JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Gelombang tinggi di perairan Kepulauan Seribu memaksa tim gabungan operasi Search and Rescue (SAR) Sriwijaya Air PK-CLC membatasi diri. Meski memulai tugas sejak pagi, kemarin (13/1) rencana yang sudah disusun pun harus dimundurkan.
Termasuk fokus pencarian black box berisi cockpit voice recorder (CVR) oleh regu penyelam. Flight data recorder (FDR) sudah ditemukan pada Selasa lalu (12/1). CVR dan FDR itulah yang biasa dikenali sebagai black box alias kotak hitam.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Purnawirawan Bagus Puruhito mengatakan bahwa pencarian CVR masih dibantu KRI Rigel-933 dan KR Baruna Jaya IV. "Yang besok (hari ini, Red) bersama KNKT akan mencari CVR," katanya.
Basarnas sebagai koordinator tim yang melaksanakan operasi SAR di titik jatuh pesawat dengan rute Jakarta–Pontianak itu optimistis semua target dalam misi yang mereka laksanakan bakal tercapai. Utamanya menemukan korban, kemudian mengevakuasi jenazah mereka untuk diidentifikasi tim dari Polri.
"Tentunya yang tidak kalah penting, CVR dan material-material pesawat lainnya," ujar mantan wakil kepala staf angkatan udara (KSAU) tersebut.
Kemarin mereka batal mengirim KN SAR Karna dari Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta Utara. Gelombang setinggi 2 meter membuat mereka putar haluan dan kembali merapat ke dermaga.
Meski demikian, berdasar laporan yang diterima Bagus, penyelam tetap memanfaatkan kesempatan kecil di antara cuaca yang berubah-ubah untuk melaksanakan tugas.
Hasilnya, mereka mendapatkan dua kantong jenazah. Mereka juga menemukan dua potongan besar bodi pesawat dan lima kantong serpihan kecil bagian pesawat. Dengan begitu, jumlah total jenazah yang sudah diperoleh sampai hari kelima operasi SAR sebanyak 141 kantong. Lalu, 31 kantong serpihan kecil pesawat dan 28 potongan besar pesawat.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri hingga kemarin telah mendapatkan 137 kantong jenazah. Mereka juga sudah mendapatkan 112 sampel DNA dan 35 kantong properti penumpang.
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rusdi Hartono menuturkan bahwa kemarin telah diidentifikasi dua korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air. "Kedua korban perempuan," terangnya.
Keduanya adalah Indah Halimah Putri (26), dan Agus Minarmi (47). Mereka teridentifikasi setelah dilakukan rekonsiliasi data antemortem dengan posmortem. "Diketahui melalui sidik jari dari e-KTP dan body part," urainya.
Kabid Topol Pusinafis Bareskrim Polri Kombespol Sriyanto menambahkan, Indah tercatat sebagai warga Sungai Pinang, Sumatera Selatan. "Diidentifikasi dari jempol kiri," ujarnya.
Sementara itu, Agus Minarmi merupakan warga Mempawah, Kalimantan Barat. Dia terdaftar bekerja sebagai pegawai negeri sipil.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi