JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Nama Anggota DPR yang juga politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Arteria Dahlan tiba-tiba menjadi viral di media sosial. Hal itu karena beradu argumen soal Perppu KPK oleh Guru Besar Universitas Indonesia, Emil Salim.
Bahkan saking kesalnya warganet sampai mengubah biodata Arteria Dahlan di laman Wikipedia. “Arteria Dahlan, S.T.,S.H., M.H.B.A.C.O.T adalah seorang tukang bacot pengacara dan politisi yang gila hormat di Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Ya Pokoknya buat keluarga beliau…SABAR aja ya…Gua yang bukan siapa-siapa aja malu apalagi kalian..Sabar ya,” tulis editan Wikipedia Indonesia.
Adapun warganet kesal ke politikus PDIP tersebut karena debat dalam program Mata Najwa pada Rabu (9/10) malam. Dalam program dengan topik Perppu UU KPK tersebut, Arteria dinilai kurang sopan dalam berdiskusi dengan Emil Salim. Arteria berdebat panas bahkan sampai menunjuk-nunjuk Emil Salim yang nota bene lebih tua darinya. Hal ini pun langsung menimbulkan kekecewaan dari para warganet.
Menanggapi hal tersebut, Arteria memberikan penjelasannnya terkait kekecewaan warganet terhadap dirinya. Bahkan dia tidak mempermasalahkan profil di Wikipedia diubah. “Enggak apa-apa, saya mewakafkan diri saya untuk menyatakan yang benar, walau terkesan tidak populer sekalipun,” ujar Arteria kepada JawaPos.com, Kamis (10/10).
Arteria menjelaskan, tidak emosi saat berdebat dengan Emil Salim. Namun dia hanya kecewa dengan Emil Salim yang mengeluarkan pendapat yang keliru mengenai Perppu KPK. Padahal dia bukanlah orang yang berlatarbelakang hukum.
“Tidak emosi. Saya hanya sayangkan seorang tokoh senior yang saya hormati, dimanfaatkan untuk mengutarakan hal-hal yang sebenarnya di luar kapasitas beliau. Awalnya kan saya sangat sopan, tapi ini kan sudah di design. Prof Emil yang nota bene tidak berlatar belakang hukum dan beliau tidak memahami dengan benar materi muatan yang ada di Revisi UU KPK tiba-tiba berpendapat banyak kelirunya,” katanya.
“Sudah dicoba untuk diklarifikasi tapi justru menyerang kehormatan, tidak hanya menghina bahkan menista kami tapi juga institusi DPR. Dan itu dilakukan secara tanpa dasar, berulang-ulang dan dipertontonkan dihadapan jutaan pemirsa TV, maupun suporter Najwa,” tambahnya.
Arteria berujar, saat debat dengan Emil Salim ada yang salah. Karena terus menyerang kehormatan anggota dewan. Sehingga dia melihat ada penggiringan opini yang tidak sehat.
”Saya minta Prof Emil tarik ucapannya. Baca dulu dengan baik materi muatan revisi UU KPK, pahami fakta hukum dan sosial yang ada, bicara sesuai keahlian saja. Beliau kan ekonom tapi bicara seolah-seoleh ahli hukum,” ungkapnya.
Arteria mempertanyakan, Emil Salim besar di era Orde Baru yang prilaku koruprtifnya sangat tinggi. Nah Arteria mempertanyakan. Kemana saat Orde Baru itu ada. Kenapa Emil Salim hanya diam saja. Tidak berbuat banyak.
“Saya juga menanyakan sadar tidak beliau bahwa beliau dibesarkan oleh Orba yang penuh dengan perilaku koruptif. Apa yang beliau perbuat? Jangan tiba-tiba tersadarkan saat ini dan merasa diri lebih hebat lebih bersih dari kami-kami yang di DPR. Apa yang beliau perbuat sewaktu jadi menteri dahulu? Kok enggak berani bicara seperti ini waktu beliau menjabat dahulu, koreksi DPR-nya koreksi presidennya. Kan tidak dia lakukan,” pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman