Jumat, 11 April 2025

Wah, Trump Sebut Twitter Ancaman Keamanan Nasional AS, Ada Apa?

WASHINGTON (RIAUPOS.CO) – Perseteruan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dengan perusahaan teknologi terkemuka Twitter masih berlanjut. Terbaru, Trump menyatakan Twitter sebagai ancaman keamanan nasional AS. 

Pernyataan Trump diucapkan setelah tanda pagar #DiaperDon jadi trending topic di Twitter dalam beberapa hari terakhir. Tanda pagar itu muncul sebagai sindiran bagi sikap Trump yang dinilai kekanak-kanakan karena belum mau menerima kekalahan pada Pilpres AS 2020. 

Namun, Trump tidak mengatakan topik mana yang membuatnya kesal. Dia hanya menyebut Twitter sebagai platform media sosial yang kerap memunculkan topik-topik tidak relevan. 

"Twitter mengirimkan 'tren' yang benar-benar salah dan tidak ada hubungannya dengan apa yang benar-benar sedang tren di dunia. Mereka mengada-ada dan hanya 'barang' negatif," kata Trump dikutip dari The Independent, Ahad (29/11/2020). 

Baca Juga:  Tumpukan Sampah Sambut Pendatang di Kota Dumai

"Untuk tujuan keamanan nasional, Bagian 230 harus segera diakhiri," tegasnya. 

Perkataan Trump mengacu pada bagian dari undang-undang tahun 1996 yang melindungi situs web dari tuntutan hukum atas konten yang diunggah oleh pengguna.  Setiap perubahan pada perlindungan ini akan mengubah cara kerja internet secara mendasar.

MeidasTouch, komite aksi anti-Trump, mengatakan mereka berada di belakang semaraknya topik  #DiaperDon di Twitter. 

"Kami menjadikan #DiaperDon sebagai tren nomor satu du AS. Trump mengalami kehancuran dan ingin menyatakan tren Twitter sebagai ancaman keamanan nasional," ujarnya. 

Sementara itu, pemimpin Twitter, Jack Dorsey pernah mengatakan di masa lalu bahwa meskipun karyawannya mungkin memiliki bias ke kiri, ini tidak memengaruhi cara Twitter membuat keputusan tentang konten di platform-nya. 

Baca Juga:  Langgar Netralitas, Bawaslu Rekomendasikan Seorang ASN Rohil ke KASN

Selain itu, ada bukti yang menunjukkan bahwa perusahaan media sosial sebenarnya lebih melayani kaum konservatif dan untuk menghindari bias politik. 

Bukan sekali ini Twitter dan Trump terlibat perseteruan. Di masa kampanye dan pasca-pemilu, Twitter sering menghapus atau menandai sejumlah kicauan Trump yang dianggap menunjukkan kebencian dan kebohongan.

Sumber: The Independent/News/USA Today
Editor: Hary B Koriun

WASHINGTON (RIAUPOS.CO) – Perseteruan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dengan perusahaan teknologi terkemuka Twitter masih berlanjut. Terbaru, Trump menyatakan Twitter sebagai ancaman keamanan nasional AS. 

Pernyataan Trump diucapkan setelah tanda pagar #DiaperDon jadi trending topic di Twitter dalam beberapa hari terakhir. Tanda pagar itu muncul sebagai sindiran bagi sikap Trump yang dinilai kekanak-kanakan karena belum mau menerima kekalahan pada Pilpres AS 2020. 

Namun, Trump tidak mengatakan topik mana yang membuatnya kesal. Dia hanya menyebut Twitter sebagai platform media sosial yang kerap memunculkan topik-topik tidak relevan. 

"Twitter mengirimkan 'tren' yang benar-benar salah dan tidak ada hubungannya dengan apa yang benar-benar sedang tren di dunia. Mereka mengada-ada dan hanya 'barang' negatif," kata Trump dikutip dari The Independent, Ahad (29/11/2020). 

Baca Juga:  Twitter Dorong Pengguna untuk Teliti Artikel Sebelum Membagikan

"Untuk tujuan keamanan nasional, Bagian 230 harus segera diakhiri," tegasnya. 

Perkataan Trump mengacu pada bagian dari undang-undang tahun 1996 yang melindungi situs web dari tuntutan hukum atas konten yang diunggah oleh pengguna.  Setiap perubahan pada perlindungan ini akan mengubah cara kerja internet secara mendasar.

MeidasTouch, komite aksi anti-Trump, mengatakan mereka berada di belakang semaraknya topik  #DiaperDon di Twitter. 

"Kami menjadikan #DiaperDon sebagai tren nomor satu du AS. Trump mengalami kehancuran dan ingin menyatakan tren Twitter sebagai ancaman keamanan nasional," ujarnya. 

Sementara itu, pemimpin Twitter, Jack Dorsey pernah mengatakan di masa lalu bahwa meskipun karyawannya mungkin memiliki bias ke kiri, ini tidak memengaruhi cara Twitter membuat keputusan tentang konten di platform-nya. 

Baca Juga:  Harga Samsung Galaxy S10 Lite dan Note 10 Lite Rp8 Jutaan

Selain itu, ada bukti yang menunjukkan bahwa perusahaan media sosial sebenarnya lebih melayani kaum konservatif dan untuk menghindari bias politik. 

Bukan sekali ini Twitter dan Trump terlibat perseteruan. Di masa kampanye dan pasca-pemilu, Twitter sering menghapus atau menandai sejumlah kicauan Trump yang dianggap menunjukkan kebencian dan kebohongan.

Sumber: The Independent/News/USA Today
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Wah, Trump Sebut Twitter Ancaman Keamanan Nasional AS, Ada Apa?

WASHINGTON (RIAUPOS.CO) – Perseteruan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dengan perusahaan teknologi terkemuka Twitter masih berlanjut. Terbaru, Trump menyatakan Twitter sebagai ancaman keamanan nasional AS. 

Pernyataan Trump diucapkan setelah tanda pagar #DiaperDon jadi trending topic di Twitter dalam beberapa hari terakhir. Tanda pagar itu muncul sebagai sindiran bagi sikap Trump yang dinilai kekanak-kanakan karena belum mau menerima kekalahan pada Pilpres AS 2020. 

Namun, Trump tidak mengatakan topik mana yang membuatnya kesal. Dia hanya menyebut Twitter sebagai platform media sosial yang kerap memunculkan topik-topik tidak relevan. 

"Twitter mengirimkan 'tren' yang benar-benar salah dan tidak ada hubungannya dengan apa yang benar-benar sedang tren di dunia. Mereka mengada-ada dan hanya 'barang' negatif," kata Trump dikutip dari The Independent, Ahad (29/11/2020). 

Baca Juga:  Twitter Dorong Pengguna untuk Teliti Artikel Sebelum Membagikan

"Untuk tujuan keamanan nasional, Bagian 230 harus segera diakhiri," tegasnya. 

Perkataan Trump mengacu pada bagian dari undang-undang tahun 1996 yang melindungi situs web dari tuntutan hukum atas konten yang diunggah oleh pengguna.  Setiap perubahan pada perlindungan ini akan mengubah cara kerja internet secara mendasar.

MeidasTouch, komite aksi anti-Trump, mengatakan mereka berada di belakang semaraknya topik  #DiaperDon di Twitter. 

"Kami menjadikan #DiaperDon sebagai tren nomor satu du AS. Trump mengalami kehancuran dan ingin menyatakan tren Twitter sebagai ancaman keamanan nasional," ujarnya. 

Sementara itu, pemimpin Twitter, Jack Dorsey pernah mengatakan di masa lalu bahwa meskipun karyawannya mungkin memiliki bias ke kiri, ini tidak memengaruhi cara Twitter membuat keputusan tentang konten di platform-nya. 

Baca Juga:  Ahok Mau Jadi Bos BUMN, Jubir Presiden Bilang Begini

Selain itu, ada bukti yang menunjukkan bahwa perusahaan media sosial sebenarnya lebih melayani kaum konservatif dan untuk menghindari bias politik. 

Bukan sekali ini Twitter dan Trump terlibat perseteruan. Di masa kampanye dan pasca-pemilu, Twitter sering menghapus atau menandai sejumlah kicauan Trump yang dianggap menunjukkan kebencian dan kebohongan.

Sumber: The Independent/News/USA Today
Editor: Hary B Koriun

WASHINGTON (RIAUPOS.CO) – Perseteruan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dengan perusahaan teknologi terkemuka Twitter masih berlanjut. Terbaru, Trump menyatakan Twitter sebagai ancaman keamanan nasional AS. 

Pernyataan Trump diucapkan setelah tanda pagar #DiaperDon jadi trending topic di Twitter dalam beberapa hari terakhir. Tanda pagar itu muncul sebagai sindiran bagi sikap Trump yang dinilai kekanak-kanakan karena belum mau menerima kekalahan pada Pilpres AS 2020. 

Namun, Trump tidak mengatakan topik mana yang membuatnya kesal. Dia hanya menyebut Twitter sebagai platform media sosial yang kerap memunculkan topik-topik tidak relevan. 

"Twitter mengirimkan 'tren' yang benar-benar salah dan tidak ada hubungannya dengan apa yang benar-benar sedang tren di dunia. Mereka mengada-ada dan hanya 'barang' negatif," kata Trump dikutip dari The Independent, Ahad (29/11/2020). 

Baca Juga:  Harga Samsung Galaxy S10 Lite dan Note 10 Lite Rp8 Jutaan

"Untuk tujuan keamanan nasional, Bagian 230 harus segera diakhiri," tegasnya. 

Perkataan Trump mengacu pada bagian dari undang-undang tahun 1996 yang melindungi situs web dari tuntutan hukum atas konten yang diunggah oleh pengguna.  Setiap perubahan pada perlindungan ini akan mengubah cara kerja internet secara mendasar.

MeidasTouch, komite aksi anti-Trump, mengatakan mereka berada di belakang semaraknya topik  #DiaperDon di Twitter. 

"Kami menjadikan #DiaperDon sebagai tren nomor satu du AS. Trump mengalami kehancuran dan ingin menyatakan tren Twitter sebagai ancaman keamanan nasional," ujarnya. 

Sementara itu, pemimpin Twitter, Jack Dorsey pernah mengatakan di masa lalu bahwa meskipun karyawannya mungkin memiliki bias ke kiri, ini tidak memengaruhi cara Twitter membuat keputusan tentang konten di platform-nya. 

Baca Juga:  Tidak Gunakan Pelindung

Selain itu, ada bukti yang menunjukkan bahwa perusahaan media sosial sebenarnya lebih melayani kaum konservatif dan untuk menghindari bias politik. 

Bukan sekali ini Twitter dan Trump terlibat perseteruan. Di masa kampanye dan pasca-pemilu, Twitter sering menghapus atau menandai sejumlah kicauan Trump yang dianggap menunjukkan kebencian dan kebohongan.

Sumber: The Independent/News/USA Today
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari