JEDDAH (RIAUPOS.CO) — Jelang duel Barcelona vs Atletico Madrid dalam semifinal Piala Super Spanyol di Jeddah, Jumat (10/1) dini hari WIB, pelatih Barca, Ernesto Valverde melempar kritik atas format baru ajang tersebut.
Dia menyatakan, memainkan kompetisi ini di Arab Saudi adalah konsekuensi dari hasrat mencari keuntungan semata dalam industri sepakbola.
Piala Super Spanyol biasanya mengawali musim liga di Spanyol dengan format dua leg pertandingan antara juara Copa del Rey dan juara La Liga, meski pada edisi 2018 dimainkan sebagai pertandingan sistem satu kali main di Tangier, Maroko.
Tahun lalu Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF) sepakat menggandakan tim pesertanya dan menggelar kompetisi ini di luar Spanyol secara permanen, selain menggeser waktu penyelenggaraannya dari Agustus menjadi Januari.
RFEF sudah meneken kontrak tiga tahun untuk memainkan kompetisi ini di Arab Saudi yang disebut-sebut media Spanyol bernilai 40 juta euro per tahun.
"Saya tahu ada gairah, tetapi sepakbola dewasa ini adalah sebuah industri," kata Valverde.
"Alasan mengapa kami di sini dan mengapa kami pernah ada di Maroko adalah karena pihak berwenang lebih mencari keuntungan," sambung dia seperti dikutip Reuters.
Valverde juga mempertanyakan hak melibatkan Atletico dan Real Madrid yang musim lalu tidak memperoleh satu pun trofi.
Barca dan Valencia sama-sama lolos ke Piala Super karena menjadi juara liga dan Copa del Rey, sebaliknya Atletico dilibatkan karena menempati urutan kedua klasemen La Liga musim lalu.
Jatah terakhir seharusnya menjadi milik runner up Copa del Rey, tetapi posisi ini juga ditempati Barca sehingga jatah ini kosong dan kemudian diberikan kepada Real karena catatan lebih baiknya dari Real Betis sebagai dua dari semifinalis Copa, selain Barca dan Valencia.
"Bagi saya aneh saja memainkan Piala Super dengan dua tim tamu. Sudah jelas pertandingan ini untuk menyenangkan penonton, tetapi dari sudut pandang olahraga hanya ada satu juara liga dan satu juara piala," ujar Valverde.
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal