Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution menepis anggapan pemerintah pusat menilai Pemprov Riau yang dinilai lamban menanggulangi karhutla. Menurut dia, pemprov telah melakukan berbagai berupaya untuk mengatasi permasalahan yang menimbulkan kabut asap.
“Kami sudah berupaya maksimal menanggulangi karhutla,” ungkap Edy Natar kepada Riau Pos, Kamis (19/9).
Adapun upaya itu, kata Edy, Satuan Tugas (Satgas) Karhutla telah mengerahkan ribuan personel untuk melakukan pemadaman melalui darat. Lalu, Satgas Udara sudah mendapatkan tambahan beberapa pesawat dan helikopter untuk melakukan water boombing serta teknologi modifikasi cuaca (TMC).
“Saat ini sudah ada 6.000 personel yang kerahkan. Ada sembilan pesawat dan helikopter, untuk satgas. Dari kami sudah menyiapkan rumah 18 rumah singgah dan Pemko Pekanbaru ada 22 posko, belum lagi kota/kabupaten lain,” terangnya.
Dari segi penegakan hukum, lanjut mantan Danrem 031/Wirabima, Polda Riau beserta jajaran polres menangani sebanyak 51 perkara dengan menetapkan satu tersangka korporasi dan 53 tersangka perorangan.
Pemprov Anggarkan Alat Berat
Menindaklanjuti instruksi Presiden Jokowi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan menggelar rapat koordinasi (rakor) karhutla, di Gedung Daerah Datuk Laksamana Mangkudiraja, Kamis (19/9). Rakor tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar dan Kapolda Riau Irjen Widodo Eko Prihastopo serta Bupati Pelalawan HM Harris.
Kepada Riau Pos, Gubernur mengatakan, persoalan karhutla merupakan kejadian yang terjadi setiap tahunnya. Di mana pada tahun 2019, kebakaran lahan yang terjadi di Provinsi Riau khususnya kabupaten Pelalawan sangat parah sekali. Hal ini disebabkan cuaca di Riau telah memasuki musim kemarau kering yang berkepanjangan.
“Untuk itu, dengan terus terjadinya karhutla di Riau ini khususnya Pelalawan, maka kami dari Pemprov Riau akan menganggarkan pembelian sejumlah alat berat pada 2020 mendatang. Di mana alat berat ini nantinya guna membantu masyarakat yang ingin membuka lahan perkebunan atau pertanian, sehingga tidak dilakukan dengan cara membakar,” ujar Gubri.
Diungkapkan mantan Bupati Siak ini, bahwa selain menganggarkan alat berat sebagai upaya meminimalisir karhutla, pihaknya juga telah menginstruksikan seluruh kepala daerah agar dapat kembali mengintensifkan upaya pencegahan. Seperti kembali menggiatkan sosialisasi dan penyuluhan bahaya dan dampak karhutla kepada masyarakat serta perusahaan.
Sementara itu, Kapolda Riau Irjen Widodo Eko Prihastopo mengatakan karhutla yang terjadi di Riau saat ini bukan faktor alam, melainkan 99 persen disebabkan sengaja dibakar. Di mana kebanyakan pelaku pembakar lahan tersebut merupakan suruhan oleh oknum-oknum untuk membersihkan lahannya dengan cara dibakar.
“Saat ini, kami telah menangani sebanyak 51 perkara karhutla dan telah menetapkan 53 tersengka. Dan dari para tersangka tersebut, 1 di antaranya adalah korporasi yakni PT SSS. Dan in sya Allah dalam waktu dekat ini, kami kembali akan mengekspos dua tersangka baru karhutla dari korporasi yang ada di Kabupaten Pelalawan,” beber Kapolda.(wir/yus/rir/amn/jpg/ted)