Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Udara di Tiga Kota Tidak Sehat

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Di satu tempat mengalami penurunan, tetapi di lokasi lain terjadi kenaikan jumlah titik api.

Berdasar pantauan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), penurunan titik api paling tinggi terjadi di Provinsi Riau. Kemarin (11/8) titik api tersisa 29 saja. Itu jauh menurun jika dibandingkan dengan data sehari sebelumnya yang mencapai 126 titik. Sedangkan kenaikan tertinggi jumlah titik api terjadi di Kalimantan Barat. Hingga kemarin terpantau 605 titik api atau naik 72 titik bila dibandingkan dengan sehari sebelumnya.

Selain dua provinsi tersebut, titik api terpantau di Jambi (3), Sumsel (19 titik), Bangka Belitung (14 titik), Kalteng (163 titik), Kalsel (14 titik), Kaltim (20 titik), dan Kaltara (23 titik).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas (Pusdatinmas) BNPB Agus Wibowo mengatakan, jarak pandang di sejumlah wilayah menurun karena asap kebakaran hutan. Yang paling parah adalah Pekanbaru dengan jarak pandang 5 kilometer dan Sanggau 4 kilometer.

Baca Juga:  Pansel Capim KPK Harapkan 20 Orang Lolos Tes Profile Assessment

Padamkan Lahan Gambut : Satgas Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menyemprotkan air dilahan gambut yang membakar kebun sawit di Desa Karya Indah, Kampar, Riau, Selasa (30/7/2019). (Evan Gunanzar/Riau Pos)
Sementara itu, dari aspek kesehatan, kualitas udara tidak sehat terpantau di tiga kota. “Berdasar nilai PM10, menunjukkan Pekanbaru 166 tidak sehat, Pontianak 253 sangat tidak sehat, Palangka Raya 217 sangat tidak sehat,” ungkapnya.

Meski cukup masif, Agus menegaskan, asap dari karhutla itu hanya ada di wilayah Indonesia. “Tidak ada transboundary haze atau asap yang melintas ke negeri tetangga seperti Malaysia atau Singapura,” katanya.

Upaya pemadaman terus dilakukan jajarannya bersama instansi lain seperti TNI-Polri dan BPBD dengan dibantu masyarakat. Total personel yang diterjunkan 9.072 orang yang tersebar di enam provinsi. Yakni, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, dan Kalsel.

Baca Juga:  Berkas Kasus Novel Hari Ini Dilimpahkan Polri ke Kejati

Sementara itu, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI Joni Supriyanto bersama jajaran pejabat teras Mabes TNI dan komando kewilayahan di Riau sudah turun ke beberapa daerah. Mulai Pekanbaru, Taman Nasional Tesso Nilo, Desa Penarikan, hingga Desa Begadu di Pelalawan.

Lantaran berasap, kemarin masyarakat Pekanbaru mengenakan masker saat salat Idul Adha. Misalnya, yang dilakukan jamaah di Masjid Raya An Nur Riau Ahad (11/8). Gubernur Riau Syamsuar yang juga melaksanakan salat Id di masjid Raya An Nur mengajak jamaah untuk memanjatkan doa dan meminta turun hujan kepada Allah.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwir

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Di satu tempat mengalami penurunan, tetapi di lokasi lain terjadi kenaikan jumlah titik api.

Berdasar pantauan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), penurunan titik api paling tinggi terjadi di Provinsi Riau. Kemarin (11/8) titik api tersisa 29 saja. Itu jauh menurun jika dibandingkan dengan data sehari sebelumnya yang mencapai 126 titik. Sedangkan kenaikan tertinggi jumlah titik api terjadi di Kalimantan Barat. Hingga kemarin terpantau 605 titik api atau naik 72 titik bila dibandingkan dengan sehari sebelumnya.

- Advertisement -

Selain dua provinsi tersebut, titik api terpantau di Jambi (3), Sumsel (19 titik), Bangka Belitung (14 titik), Kalteng (163 titik), Kalsel (14 titik), Kaltim (20 titik), dan Kaltara (23 titik).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas (Pusdatinmas) BNPB Agus Wibowo mengatakan, jarak pandang di sejumlah wilayah menurun karena asap kebakaran hutan. Yang paling parah adalah Pekanbaru dengan jarak pandang 5 kilometer dan Sanggau 4 kilometer.

- Advertisement -
Baca Juga:  Pansel Capim KPK Harapkan 20 Orang Lolos Tes Profile Assessment

Padamkan Lahan Gambut : Satgas Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menyemprotkan air dilahan gambut yang membakar kebun sawit di Desa Karya Indah, Kampar, Riau, Selasa (30/7/2019). (Evan Gunanzar/Riau Pos)
Sementara itu, dari aspek kesehatan, kualitas udara tidak sehat terpantau di tiga kota. “Berdasar nilai PM10, menunjukkan Pekanbaru 166 tidak sehat, Pontianak 253 sangat tidak sehat, Palangka Raya 217 sangat tidak sehat,” ungkapnya.

Meski cukup masif, Agus menegaskan, asap dari karhutla itu hanya ada di wilayah Indonesia. “Tidak ada transboundary haze atau asap yang melintas ke negeri tetangga seperti Malaysia atau Singapura,” katanya.

Upaya pemadaman terus dilakukan jajarannya bersama instansi lain seperti TNI-Polri dan BPBD dengan dibantu masyarakat. Total personel yang diterjunkan 9.072 orang yang tersebar di enam provinsi. Yakni, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, dan Kalsel.

Baca Juga:  Gus Jazil Minta Prajurit Awak Kapal Diberi Kenaikan Pangkat

Sementara itu, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI Joni Supriyanto bersama jajaran pejabat teras Mabes TNI dan komando kewilayahan di Riau sudah turun ke beberapa daerah. Mulai Pekanbaru, Taman Nasional Tesso Nilo, Desa Penarikan, hingga Desa Begadu di Pelalawan.

Lantaran berasap, kemarin masyarakat Pekanbaru mengenakan masker saat salat Idul Adha. Misalnya, yang dilakukan jamaah di Masjid Raya An Nur Riau Ahad (11/8). Gubernur Riau Syamsuar yang juga melaksanakan salat Id di masjid Raya An Nur mengajak jamaah untuk memanjatkan doa dan meminta turun hujan kepada Allah.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwir

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari