah seperti sebelumnya Elpiji 3 Kg Langka Selain BBM jenis pertalite, elpiji 3 Kg pun langka di Kepulauan Meranti. Kelangkaan elpiji mulai terasa H-1 Idulfitri 1445 Hijriah.

Menjawab hal ini, kata Marwan, terjadi akibat tidak beroperasinya transportasi pengangkut elpiji selama dua hari, Rabu dan Kamis kemarin. Di mana, gas terakhir masuk di Kepulauan Meranti pada hari Selasa (9/4).

“Memang dua hari tidak beroperasi, sementara kebutuhan jelang Lebaran meningkat. Pada prinsipnya tidak langka, di kedai-kedai kecil masih ada elpijinya,” katanya lagi.(wir)

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) – Beberapa hari terakhir antrean panjang mewarnai sejumlah SPBU di Kecamatan Tebingtinggi, Kepulauan Meranti. Tidak hanya BBM, warga turut kesulitan mendapatkan elpiji subsidi 3 Kg.

Pantauan Riau Pos, antrean mengular terjadi sejak pagi di SPBU Jalan Imam Bonjol, Selasa (16/4). Mereka berjejer dengan sabar untuk mendapatkan BBM. Situasi yang sama turut terjadi di SPBU Jalan Alah Air hingga pengaturan antrean ikut diawasi oleh aparat kepolisian.

Dari keterangan salah seorang warga yang kediamannya tak jauh dari SPBU tersebut Sandi mengaku, situasi ini sudah berlangsung sejak kemarin. Bahkan ada yang ada warga yang mengantre sejak pagi dan terus berlangsung hingga sore.

“Kondisi begini sudah sejak kemarin. Dari pagi antrean sudah panjang. Kemarin itu seperti ini sampai sore,” ujarnya.

Terpisah Andre yang ikut mengantre mengaku sulit mendapatkan pasokan BBM untuk kendaraannya. Tidak seperti ari SPBU, pengisian dapat dilakukan di kios kios pengecer.

“Sekarang itu kios kios kecil pada kosong semua. Orang kios pengencer mengungkapkan mereka tidak bisa mendapatkan pasokan dari APMS seperti sebelumnya,” ujarnya.

Baca Juga:  Arus Balik Pelabuhan Tanjung Harapan Masih Normal

Situasi parah dialami oleh warga yang tinggal jauh dari APMS dan SPBU. Seperti Nofrizal warga desa Alai mengaku harus menempuh belasan kilo untuk mendapatkan BBM dampak kios kios kecil di desa mereka pada tutup semua.

“Kami dari Alai sudah mengantre dari pagi. Kios-kios pada kosong persediaan BBM semua. Makanya kami harus ke SPBU Jalan Imambonjol untuk mendapatkan BBM. Masalahnya di sini antre juga,” ujarnya.

Terpisah Kepala Disperindag Kepulauan Meranti Marwan tak menampik kondisi tersebut. Penyalura BBM jenis pertalite dibatasi APMS tak lagi menjual ke pengecer.

Seperti yang tertuang salam Surat Edaran Menteri ESDM Nomor 14.E/HK.03/DJM/2021 yang mengatur bahwa penyalur retail (SPBU/SPBN/SPBB (bunker) dan bentuk lainnya) hanya dapat menyalurkan BBM kepada pengguna akhir dan dilarang menyalurkan BBM kepada pengecer.

“Mereka (APMS, red) ketakutan menjual BBM ke kios-kios karena memang ada pengetatan pengawasan dari Pertamina yang melarang itu. Takut berdampak kepada mereka,” ujar Marwan.

Padahal di Kepulauan Meranti, sejak lama kios-kios membeli minyak dari APMS. Alasan penjualan BBM ke kios-kios adalah untuk mempermudah distribusi BBM ke warga karena Meranti merupakan wilayah berpulau dengan infrastruktur yang kurang memadai.

Baca Juga:  Dukung Tugas Pokok Kehumasan di Era Digital

“Untuk stok masih ada, masih aman seminggu ke depan. Di APMS Jalan Imam Bonjol ada 75 kilo liter, di Alahair 40 kilo liter. Itu kapal saat ini juga sedang menjemput ke Pekanbaru. Insya Allah 5 atau 6 hari kedepan sudah sampai di sini,” kata Marwan lagi.

Marwan juga menegaskan saat ini kuota BBM yang seharusnya diterima Kepulauan Meranti tetap tak berubah seperti sebelumnya Elpiji 3 Kg Langka Selain BBM jenis pertalite, elpiji 3 Kg pun langka di Kepulauan Meranti. Kelangkaan elpiji mulai terasa H-1 Idulfitri 1445 Hijriah.

Menjawab hal ini, kata Marwan, terjadi akibat tidak beroperasinya transportasi pengangkut elpiji selama dua hari, Rabu dan Kamis kemarin. Di mana, gas terakhir masuk di Kepulauan Meranti pada hari Selasa (9/4).

“Memang dua hari tidak beroperasi, sementara kebutuhan jelang Lebaran meningkat. Pada prinsipnya tidak langka, di kedai-kedai kecil masih ada elpijinya,” katanya lagi.(wir)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari