Kamis, 12 Desember 2024

Jemput Vaksin untuk Genjot Vaksinasi

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Secara keseluruhan, persentase vaksinasi Covid-19 di Provinsi Riau baru 40 persen. Bila dirinci per sasaran vaksinasi, angkanya sangat jomplang. Misal untuk tenaga kesehatan persentase lebih seratus persen. Sementara untuk ibu hamil dan anak usia 12-17 tahun persentasenya masih satu digit. Kondisi ini akan lebih terlihat jika dirinci per kabupaten/kota. 

Salah satu kendalanya adalah masih terbatasnya vaksin yang dikirim ke daerah. Oleh sebab itu, upaya keras kepala daerah untuk menjemput vaksin ke pemerintah pusat sangat diperlukan agar vaksin tersedia. Dua bupati perempuan di Riau berhasil meminta 130 ribu dosis vaksin ke Kementerian Kesehatan(Kemenkes). 

Yakni Bupati Indragiri (Inhu) Rezita Meylani Yopi SE sebanyak 50 ribu dosis dan Bupati Bengkalis Kasmarni yang berhasil mendapatkan 79.290 dosis.

Ya, Pemkab Inhu sadar upaya mengoptimalkan jumlah masyarakat yang divaksinasi, ternyata tidak semudah membalik telapak tangan. Karena vaksin yang diberikan kepada masyarakat, tidak serta merta dapat didatangkan setiap saat. Untuk itu Bupati Rezita Meylani Yopi bersama Tim Satgas Penanganan Covid-19 daerah itu, berhasil meminta vaksin dengan jumlah banyak kepada Menteri Kesehatan RI, yakni 50 ribu dosis. Upaya itu dimulai dengan mengirim surat ke Kementerian Kesehatan 3 September 2021 lalu. Ada 5 Oktober, Dinas Kesehatan Inhu sudah mendapat kabar permohonan permintaan vaksin disetujui sebanyak 12.500 vial atau 25.000 dosis coronavac untuk tahap pertama. 

"Alhamdulillah, Menteri Kesehatan RI dan jajaran dapat mengabulkan tentang permintaan vaksin," ujar Rezita, Ahad (31/10).

Baca Juga:  Penambahan Dua Pasien Positif Warga Kuansing dan Pekanbaru

Ketika ditanya tentang permintaan vaksin yang dikabulkan Menteri Kesehatan itu, Rezita mengatakan, hal itu tidak terlepas dari koordinasi bersama Tim Satgas Penanganan Covid-19 di daerah. Dalam beberapa kali pertemuan, diketahui persentase jumlah warga yang divaksin masih minim.

Penyebab minimnya jumlah warga yang divaksinasi itu, salah satunya disebabkan oleh kurangnya jumlah vaksin yang diterima. Sehingga dalam rapat koordinasi bersama Tim Satgas, diminta kepada Dinas Kesehatan untuk membuat surat permintaan vaksin kepada Menteri Kesehatan.

"Alhamdulillah, tidak terlalu lama. Menteri Kesehatan mengirimkan sebanyak 25 ribu vaksin ke Inhu. Bahkan setelah permintaan berikutnya atau sekitar dua pekan kemudian, kembali Menteri Kesehatan mengirimkan sebanyak 25 ribu vaksin," ungkapnya.

Penanganan Covid-19 ini sambungnya, masuk dalam 100 kerja sebagai Bupati Inhu. Di mana sebelumnya, jumlah warga yang divaksin hanya 15 persen dan saat ini sudah mencapai 34,1 persen per Sabtu (30/1) lalu.

Mengahadapi gelombang ketiga penularan Covid-19 ini, pihaknya berupaya mengejar target 70 persen untuk vaksinasi. "Saat ini, Inhu berada di urutan keempat terbanyak se-Riau melakukan vaksinasi," katanya.

Keberhasilan meminta vaksin dari pusat itu menjadi percontohan daerah lain. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Inhu Elis Julinarti DCN Mkes mengatakan, ada sejumlah kabupaten/kota yang telah berkoordinasi dengan Bupati Inhu tentang proses mendapatkan vaksin dari Menteri Kesehatan.

"Bu Bupati meminta saya untuk menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan vaksin dari Menteri Kesehatan kepada beberapa kabupaten/kota. Karena Bu Bupati ditelepon oleh beberapa orang kepala daerah yang menanyakan tentang proses mendapatkan vaksin tersebut," ucap Elis Julinarti.

Baca Juga:  Pesona Wisata Sejarah Istana Rokan

Memang katanya, permintaan vaksin kepada Menteri Kesehatan juga dilengkapi dengan narasi tentang kondisi penanganan Covid-19. Sehingga dengan dasar itu pula, Menteri Kesehatan mengkaji hingga menyalurkan vaksin ke daerah. Penyampaian surat permintaan vaksin kepada Menteri Kesehatan, sambungnya, juga tidak terlepas dengan koordinasi dengan Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi. Bahkan, Kapolda Riau saat itu mendukung, karena jumlah warga Inhu yang masih minim divaksin.

Untuk saat ini, katanya, masih ada sekitar 20 ribu vaksin yang tersisa. Keberadaan vaksin tersebut disebar ke semua puskesmas. "Saya juga sudah berkoordinasi dengan Kapolres Inhu untuk meminta titik-titik pelaksanaan vaksinasi. Hal itu untuk mengejar vaksinasi 1 persen per hari," ucap Elis Julinarti.

Mengantisipasi gelombang ketiga penularan Covid-19, Kadiskes dan jajaran mengaku sudah berkoordinasi dengan Bupati Inhu. Di mana menghadapi gelombang ketiga ini, kembali menerapkan program tiga T (tracing, testing, treatment).

Untuk tracing, sebutnya, lebih kepada pelayan publik dan sekolah. Untuk dua sasaran itu akan dilakukan testing (pemeriksaan). "Ketika ada ditemukan akan langsung ditangani dengan perawatan (treatment) sesuai SOP-nya," terangnya.

Bengkalis Dapat 79.290 Dosis Vaksin
Langka Kabupaten Inhu ini juga diikuti Kabupaten Bengkalis. Apalagi target vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bengkalis sampai saat ini belum memenuhi harapan pemerintah pusat. Bahkan saat ini vaksinasi baru mencapai angka 29,16 persen. Kendala ini disebabkan oleh kuota vaksin yang sulit didapat dari pusat.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Secara keseluruhan, persentase vaksinasi Covid-19 di Provinsi Riau baru 40 persen. Bila dirinci per sasaran vaksinasi, angkanya sangat jomplang. Misal untuk tenaga kesehatan persentase lebih seratus persen. Sementara untuk ibu hamil dan anak usia 12-17 tahun persentasenya masih satu digit. Kondisi ini akan lebih terlihat jika dirinci per kabupaten/kota. 

Salah satu kendalanya adalah masih terbatasnya vaksin yang dikirim ke daerah. Oleh sebab itu, upaya keras kepala daerah untuk menjemput vaksin ke pemerintah pusat sangat diperlukan agar vaksin tersedia. Dua bupati perempuan di Riau berhasil meminta 130 ribu dosis vaksin ke Kementerian Kesehatan(Kemenkes). 

- Advertisement -

Yakni Bupati Indragiri (Inhu) Rezita Meylani Yopi SE sebanyak 50 ribu dosis dan Bupati Bengkalis Kasmarni yang berhasil mendapatkan 79.290 dosis.

Ya, Pemkab Inhu sadar upaya mengoptimalkan jumlah masyarakat yang divaksinasi, ternyata tidak semudah membalik telapak tangan. Karena vaksin yang diberikan kepada masyarakat, tidak serta merta dapat didatangkan setiap saat. Untuk itu Bupati Rezita Meylani Yopi bersama Tim Satgas Penanganan Covid-19 daerah itu, berhasil meminta vaksin dengan jumlah banyak kepada Menteri Kesehatan RI, yakni 50 ribu dosis. Upaya itu dimulai dengan mengirim surat ke Kementerian Kesehatan 3 September 2021 lalu. Ada 5 Oktober, Dinas Kesehatan Inhu sudah mendapat kabar permohonan permintaan vaksin disetujui sebanyak 12.500 vial atau 25.000 dosis coronavac untuk tahap pertama. 

- Advertisement -

"Alhamdulillah, Menteri Kesehatan RI dan jajaran dapat mengabulkan tentang permintaan vaksin," ujar Rezita, Ahad (31/10).

Baca Juga:  SKK Migas-PT CPI Serahkan 500 Paket Sembako 

Ketika ditanya tentang permintaan vaksin yang dikabulkan Menteri Kesehatan itu, Rezita mengatakan, hal itu tidak terlepas dari koordinasi bersama Tim Satgas Penanganan Covid-19 di daerah. Dalam beberapa kali pertemuan, diketahui persentase jumlah warga yang divaksin masih minim.

Penyebab minimnya jumlah warga yang divaksinasi itu, salah satunya disebabkan oleh kurangnya jumlah vaksin yang diterima. Sehingga dalam rapat koordinasi bersama Tim Satgas, diminta kepada Dinas Kesehatan untuk membuat surat permintaan vaksin kepada Menteri Kesehatan.

"Alhamdulillah, tidak terlalu lama. Menteri Kesehatan mengirimkan sebanyak 25 ribu vaksin ke Inhu. Bahkan setelah permintaan berikutnya atau sekitar dua pekan kemudian, kembali Menteri Kesehatan mengirimkan sebanyak 25 ribu vaksin," ungkapnya.

Penanganan Covid-19 ini sambungnya, masuk dalam 100 kerja sebagai Bupati Inhu. Di mana sebelumnya, jumlah warga yang divaksin hanya 15 persen dan saat ini sudah mencapai 34,1 persen per Sabtu (30/1) lalu.

Mengahadapi gelombang ketiga penularan Covid-19 ini, pihaknya berupaya mengejar target 70 persen untuk vaksinasi. "Saat ini, Inhu berada di urutan keempat terbanyak se-Riau melakukan vaksinasi," katanya.

Keberhasilan meminta vaksin dari pusat itu menjadi percontohan daerah lain. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Inhu Elis Julinarti DCN Mkes mengatakan, ada sejumlah kabupaten/kota yang telah berkoordinasi dengan Bupati Inhu tentang proses mendapatkan vaksin dari Menteri Kesehatan.

"Bu Bupati meminta saya untuk menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan vaksin dari Menteri Kesehatan kepada beberapa kabupaten/kota. Karena Bu Bupati ditelepon oleh beberapa orang kepala daerah yang menanyakan tentang proses mendapatkan vaksin tersebut," ucap Elis Julinarti.

Baca Juga:  Pesona Wisata Sejarah Istana Rokan

Memang katanya, permintaan vaksin kepada Menteri Kesehatan juga dilengkapi dengan narasi tentang kondisi penanganan Covid-19. Sehingga dengan dasar itu pula, Menteri Kesehatan mengkaji hingga menyalurkan vaksin ke daerah. Penyampaian surat permintaan vaksin kepada Menteri Kesehatan, sambungnya, juga tidak terlepas dengan koordinasi dengan Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi. Bahkan, Kapolda Riau saat itu mendukung, karena jumlah warga Inhu yang masih minim divaksin.

Untuk saat ini, katanya, masih ada sekitar 20 ribu vaksin yang tersisa. Keberadaan vaksin tersebut disebar ke semua puskesmas. "Saya juga sudah berkoordinasi dengan Kapolres Inhu untuk meminta titik-titik pelaksanaan vaksinasi. Hal itu untuk mengejar vaksinasi 1 persen per hari," ucap Elis Julinarti.

Mengantisipasi gelombang ketiga penularan Covid-19, Kadiskes dan jajaran mengaku sudah berkoordinasi dengan Bupati Inhu. Di mana menghadapi gelombang ketiga ini, kembali menerapkan program tiga T (tracing, testing, treatment).

Untuk tracing, sebutnya, lebih kepada pelayan publik dan sekolah. Untuk dua sasaran itu akan dilakukan testing (pemeriksaan). "Ketika ada ditemukan akan langsung ditangani dengan perawatan (treatment) sesuai SOP-nya," terangnya.

Bengkalis Dapat 79.290 Dosis Vaksin
Langka Kabupaten Inhu ini juga diikuti Kabupaten Bengkalis. Apalagi target vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bengkalis sampai saat ini belum memenuhi harapan pemerintah pusat. Bahkan saat ini vaksinasi baru mencapai angka 29,16 persen. Kendala ini disebabkan oleh kuota vaksin yang sulit didapat dari pusat.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari