Lebaran tahun 2021 bagi umat muslim mengulang kembali peristiwa tahun 2020. Pemerintah tegas melarang mudik demi langkah mencegah berkembangnya pandemi virus corona. Dan lumrah saja, setiap kebijakan akan ditanggapi pro dan kontra. Yang setuju menjalani dengan sepenuh hati, yang kontra bergeming menolak tapi tak dapat bergerak kecuali menggerutu.
Setiap kebijakan apapun pasti ada hikmah di sebaliknya. Berdasarkan pengamatan penulis di antara hikmah besar itu adalah berputarnya keuangan dan hidupnya ekonomi lokal di setiap wilayah. Hikmah lainnya hampir setiap orang bersemangat untuk lebih giat membuka usaha kecil menengah (UKM), serta mengolah lahan pekarangan yang selama ini terbiarkan tidur.
Gambaran geliat ekonomi akibat pandemi terasa di Kabupaten Bengkalis terutama bagi warga yang berdomisili di pulau Bengkalis. Bila petani dan pelaku usaha berkembang, maka Bumdes mendatangkan keberkahan. Pasar dan pertokoan ramai karena duit tertahan dan berputar di kampung kita sendiri.
Pulau Bengkalis adalah bumi penuh berkah. Sebab di tinjau dari sumber pemasukan, ada duit berasal dari Ibukota Bengkalis. Dari sumber APBD Rp 3.2 triliun belum dari sektor swasta dan perdagangan. Potensi lain yang hebat tapi tak tercatat adalah usaha udang vaname. Dikarenakan RTRW yang belum kelar sampai saat ini.
Tercatat pada data Report operasional harian karantina Ikan pada Kementerian kelautan dan perikanan stasiun KIPM Pekanbaru Wilker Bengkalis tidak kurang dari 250 ton udang vaname dipanen dari Bengkalis. Maknanya ada putaran uang 250 ton dikalikan Rp 80 ribu sama dengan 20 miliar.
Hanya saja dari sektor kegiatan kegiatan pemerintah, susah diperoleh oleh kontraktor lokal. Dengan memakai sistem lelang terbuka membuat rekanan perusahaan lokal terkesan ditinggalkan. Maka yang terjadi kemudian duit Bengkalis tidak berputar di Bengkalis tapi mengalir entah kemana saja walau narasinya masih wilayah Indonesia.
Maka untuk meningkatkan ekonomi tanpa mengandalkan duit APBD, tidak ada cara lain sektor non APBD harus digali dan dibangkitkan. Diantaranya menggarap produk unggulan kawasan perdesaan (Prukades) dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Bumi dan lautan kabupaten Bengkalis menyimpan keberkahan kuasa Tuhan dari sumber alam. Maka optimis potensi lokal bakal menjadi lokomotif untuk menggerakkan roda perekonomian perdesaan.
Penulis melihat langsung setiap berkeliling kampung, kesimpulannya bukan hal yang muluk muluk, jika di masa depan perekonomian daerah bahkan nasional sejatinya bertumpu pada Prukades dan Bumdes. Setiap tahun Bumdes bergairah tebar hadiah ramai warga desa memetik buah manfaatnya.
Data Dinas PMD mencatat sampai bulan maret 2021, total perputaran uang di Unit Simpan Pinjam (USP) dan UEK se Kabupaten Bengkalis mencapai 1.863 triliun dengan total penyertaan modal Bumdes Rp542 miliar. Perkembangan terkini penyertaan modal mencapai Rp631 miliar dan membukukan laba bersih di tahun 2021 Rp3.6 miliar.
Perolehan laba Bumdes berbeda beda sesuai dengan managemen dan usaha keras perangkat pemerintah desa. Misalnya untuk Kecamatan Bengkalis dengan modal Rp 111 miliar, omset Rp 5 miliar, Kecamatan Bantan modal Rp 68 miliar, omset Rp3.8 miliar, Kecamatan Siak Kecil modal Rp83 miliar, omset Rp5.5 miliar.
Bandingkan dengan Kondisi BUMD yang bangkrut dan ruwet, Bumdes justru berhasil menyumbangkan PADes dengan nilai total Rp 1.8 miliar. Contoh kongkrit kecamatan Siak Kecil menyumbang Rp 513 juta, Bengkalis Rp 348 juta, Bantan Rp 282 juta, Bukit Batu Rp176 juta.
Jumlah Bumdes di Kabupaten Bengkalis sudah terbentuk 136, UEK 19 artinya disemua desa sudah berdiri outlet merk Bumdes. Bahkan di kelurahan meski dengan aturan yang berbeda dan masih dalam bentuk program beda dengan di pemerintahan Desa. Kedepa n Jika Bumdes terkelola dengan baik dan rata- rata setiap Bumdes di proyeksikan mengantongi keuntungan maka akan diperoleh angka fantastis.
Taruhlah dibuat rata- rata keuntungan dengan model sekarang setiap Bumdes untung Rp 200 juta saja, dikalikan 136 kalau dikonsolidasikan, akan ada consolidated net profit Rp 27 milar, jelas ini potensi besar, kedepan bisa menjadi cikal bakal Bank Rakyat Bengkalis (BRB).
Gambaran kekuatan dan potensi Bumdes penulis peroleh saat berkunjung bersama Kepala Dinas PMD Yuhelmi serta petugas pendamping desa ke outlet Bumdes di Desa Kuala Alam Kecamatan Bengkalis jelang H – 1 hari raya Idul Fitri 1442 H.
Pemerintah Kabupaten Bengkalis masa bhakti Kasmarni Bagums Santoso (KBS) sesuai dengan visi misinya telah menetapkan 8 program unggulan diantaranya pemberdayaan potensi desa dan bantuan keuangan 1 miliar. Kedepan mari kita gagas dan musyawarahkan bersama, munculkan program – program pro rakyat, penyediaan kebutuhan dan pelatihan untuk outlet Bumdes, sentuhan kepada pelaku UKM dan petani.
Keluhan disampaikan hampir semua pelaku UKM, bagaimana masyarakat akan bangkit dan gairah membuka usaha. Faktanya kantor satu pintu itu baru setakat plang nama, fakta yang terjadi disana ada 8 pintu menganga.
Untuk itu kepemimpinan KBS bertekad berikhtiar membuat rumusan solusi. Langkah cepat akan dilakukan pertemuan lintas sektor terkait mempermudah proses dan prosedur perizinan ini.***