PANGKALAN KERINCI (RIAUPOS.CO) – Tinggi air yang merendam Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera di Km 83 Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan kembali naik, Jumat (2/2) siang. Petugas kembali melarang pengendara roda dua dan roda empat untuk melintas. Arus lalu lintas pun dialihkan ke Lintas Tengah Kuantan Singingi (Kuansing).
“Ya, tinggi permukaan air yang merendam badan Jalintim Km 83 saat ini telah mencapai 70 sentimeter (cm). Dengan demikian, maka pengendara sepeda motor dan roda empat pribadi sudah kami larang untuk melintas,” terang Kapolres Pelalawan AKBP Suwinto SIK melalui Kasatlantas AKP Akira Ceria kepada Riau Pos, Jumat (2/2).
Kebijakan ini diambil karena banyak kendaraan berbodi kecil mengalami mati mesin atau mogok di tengah badan jalan saat coba melintas jalan ini. Kondisi ini menyebabkan terjadinya penumpukan kendaraan, arus lalu lintas menjadi padat merayap hingga kemacetan jadi mengular mencapai 15 kilometer.
“Jadi, saat ini kami masih fokus melakukan evakuasi kendaraan, baik roda dua maupun empat yang mogok di tengah badan Jalintim Km 83. Upaya evakuasi ini menyebabkan terjadinya penumpukan hingga antrean panjang kendaraan mencapai 15 kilometer. Kami masih menerapkan pola buka tutup jalan untuk mengurangi kemacetan,’’ ujarnya.
“Selain itu, petugas gabungan juga telah melakukan pengalihan arus lalu lintas di kilometer 153 Ukui, tepatnya di perbatasan Pelalawan dengan Indragiri Hulu. Kendaraan yang datang dari arah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) diimbau melintasi jalan alternatif yakni Jalur Lintas Tengah Kuantan Singingi (Kuansing),” ujarnya seraya mengimbau pengendara tetap mengikuti petunjuk dan arahan petugas di lapangan.
Di tempat terpisah, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pelalawan Zulfan menjelaskan, bencana banjir yang melanda 30 desa dan kelurahan di 7 kecamatan di Kabupaten Pelalawan masih menggenangi permukiman warga dan badan jalan dan kembali naik 2 cm.
“Tinggi permukaan air yang menggenangi permukiman penduduk dan merendam badan jalan di tujuh kecamatan kembali naik 2 sentimeter. Peningkatan ini dampak dari pembukaan pintu pelimpahan Waduk PLTA pekan lalu. Bahkan, tingginya diprediksi akan kembali naik besok (hari ini, red atau Ahad (4/2) mendatang,” tuturnya.
Mantan Sekretaris Diskominfo Pelalawan ini menambahkan, dengan peningkatan tinggi permukaan air tersebut, maka sejumlah badan jalan yang sebelumnya telah mengalami penyurutan total kembali mulai tergenang air. Seperti Jalan Abdul Jalil Kecamatan Pangkalankerinci. Begitu juga sejumlah badan jalan lainnya di wilayah yang masih dilanda banjir.
“Meski belum menghambat kelancaran arus lalu lintas kendaraan, namun kami tetap mengimbau agar masyarakat pengguna jalan waspada. Pasalnya, tinggi permukaan air akan kembali meningkat dan mulai terasa dalam dua hari ke depan,” ujarnya.
Mantan Sekretaris Dinas Perikanan ini memaparkan, setidaknya terdata sebanyak 6.802 Kepala Keluarga (KK) atau sebanyak 19.985 jiwa masyarakat Pelalawan yang menjadi korban terdampak banjir. “Dan alhamdulillah, seluruh korban terdampak banjir telah kami salurkan bantuan ribuan paket sembako. Dan saat ini, kami tengah mempersiapkan bantuan yang akan disalurkan pascabanjir,” ujarnya.
233.477 Warga Terdampak Banjir
Sementara itu, BPBD Riau mendata ada 233.477 jiwa masyarakat Riau yang menjadi korban banjir yang terjadi di 12 kabupaten/kota. Kalaksa BPBD Riau M Edy Afrizal mengatakan, seluruh kabupaten/kota di Riau sudah terdampak banjir. Namun memang saat ini sudah ada daerahnya yang banjirnya mulai surut.
Dari bencana tersebut masyarakat yang terdampak terdata sebanyak 61.789 Kepala Keluarga (KK). Dari jumlah tersebut, yang paling banyak terdampak yakni di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) sebanyak 61.789 KK dengan 47.720 jiwa.
‘’Kemudian Rokan Hulu (Rohul) ada 6.996 KK dengan 30.991 jiwa. Rokan Hilir (Rohil) 11.957 KK dengan 44.400 jiwa, Pelalawan 7.456 KK dengan 24.568 jiwa, Pekanbaru 3.386 KK dengan 13.326 jiwa, Kota Dumai 22 KK dengan 88 jiwa,’’ ujarnya.
Selanjutnya, Indragiri Hulu (Inhu) 13.017 KK terdampak dengan 44.727 jiwa, Kampar 2.734 KK terdampak dengan 10.227 jiwa, Siak 173 KK terdampak dengan 692 jiwa, Bengkalis 157 KK terdampak dengan 469 jiwa. Indragiri Hilir 3.440 KK terdampak dengan 12.275 jiwa dan Kepulauan Meranti 521 KK dengan 1.967 jiwa.
“Sementara itu untuk rumah yang terdampak banjir dari laporan yang kami terima ada 61.717 unit,” ujarnya.
Hingga saat ini Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Sosial sudah menyalurkan berbagai bantuan kepada warga Riau yang terdampak banjir. Kepala Dinas Sosial (Dissos) Riau, Zulfadli mengatakan, bantuan beras yang diberikan kepada warga terdampak banjir sudah mencapai 26.500 kilogram. “Kemudian untuk gula pasir 3.650 kilogram dan minyak goreng sebanyak 4.008 liter,” katanya.
Sementara untuk perlengkapan bayi sebanyak 498 paket. Masing-masing disalurkan untuk Kabupaten Kampar, Rokan Hilir, Rokan Hulu, dan Pelalawan. “Sedangkan untuk telur ayam yang sudah disalurkan sebanyak 41.000 butir ke tujuh kabupaten yakni Rohil, Rohul, Bengkalis, Meranti, Inhil, Inhu, dan Kuansing,” ujarnya.
Selain bantuan tersebut, Dissos Riau juga memberikan bantuan air minum kepada warga yang terdampak banjir, khususnya yang mengungsi dan tinggal di tenda-tenda pengungsian. “Total sudah 350 kotak disalurkan ke tujuh kabupaten, yakni Rohil, Rohul, Bengkalis, Meranti, Inhil, Inhu, dan Kuansing,” ujarnya.
Zulfadli menegaskan, bantuan sembako, perlengkapan bayi, dan air minum tersebut merupakan dari Pemprov Riau yang dananya bersumber dari APBD Riau. Selain dari APBD Riau, korban banjir di Riau juga sudah mendapatkan berbagai bantuan dari pemerintah pusat. Ada yang diberikan dalam bentuk makanan, perlengkapan tidur dan saranan pendukung untuk pengungsian.
Hingga saat ini bantuan makanan siap saji untuk korban banjir di Riau yang bersumber dari APBN sudah mencapai 3.800 paket. “Kemudian tenda gulung sebanyak 290 lembar, kasur merah 245 lembar dan family kit 150 paket,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah pusat melalui dana APBN juga mengirimkan bantuan peralatan dapur umum keluarga. Totalnya 60 paket. “Itu untuk lima kabupaten yakni Kampar, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Siak, dan Pelalawan,” katanya.
Khusus untuk penangangan banjir di Jalan lintas timur (Jalintim) di Kabupaten Pelalawan, Gubernur Riau (Gubri) Edy Natar Nasution telah mengusulkan peningkatan kualitas jalan yang saat ini masih tergenang banjir. Hal tersebut dilakukan agar jika memasuki musim hujan ke depannya, jalan lintas tersebut tidak lagi digenangi banjir dan tidak mengganggu arus lalu lintas.
“Kami sudah bertemu dengan pihak PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) Riau dan BPJN (Badan Pelaksana Jalan Nasional) untuk membuat perencanaan peningkatan Jalan Lintas Timur dan diusulkan ke pusat melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bapenas (Bapenas),” kata Gubri.
Lebih lanjut dikatakanya, usulan peningkatan jalan tersebut bisa dilakukan dengan dua metode. Pertama, dengan meninggikan Jalan Lintas Timur agar saat banjir tidak menggenang ke jalan. Kedua, dengan membangun bendungan di sisi jalan agar air juga tidak menggenangi jalan ketika banjir.
“Pola peningkatan Jalan Lintas Timur yang diusulkan seperti itu. Tapi nanti pihak BPJN yang akan menyusun teknis usulannya termasuk dalam membuat Detail Engineering Design (DED),” ujarnya.
Gubri kembali menyampaikan, gubernur merupakan perpanjangan tangan kabupaten kota pada tingkat pusat. Untuk itu, apa yang diperlukan bisa disampaikan dan ditindaklanjuti dengan cepat.
Dirinya akan mendorong program-program tersebut, seperti dampak setelah musibah banjir ini. “Yang pasti, jika ini kita lakukan dengan cepat maka permasalahan-permasalahan di daerah ini bisa teratasi,” tutur Gubri.(das)
Laporan M AMIN AMRAN dan SOLEH SAPUTRA, Pangkalankerici dan Pekanbaru