PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tradisi gotong royong atau saling membantu sesama warga terkena musibah meninggal dunia, masih lestari di Kepulauan Meranti.
Tua hingga muda turun tangan turun memberikan bantuan dalam meringankan beban setiap keluarga terkait.
Seperti yang dilakukan pemuda Selat panjang Barat, Kecamatan Tebing tinggi, Kepulauan Meranti.
Pemuda setempat selalu hadir untuk mempersiapkan diri sebagai penggali lubang kubur.
”Setiap ada yang meninggal kami pemuda setemapat tak pernah tak kebagian tugas menggali kubur. Aktif sebagai penggali sampai sekarang,” ceritakan Rahmad Santoso.
Namun dari aktivitas tersebut tak jarang mengundang pengalaman kocak. Salah satu kejadian, ketika rekannya salah cangkul.
”Ketika kami menggali, malah sudah hampir siap lubangnya. Tapi ada teman yang salah cangkul. Tercangkul peti kubur sebelah yang dipenuhi air,” katanya.
”Alamak..!!! Kami lari meninggalkan lokasi. Tapi setelah itu kembali lagi karena terpaksa menyelesaikan penggalian,” ujarnya.(wir)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tradisi gotong royong atau saling membantu sesama warga terkena musibah meninggal dunia, masih lestari di Kepulauan Meranti.
Tua hingga muda turun tangan turun memberikan bantuan dalam meringankan beban setiap keluarga terkait.
- Advertisement -
Seperti yang dilakukan pemuda Selat panjang Barat, Kecamatan Tebing tinggi, Kepulauan Meranti.
Pemuda setempat selalu hadir untuk mempersiapkan diri sebagai penggali lubang kubur.
- Advertisement -
”Setiap ada yang meninggal kami pemuda setemapat tak pernah tak kebagian tugas menggali kubur. Aktif sebagai penggali sampai sekarang,” ceritakan Rahmad Santoso.
Namun dari aktivitas tersebut tak jarang mengundang pengalaman kocak. Salah satu kejadian, ketika rekannya salah cangkul.
”Ketika kami menggali, malah sudah hampir siap lubangnya. Tapi ada teman yang salah cangkul. Tercangkul peti kubur sebelah yang dipenuhi air,” katanya.
”Alamak..!!! Kami lari meninggalkan lokasi. Tapi setelah itu kembali lagi karena terpaksa menyelesaikan penggalian,” ujarnya.(wir)