JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Jumlah pasien virus corona jenis baru di Amerika Serikat melonjak. Hingga Jumat (27/3), ada 85.749 pasien positif dan menjadikan AS sebagai negara terparah terpapar Covid-19. Bahkan, AS melewati jumlah pasien di Cina yang merupakan negara awal mula kemunculan virus corona.
Angka kematian di AS akibat virus corona mencapai 1.304 jiwa. Sementara itu yang dinyatakan sembuh baru 1.868 orang.
Melonjaknya pasien membuat sejumlah rumah sakit kewalahan. Setidaknya satu rumah sakit di New York telah mulai menempatkan dua pasien pada mesin ventilator tunggal. Ini sejatinya sebuah protokol mode krisis eksperimental yang dikhawatirkan oleh beberapa dokter terlalu berisiko. Hanya saja, dinilai sejumlah pihak lain diperlukan saat wabah virus corona membuat sumber daya medis kewalahan. Di New York sendiri, Covid-19 telah menewaskan seikitnya 281 orang.
Ventilator sendiri merupakan alat bantu terakhir bagi pasien untuk bernapas. Ventilator mekanis dapat membantu seseorang yang tidak lagi bisa bernapas tanpa bantuan. New Yorks sendiri hanya memiliki beberapa ribu ventilator dan sedang berusaha mendapatkan bantuan.
Craig Smith, kepala ahli bedah di New York-Presbyterian/Columbia University Medical Center di Manhattan, menulis dalam buletin kepada staf bahwa tim anestesiologi dan perawatan intensif telah bekerja siang dan malam untuk menjalankan percobaan ventilator yang digunakan bersama. Pada Rabu lalu dia menulis ada dua pasien yang dirawat dengan hati-hati dengan satu ventilator.
Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan stafnya telah berjuang untuk mendapatkan cukup banyak mesin ventilator di pasar sebagai penyelamat potensial.
"Itu (satu ventilator digunakan dua pasien) tidak ideal. Tapi kami yakin itu bisa diterapkan," sebutnya.
Sementara itu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS, yang mengatur pabrikan perangkat medis, memberikan otorisasi darurat yang memungkinkan ventilator dimodifikasi menggunakan tabung pemisah untuk melayani beberapa pasien Covid-19. Sementara, Perhimpunan Perawatan Kritis, Asosiasi Amerika untuk Perawatan Pernapasan, dan empat kelompok praktisi lainnya mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan bahwa praktik tersebut tidak boleh dilanjutkan karena tidak aman.
Cukup sulit untuk menyesuaikan ventilator agar tetap berfungsi bahkan untuk satu pasien. Digunakan bersama untuk banyak pasien akan memperburuk hasil bagi mereka. Mereka mengusulkan dokter sebagai gantinya memilih satu ventilator untuk satu pasien yang dianggap paling mungkin untuk bertahan hidup.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi