Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Kasus Pelecehan dan Pemerasan Oknum Dokter, Polisi Susul Korban ke Bali

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Jajaran Polres Bandara Soekarno Hatta masih mendalami kasus dugaan pelecehan seksual dan pemerasan oleh oknum dokter kepada perempuan berinisial LHI, 23. Saat ini penyidik sudah melakukan profiling terhadap korban dan penyebar informasi tersebut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, sampai saat ini korban belum membuat laporan polisi atas kasus tersebut. “Kami sudah berkoordinasi kemarin, dia dari Medan sudah ke Bali dari Bali kami mengundang lagi ke kantor polisi juga tidak datang,” kata dia kepada wartawan, Senin (21/9).

Atas dasar itu, penyidik Polres Bandara Soekarno Hatta berencana akan menemui LHI di Bali. Dengan begitu, kasus dugaan pelecehan seksual dan pemerasan ini bisa segera diungkap. Sehingga masyarakat tidak berspekulasi.

Baca Juga:  Desa Cipang Kiri Hulu Dapat Perhatian Pembangunan 

“Jangan menyebarkan tetapi habis itu sembunyi, kita jemput bola karena dia sudah menyebarkan, kita jemput bola ke sana supaya terang benderang perkara ini,” tegas Yusri.

Adapun alasan korban tak kunjung memenuhi permintaan polisi untuk datang adalah karena tengah bekerja. Sehingga tidak bisa bepergian jauh sementara waktu.

Sebelumnya, Viral sebuah kanar di media sosial bahwa telah terjadi pelecehan seksual di Bandara Soekarno Hatta. Kisah ini dibagikan oleh perempuan berinisial LHI, 23, selaku pemilik akun Twitter @listongs.

LHI menyebut pelecehan itu terjadi saat dia melaksanakan rapid test yang disediakan oleh Bandara Soekarno Hatta sebagai syarat perjalanan menuju Nias, Sumatera Utara, pada Minggu (13/9). Hasil rapid tes itu dinyatakan positif oleh sang dokter.

Baca Juga:  2.500 Peserta Ikuti Webinar Nasional di STIKes Hang Tuah Pekanbaru

LHI kemudian memutuskan membatalkan perjalanan ke Nias karena takut menularkan virus. Ditambah, dia meresa perjalannya ke Nias tidak begitu mendesak.

Namun, oknum dokter tersebut menawarkan bantuan memanipulasi data rapid test. Dia kemudian meminta uang Rp 1,4 juta kepada korban. Bahkan dokter tersebut sempat mencium dan meraba payudara korban.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Jajaran Polres Bandara Soekarno Hatta masih mendalami kasus dugaan pelecehan seksual dan pemerasan oleh oknum dokter kepada perempuan berinisial LHI, 23. Saat ini penyidik sudah melakukan profiling terhadap korban dan penyebar informasi tersebut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, sampai saat ini korban belum membuat laporan polisi atas kasus tersebut. “Kami sudah berkoordinasi kemarin, dia dari Medan sudah ke Bali dari Bali kami mengundang lagi ke kantor polisi juga tidak datang,” kata dia kepada wartawan, Senin (21/9).

- Advertisement -

Atas dasar itu, penyidik Polres Bandara Soekarno Hatta berencana akan menemui LHI di Bali. Dengan begitu, kasus dugaan pelecehan seksual dan pemerasan ini bisa segera diungkap. Sehingga masyarakat tidak berspekulasi.

Baca Juga:  Mahathir Tolak Kompensasi USD 2 Miliar dari Goldman Sachs

“Jangan menyebarkan tetapi habis itu sembunyi, kita jemput bola karena dia sudah menyebarkan, kita jemput bola ke sana supaya terang benderang perkara ini,” tegas Yusri.

- Advertisement -

Adapun alasan korban tak kunjung memenuhi permintaan polisi untuk datang adalah karena tengah bekerja. Sehingga tidak bisa bepergian jauh sementara waktu.

Sebelumnya, Viral sebuah kanar di media sosial bahwa telah terjadi pelecehan seksual di Bandara Soekarno Hatta. Kisah ini dibagikan oleh perempuan berinisial LHI, 23, selaku pemilik akun Twitter @listongs.

LHI menyebut pelecehan itu terjadi saat dia melaksanakan rapid test yang disediakan oleh Bandara Soekarno Hatta sebagai syarat perjalanan menuju Nias, Sumatera Utara, pada Minggu (13/9). Hasil rapid tes itu dinyatakan positif oleh sang dokter.

Baca Juga:  Ditanya Wartawan, WNI Pascaobservasi di Natuna Pilih Bungkam

LHI kemudian memutuskan membatalkan perjalanan ke Nias karena takut menularkan virus. Ditambah, dia meresa perjalannya ke Nias tidak begitu mendesak.

Namun, oknum dokter tersebut menawarkan bantuan memanipulasi data rapid test. Dia kemudian meminta uang Rp 1,4 juta kepada korban. Bahkan dokter tersebut sempat mencium dan meraba payudara korban.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari