Senin, 20 Mei 2024

Diserang Kawanan Gajah, Petani Karet Luka-Luka

PANGKALAN LESUNG (RIAUPOS.CO) – Konflik antara gajah dan manusia kembali terjadi di Kabupaten Pelalawan. Seorang warga Dusun Equator, Desa Dusun Tua, Kecamatan Pangkalan Lesung, Kabupaten Pelalawan bernama Jumiran (39) diserang kawanan gajah liar di belakang Rumah Makan Ikan Bakar Lumpur 77, Jalan Lintas Timur Equator, Desa Dusun Tua, Ahad (24/3) siang.

Akibat serangan mamalia raksasa dilindungi dengan nama latin elephas maximus sumatranus tersebut, korban yang diketahui berprofesi sebagai petani kebun karet ini mengalami luka robek pada bagian punggung akibat terkena gading gajah yang mengamuk tersebut.

Yamaha

Informasi yang dirangkum Riau Pos dari Polres Pelalawan, disebutkan kejadian itu bermula saat salah seorang warga Desa Dusun Tua sedang menakik atau memanen getah karet di kebun, Ahad (24/3) pagi sekitar pukul 07.00 WIB.

Tiba-tiba korban melihat adanya gerombolan gajah sebanyak 5 ekor dan memberitahu warga lainnya. Mereka pun beramai-ramai dan berusaha menggiring gajah tersebut agar jauh dari kebun warga menuju ke arah hutan Kundur Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras.

Namun, setibanya di areal hutan perbatasan tersebut, sekitar pukul 12.00 WIB, warga mengira gajah tersebut telah pergi masuk ke dalam hutan. Tapi, ternyata gajah tersebut masih bersembunyi di sekitar perkebunan masyarakat.

- Advertisement -

Beberapa saat setelah itu, kawanan gajah dan rombongan warga kembali bertemu dan sama-sama terkejut. Kawanan gajah tersebut pun mengamuk dan mengejar warga. “Ya, pascakejadian penyerangan tersebut, korban yang mengalami luka robek pada bagian punggung terkena gading akibat amukan gajah tersebut langsung dievakuasi ke Puskesmas Pangkalan Lesung kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan,” terang Kapolres Pelalawan AKBP Suwinto SH SIK melalui Kapolsek Pangkalan Lesung Iptu A Rianto Tinambunan SE MSi, Ahad (24/3).

Baca Juga:  Mahasiswa dan Bunda Demo di Mapolda

‘’Saat ini korban sedang dirawat di Rumah Sakit (RS) Efarina Pangkalankerinci, Kabupaten Pelalawan. Mudah-mudahan kondisinya membaik,” tambahnya.

- Advertisement -

Lebih lanjut dikatakannya, berdasarkan informasi terakhir dari masyarakat, diketahui bahwa gajah tersebut masih berada dan bersembunyi di sekitar lokasi kebun warga Perbatasan Tambun dengan Desa Dusun Tua (di belakang Rumah Makan Lumpur 77, red) Equator Desa Dusun Tua, Kecamatan Pangkalan Lesung.

“Kami sudah melaporkan kejadian konflik antara gajah dengan masyarakat Desa Dusun Tua Kecamatan Pangkalan Lesung ini kepada pihak BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam). Mereka langsung menuju lokasi untuk menggiring kawanan gajah itu keluar dari permukiman warga,” ujarnya.

Menurut Kapolsek Pangkalan Lesung, penyerangan gajah liar terhadap warga ini terjadi akibat ruang wilayah kawanan gajah yang berada di TNTN (Taman Nasional Tesso Nilo) sudah semakin sempit sehingga kawanan gajah liar mencari lahan lainnya.

Selain itu, adanya pengembangan perkebunan pada jalur-jalur lintasan gajah yang memicu terjadinya konflik yang berkepanjangan antara manusia dan gajah juga diduga menjadi penyebab lainnya.

“Di satu pihak, manusia berusaha menjalankan kegiatan ekonominya dengan membuka perkebunan. Namun di lain pihak gajah berusaha mempertahankan habitat mereka. Akibatnya, gajah marah ketika habitat mereka juga dijadikan lahan perkebunan sehingga terjadi konflik dampak perebutan ruang hidup antara gajah dan manusia,” paparnya.

Di tempat terpisah, warga Dusun Equator, Desa Dusun Tua, Kecamatan Pangkalan Lesung lainnya Andrizal Abi saat ditemui Riau Pos mengatakan, kawanan hewan berbadan besar itu telah masuk ke wilayah perkebunan warga di Pangkalan Lesung sejak satu pekan lalu.

Baca Juga:  Tambah 6, Kasus Positif Covid-19 di Riau Jadi 94

Bahkan, warga telah melaporkan kepada BBKSDA dan Balai TNTN agar gajah liar itu dapat segera dievakuasi. Namun, hingga saat ini belum ada tindakan dari BBKSDA. “Sudah sepekan ini gajah berkeliaran. Dan kami dari warga setempat sudah menyampaikan laporan temuan kawanan gajah liar ini kepada BBKSDA,’’ ujarnya.

‘’Kami berharap agar kawanan gajah ini dapat segera dihalau dari kebun kami agar tidak meresahkan warga. Dengan demikian, maka hal ini tidak menimbulkan konflik gajah dan warga. Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan dari pihak BBKSDA,’’ tambahnya.

Untuk itu, lanjut Andrizal, warga berharap agar BBKSDA dapat segera melakukan evakuasi gajah tersebut. Sehingga kehadiran kawanan gajah sumatera ini tidak kembali membuat warga takut untuk berkebun. Apalagi hewan bertubuh bongsor itu telah merusak kebun karet yang telah ditanam warga setempat.

Kepala BBKSDA Riau Genman S Hasibuan mengatakan, begitu mendapat informasi dari masyarakat pihaknya langsung menurunkan tim ke lokasi kejadian, Ahad (24/3) malam. Personel BBSKDA Riau bergerak melakukan koordinasi dan mitigasi konflik gajah dan manusia di Pelalawan ini.

Genman menyebutkan, timnya sudah melakukan koordinasi dengan Polsek Pangkalan Lesung dan perangkat desa di Dusun Tua tersebut.

‘’Tim juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat supaya tidak anarkis karena Gajah Sumatera termasuk satwa liar dilindungi,’’ ungkapnya.

Laporan terakhir yang diterima dari BBKSDA Riau Resor Krumutan, sebut Genman, posisi gajah masih berada di Dusun Tua. Untuk itu dirinya meminta  masyarakat sekitar untuk hati-hati dan menahan diri. Ini guna menghindari konflik lebih lanjut dengan hewan dilindungi tersebut.(amn/end) 

PANGKALAN LESUNG (RIAUPOS.CO) – Konflik antara gajah dan manusia kembali terjadi di Kabupaten Pelalawan. Seorang warga Dusun Equator, Desa Dusun Tua, Kecamatan Pangkalan Lesung, Kabupaten Pelalawan bernama Jumiran (39) diserang kawanan gajah liar di belakang Rumah Makan Ikan Bakar Lumpur 77, Jalan Lintas Timur Equator, Desa Dusun Tua, Ahad (24/3) siang.

Akibat serangan mamalia raksasa dilindungi dengan nama latin elephas maximus sumatranus tersebut, korban yang diketahui berprofesi sebagai petani kebun karet ini mengalami luka robek pada bagian punggung akibat terkena gading gajah yang mengamuk tersebut.

Informasi yang dirangkum Riau Pos dari Polres Pelalawan, disebutkan kejadian itu bermula saat salah seorang warga Desa Dusun Tua sedang menakik atau memanen getah karet di kebun, Ahad (24/3) pagi sekitar pukul 07.00 WIB.

Tiba-tiba korban melihat adanya gerombolan gajah sebanyak 5 ekor dan memberitahu warga lainnya. Mereka pun beramai-ramai dan berusaha menggiring gajah tersebut agar jauh dari kebun warga menuju ke arah hutan Kundur Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras.

Namun, setibanya di areal hutan perbatasan tersebut, sekitar pukul 12.00 WIB, warga mengira gajah tersebut telah pergi masuk ke dalam hutan. Tapi, ternyata gajah tersebut masih bersembunyi di sekitar perkebunan masyarakat.

Beberapa saat setelah itu, kawanan gajah dan rombongan warga kembali bertemu dan sama-sama terkejut. Kawanan gajah tersebut pun mengamuk dan mengejar warga. “Ya, pascakejadian penyerangan tersebut, korban yang mengalami luka robek pada bagian punggung terkena gading akibat amukan gajah tersebut langsung dievakuasi ke Puskesmas Pangkalan Lesung kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan,” terang Kapolres Pelalawan AKBP Suwinto SH SIK melalui Kapolsek Pangkalan Lesung Iptu A Rianto Tinambunan SE MSi, Ahad (24/3).

Baca Juga:  BPTD Wilayah IV Gelar Kampanye Keselamatan Berkendara

‘’Saat ini korban sedang dirawat di Rumah Sakit (RS) Efarina Pangkalankerinci, Kabupaten Pelalawan. Mudah-mudahan kondisinya membaik,” tambahnya.

Lebih lanjut dikatakannya, berdasarkan informasi terakhir dari masyarakat, diketahui bahwa gajah tersebut masih berada dan bersembunyi di sekitar lokasi kebun warga Perbatasan Tambun dengan Desa Dusun Tua (di belakang Rumah Makan Lumpur 77, red) Equator Desa Dusun Tua, Kecamatan Pangkalan Lesung.

“Kami sudah melaporkan kejadian konflik antara gajah dengan masyarakat Desa Dusun Tua Kecamatan Pangkalan Lesung ini kepada pihak BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam). Mereka langsung menuju lokasi untuk menggiring kawanan gajah itu keluar dari permukiman warga,” ujarnya.

Menurut Kapolsek Pangkalan Lesung, penyerangan gajah liar terhadap warga ini terjadi akibat ruang wilayah kawanan gajah yang berada di TNTN (Taman Nasional Tesso Nilo) sudah semakin sempit sehingga kawanan gajah liar mencari lahan lainnya.

Selain itu, adanya pengembangan perkebunan pada jalur-jalur lintasan gajah yang memicu terjadinya konflik yang berkepanjangan antara manusia dan gajah juga diduga menjadi penyebab lainnya.

“Di satu pihak, manusia berusaha menjalankan kegiatan ekonominya dengan membuka perkebunan. Namun di lain pihak gajah berusaha mempertahankan habitat mereka. Akibatnya, gajah marah ketika habitat mereka juga dijadikan lahan perkebunan sehingga terjadi konflik dampak perebutan ruang hidup antara gajah dan manusia,” paparnya.

Di tempat terpisah, warga Dusun Equator, Desa Dusun Tua, Kecamatan Pangkalan Lesung lainnya Andrizal Abi saat ditemui Riau Pos mengatakan, kawanan hewan berbadan besar itu telah masuk ke wilayah perkebunan warga di Pangkalan Lesung sejak satu pekan lalu.

Baca Juga:  Tambah 6, Kasus Positif Covid-19 di Riau Jadi 94

Bahkan, warga telah melaporkan kepada BBKSDA dan Balai TNTN agar gajah liar itu dapat segera dievakuasi. Namun, hingga saat ini belum ada tindakan dari BBKSDA. “Sudah sepekan ini gajah berkeliaran. Dan kami dari warga setempat sudah menyampaikan laporan temuan kawanan gajah liar ini kepada BBKSDA,’’ ujarnya.

‘’Kami berharap agar kawanan gajah ini dapat segera dihalau dari kebun kami agar tidak meresahkan warga. Dengan demikian, maka hal ini tidak menimbulkan konflik gajah dan warga. Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan dari pihak BBKSDA,’’ tambahnya.

Untuk itu, lanjut Andrizal, warga berharap agar BBKSDA dapat segera melakukan evakuasi gajah tersebut. Sehingga kehadiran kawanan gajah sumatera ini tidak kembali membuat warga takut untuk berkebun. Apalagi hewan bertubuh bongsor itu telah merusak kebun karet yang telah ditanam warga setempat.

Kepala BBKSDA Riau Genman S Hasibuan mengatakan, begitu mendapat informasi dari masyarakat pihaknya langsung menurunkan tim ke lokasi kejadian, Ahad (24/3) malam. Personel BBSKDA Riau bergerak melakukan koordinasi dan mitigasi konflik gajah dan manusia di Pelalawan ini.

Genman menyebutkan, timnya sudah melakukan koordinasi dengan Polsek Pangkalan Lesung dan perangkat desa di Dusun Tua tersebut.

‘’Tim juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat supaya tidak anarkis karena Gajah Sumatera termasuk satwa liar dilindungi,’’ ungkapnya.

Laporan terakhir yang diterima dari BBKSDA Riau Resor Krumutan, sebut Genman, posisi gajah masih berada di Dusun Tua. Untuk itu dirinya meminta  masyarakat sekitar untuk hati-hati dan menahan diri. Ini guna menghindari konflik lebih lanjut dengan hewan dilindungi tersebut.(amn/end) 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari