PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid, melaksanakan pertemuan dengan Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Damkar Riau, Edy Afrizal serta Kepala Dinas Sosial Riau, Zulfadli untuk membahas langkah penanganan banjir yang melanda beberapa kabupaten/kota di Provinsi Riau.
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Riau menginstruksikan BPBD Riau untuk segera memetakan daerah yang terdampak banjir. Serta, meninjau kapasitas Pemerintah Provinsi Riau dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak.
“Pakai semua kekuatan kita, kita petakan yang mana saja perlu diberi bantuan,” ucap Abdul Wahid.
Sementara itu, Wakil Gubernur Riau (Wagubri) SF Hariyanto menekankan pentingnya mendirikan satu posko utama sebagai pusat informasi, penerimaan bantuan, serta donasi dari berbagai pihak.
“Buat satu posko kita, di sana pusat informasi, jika ada yang memberi bantuan bisa dikumpul di sana, donasi dan sebagainya” sebut Wagubri.
Lalu, ia juga menegaskan jika ada perusahaan yang ingin memberi bantuan melalui Pemprov Riau, hal tersebut diperbolehkan. Namun, ia mengingatkan administrasi harus jelas, dan perlunya pendampingan dari inspektorat.
“Semua sekarang mendesak, jadi administrasi harus jelas, minta pendampingan inspektorat agar kita tidak salah melangkah,” jelasnya.
Sementara, Kalaksa BPBD Damkar Riau Edy Afrizal melaporkan, hingga saat ini pihaknya menerima laporan masih ada enam daerah di Riau yang terdampak banjir. Enam daerah tersebut yakni di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Kampar, Indragiri Hulu (Inhu), Kuantan Singingi (Kuansing), Pelalawan dan Kota Pekanbaru.
Total dampak kejadian bencana hidrometeorologi hingga saat ini tercatat sebanyak 28 kejadian banjir. Total kejadian banjir tersebut terjadi di beberapa kecamatan dan desa di enam kabupaten/kota tersebut.
“Kalau dihitung data kecamatan, kelurahan, desa terdampak banjir. Rinciannya total banjir terjadi di 12 kecamatan dan 14 desa serta 8 kelurahan di Riau,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, sementara itu, jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak tercatat dengan total 3.985 KK. Kemudian ada 5 fasilitas kesehatan (faskes), 7 fasilitas pendidikan (fasdik), 2 fasilitas kantor (fastor), 18 fasilitas umum (fasum). Sedangkan jalan yang terendam akibat banjir sepanjang 11,6 kilometer. Kebun 8.630 hektare dan ternak 615 ekor.
Adapun masing-masing dengan rincian per daerah, Rohul 1 kejadian banjir, 1 kecamatan, 1 desa terdampak 610 KK dan 1 fasum. Pekanbaru 14 kejadian banjir, 4 kecamatan, 8 kelurahan terdampak 1.319 KK dan Jalan 7 KM. Sementara di Kampar 4 kejadian banjir, 2 kecamatan, 4 desa terdampak 1,441 KK, 4 faskes, 3 fasdik, 2 fastor, 13 fasum, jalan 3 km, kebun 8.280 ha dan ternak 615 ekor. Lalu, di Inhu 7 kejadian banjir, 4 kecamatan, 7 desa terdampak 584 KK, 1 faskes, 4 fasdik, 4 fasum, jalan 1,6 km dan kebun 350 ha. Kuansing 2 kejadian banjir, 1 kecamatan, 2 desa terdampak 31 KK.
Khusus Pelalawan BPBD dan Damkar Riau belum menerima laporan kondisi terkini banjir yang terjadi. Namun, Edy membenarkan sejumlah wilayah di Pelalawan sudah digenangi air akibat luapan air sungai. Selain faktor tingginya curah hujan juga diperparah dampak pembukaan pintu air PLTA Koto Panjang di Kampar.
“Petugas kita terus melakukan pemantauan banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Riau,” paparnya.(sol/adv)